Anis yuaida

Anis Yuaida adalah seorang guru di sebuah Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kauman Tulungagung. Menjadi guru adalah panggilan hidupnya. Dunia menulis menjadi ho...

Selengkapnya
Navigasi Web
Merajut Kasih di Tengah Pandemi
"Pandemi covid 19 telah mengubah kehidupan kita saat ini kita hidup dalam ketidakpastian, tetapi kita harus siap dan menyesuaikan keadaan"

Merajut Kasih di Tengah Pandemi

 

Oleh: Anis Yuaida

Virus Corona masih menjadi topik hangat yang sering diperbincangkan. Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) merebak sejak Desember 2019 di Wuhan, China menyebabkan jutaan orang terinfeksi. Efek atau sisa-sisa dampak wabah virus corona utamanya menerpa soal ekonomi, serta perilaku kehidupan manusia yang harus jaga jarak dan bermasker ria.

Terpampang dimana-mana, baliho, spanduk-spanduk, selebaran sebuah ungkapan iklan layanan masyarakat yang memperingatkan agar kita terus waspada adanya sebaran virus wabah corona ini. Tampaknya memang sudah tidak apa, namun perlu kita tetap menjaga jarak fisik antar sesama, bermasker, dan seringlah cuci tangan denagn sabun. Selain itu, perlu berolahraga agar tubuh tetap fit dan sehat walafiat.

Terpaan ekonomi masyarakat begitu terasa ditengah pandemi Covid-19 ini. Betapa harga barang-barang mentah sebagai bahan kebutuhan masyarakat terasa murah, tetapi jumlah pembeli yang justru menurun drastis. Dipicu juga berkurangnya acara-acara yang melibatkan berkumpulnya massa saat pandemi Covid-19 seperti hajatan, dll. Mulai sayuran, bumbu-bumbu dapur begitu murah, banyak pedagang yang mengeluh dengan situasi ini karena sepi pembeli.

Pandemi virus corona atau Covid-19 telah merubah tatanan kehidupan masyarakat. Tak hanya berdampak pada kesehatan dan ekonomi, namun juga pola pendidikan yang berubah signifikan. Dimana yang semula pembelajaran berada dalam ruang kelas dengan tatap muka, namun kini para pelajar di Indonesia mulai dari TK, SD, SMP, hingga SMA/SMK bahkan perguruan tinggi harus menjalani pola pembelajaran dengan sistem Daring (dalam jaringan). Ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran No.4 tahun 2020, tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dala masa darurat penyebaran Corona Virus Disiase 2019 (Covid-19). 

Ditengah merebaknya pandemi Covid-19 ada seorang tetangga yang dinyatakan positif terkena Covid-19. Keresahan masyarakat mulai melanda. Satu, dua, keluarga tetangga dekatku mulai meninggalkan kampung untuk mengamankan diri di tempat kerabatnya di desa lain. Aku ceritakan kepada anak-anak apa yang sedang terjadi disekitar. Aku beri pengertian mereka agar tidak usah takut tetapi tetap waspada dan berhati-hati. Aku sarankan untuk istirahat cukup. Makanan sehari-hari untuk keluarga aku perhatikan benar agar tercukupi, seperti sayur hijau dan lauk yang seimbang. Tidak ketinggalan setiap habis sholat maghrib aku sediakan teh manis bercampur jeruk nipis, hangat-hangat aku suguhkan kepada 8 anggota keluarga kami. Juga masak daun kelor seminggu sekali, konon katanya bisa meningkatkan imun bagi tubuh.

Sore hari biasanya ramai anak-anak mengaji di madrasah samping rumahku. Akhirnya diliburkan juga selama lebih kurang 2 minggu. Riuh anak-anak bermain dihalaman depan juga tidak terlihat lagi, suasana lengang, sepi. 

Tapi sedikitpun aku tidak merasa takut. Karena aku yakin selama ini sudah menerapkan protokol kesehatan beserta keluarga besarku sesuai yang dianjurkan pemerintah. Bagaimanapun aku merasa bahwa sangat berat bagi keluarga yang menanggung bilamana salah satu dari anggota keluarganya ada yang dinyatakan positif terkena Covid-19. Aku membentu semampuku dengan mengirim masakan-masakan olahanku, diantaranya sayur kelor. Menurut yang aku baca bisa meningkatkan kekebalan tubuh. Aku siapkan 3 bungkus tiap hari untuk 3 keluarga tetangga samping rumahku karena harus isolasi mandiri selama 14 hari kendati hasil swabnya negatif.

Aku bersyukur tetanggaku yang sedang menjalani karantina berkenan menerima masakanku, dengan menu bergantian tiap hari. Aku yakin sebenarnya tetanggaku sudah menyiapkan masakan sendiri, tapi tentu terbatas karena mereka belum boleh keluar rumah untuk interaksi dengan orang lain. Meskipun tukang sayur tiap hari datang hanya untuk meletakkan pesanannya di pagar rumah, tentu saa itu terbatas. Sementara aku bisa keluar, belanja kemanapun sesuai keinginanku dengan aneka pilihan yang bisa kubeli. Aku merasa tidak terbebani dengan memasak lebih banyak dari biasanya karena semua yang aku beli murah harganya langsung dari penjual di pasar. Aku tidak punya pamrih apa-apa, tulus dari lubuk hatiku berbuat untuk tetanggaku yang terdampak virus corona. Semoga pandemi Covid-19 ini lekas berlalu, kehidupan kembali normal seperti sediakala.

Di grup jamaah yasin tahlil ibu-ibu sekitar lingkunganku, aku menulis sebuah pesan agar warga tidak usah takut, tetap menjaga kesehatan, mematuhi protokol kesehatan dan selalu berpikir positif. Harus saling mensupport, bahu-membahu khususnya bagi keluarga yang tertimpa musibah terkena corona. Kita tidak boleh memandang itu sebuah aib, siapapun tidak ada yang mau menerima semua ini. Kita bisa bisa menjalani semua ini dengan saling bertenggang rasa, tepo seliro, kita hadapi bersama-sama. Dengan peran kita masing-masing, bersungguh-sungguh, semakin meningkatkan iman kepada Allah Yang Maha Kuasa, memohon kepada Allah semua akan berjalan baik, dalam ketidakpastian sampai kapan ini semua akan berakhir. Kita semua harus siap dengan kemampuan yang telah dianugerahkan Sang Khaliq sebagai makhluk yang sempurna membangun peradaban ini dengan situasi dan kondisi yang sungguh sangat berbeda dengan sebelum Covid-19 melanda. Yakinlah, semua punya kesulitan, punya kondisi berbeda, saling bergandeng tangan membangun dunia apapun kondisinya, mengisi dengan peran masing-masing. Manusia sebagai makhluk yang sempurna, kita punya kemampuan beradaptasi. Tercapai semua, semoga.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasannyang komplet dan lugas. . . bagus bund. Salam Literasi. . . sukses selalu

19 Nov
Balas

Bu Anis, tulisan jenengan bagus. Kebetulan bahasan kita serupa, yaitu pandemi. Monggo dilanjut nulisnya. Semangat.

09 Nov
Balas

Mantap mbak Yua..., dgn pandemi banyak berdampak positif trhdp kehidupan sosial, salah satunya peduli trhdp tetangga...salam santun dr ratualit di Brojomusti

14 Oct
Balas



search

New Post