MENUJU TAK TERBATAS DAN MELAMPAUINYA
“Menuju tak terbatas dan melampauinya.” Bagi penggemar trilogi film Toy Story, kalimat tersebut pasti tidak asing lagi. Kalimat ini sering diucapkan oleh karakter fiksi dalam trilogi film tersebut yang bernama Buzz Lightyear. Dia selalu merasa sebagai sosok pahlawan super penjaga luar angkasa, padahal dia tidak lebih dan tidak bukan hanya sebuah mainan semata. Dari kegemaran menonton trilogi film tersebut sejak anak-anak, kalimat tersebut akhirnya selalu terpatri di benak penulis hingga sekarang.
Bagi penulis, kalimat “Menuju tak terbatas dan melampauinya” begitu indah dan syarat akan makna. Kalimat tersebut tersirat pesan agar setiap manusia harus terus menjaga mimpi dan berkembang tanpa pernah berhenti untuk berharap atau pun menyerah. Penulis pun yakin, siapa pun yang mendengarkan kalimat tersebut pasti akan lebih bersemangat dan termotivasi untuk maju.
Kita mungkin tidak asing lagi mendengar kata korupsi. Jika dilihat dari pengertiannya, kata korupsi berasal dari bahasa latin yakni, corruptio atau corruptus. Corruptio memiliki arti beragam yaitu, menghancurkan atau tindakan merusak. Kata corruption juga bisa diartikan kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, tidak bermoral, atau ucapan yang menghina atau memfitnah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagianya) untuk kepentingan pribadi atau orang lain. Dilihat dari beberapa pengertian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa korupsi merupakan tindakan suatu penyelewengan dana lembaga atau instansi yang dilakukan suatu oknum, baik itu perorangan atau pun kelompok.
Tak dipungkiri, Indonesia merupakan salah satu negara yang tingkat korupsinya sangat tinggi. Menurut data lembaga Transperency International, Indonesia menempati ranking 96 dengan skor 38 dari skala 100 dalam Indeks Persepsi Korupsi (IPK). Hal ini jelas bukan suatu prestasi yang membanggakan, apalagi kita sebagai masyarakat pasti menginginkan negara atau pun sistem birokrasi negara kita ini bersih dari praktik suap maupun korupsi. Namun, kenyataannya berbeda jauh dari realita yang kita harapkan, karena semakin kecil nilai atau skor IPK suatu negara, maka semakin minim juga kepercayaan publik terhadap negara tersebut. Berdasarkan hal tersebut, kalimat Menuju tak terbatas dan melampauinya paling tidak seperti oase di tengah gurun pasir yang gersang. Penulis merasa kalimat tersebut bisa jadikan pelecut semangat bagi kita untuk memerangi korupsi.
Bagaimana cara kita memerangi korupsi? Penulis merasa kita sebagai individu harus menerapkan anti korupsi di mulai dari diri kita sendiri. Sebagai seorang pendidik di suatu madrasah, penulis juga berusaha selalu menanamkan pendidikan karakter kepada peserta didik. Di sekolah maupun madrasah, wujud anti korupsi bisa kita terapkan ke dalam nilai kejujuran, kemandirian, berani, tanggung jawab, sederhana, peduli, disiplin, adil, dan kerja keras. Jika sembilan hal tersebut diterapkan kepada peserta didik, penulis yakin bahwa kita bisa menerapkan anti korupsi sejak dini. Karena peserta didik di sekolah maupun madrasah merupakan generasi penerus bangsa yang nantinya akan menjalani dan memimpin negeri kita ke depannya dan menjadikan negara kita ini terbebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Memang menanamkan pendidikan karakter anti korupsi kepada peserta didik atau generasi muda tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan. Kita harus telaten dan menjadi suri teladan bagi mereka semua. Oleh karena itu, kalimat menuju tak terbatas dan melampauinya” harus kita pahami dan resapi, agar para generasi muda bisa mencontoh dari individu yang benar. Harapan ke depannya kita bisa mengedukasi generasi muda dalam hal ini peserta didik untuk mempunyai nilai kebajikan pada diri mereka, sehingga dalam keseharian mereka dapat terhindar dari praktik korupsi maupun suap. Mari kita pekikkan kalimat, “Hindari suap, jauhi korupsi!”
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar