Anis Yuni Astuti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

STRUKTUR PERCAKAPAN DAN SELUK-BELUKNYA

A. Pengertian percakapan

Pengertian Percakapan itu sendiri sesungguhnya berkaitan erat dengan pengertian bahasa. Bahasa diperlukan sebagai media dalam komunikasi verbal. Kaidah-kaidah bahasa dirumuskan dalam bentuk yang mencirikan elemen bahasa seperti fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Analisis percakapan merupakan suatu rangkaian yang menarik dalam ilmu komunikasi. Pada dasarnya percakapan merupakan manifestasi dalam membangun sebuah interaksi. Dalam struktur percakapan terdapat “suatu kesempatan bicara” atau hak untuk bicara. Kesempatan tersebut memotivasi seseorang berusaha untuk mengambil alih giliran yaitu pengambilan giliran. Kemungkinan adanya suatu perubahan siapa yang mendapat giliran bicara tersebut.

B. ANALISIS STRUKTUR PERCAKAPAN

Struktur percakapan disebut juga organisasi percakapan. Struktur percakapan tidak dapat kita lihat dengan begitu jelas seperti halnya struktur fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Struktur percakapan ini diperoleh berdasarkan pengamatan situasi-situasi ketika percakapan sedang terjadi. Analisis percakapan merupakan suatu rangkaian yang menarik dalam ilmu komunikasi. Pada dasarnya percakapan merupakan manifestasi dalam membangun sebuah interaksi. Dalam struktur percakapan terdapat “suatu kesempatan bicara” atau hak untuk bicara. Kesempatan tersebut memotivasi seseorang berusaha untuk mengambil alih giliran yaitu pengambilan giliran. Kemungkinan adanya suatu perubahan siapa yang mendapat giliran bicara tersebut. Tempat terjadinya perubahan giliran yang mungkin tersebut disebut Tempat Relevansi Transisi (Transition Relevance Place atau TRP). Dalam setiap kelompok sosial, ada ciri-ciri pembicaraan ( atau tidak adanya pembicaraan) yang biasanya berkaitan dengan TRP. Entitas penggunaan bahasa dalam percakapan tersebut dapat dilihat dua aspek yaitu aspek isi percakapan dan aspek formal percakapan. Aspek isi percakapan ini meliputi topik yang menjadi pokok pembicaraan, dan penyampaian topik dalam percakapan. Adapun aspek formal percakapan meliputi hal-hal bagaimana percakapan itu bekerja, aturan-aturan yang dipatuhi, dan bagaimana mekanisme dalam memperoleh kesempatan bicara atau giliran bicara (turn-taking). Giliran bicara (turn-taking) adalah waktu dimana penutur kedua mengambil alih giliran berbicara dari penutur sebelumnya, dan juga sebaliknya. Pengambilan giliran ini merupakan suatu bentuk aksi sosial yang berjalan menurut sistem pengaturan setempat secara konvensional. Pergantian dari setiap penutur berikutnya sangat dihargai. Pertukaran disertai dengan kesenyapan yang lama atau adanya overlaps. Apabila pertukaran yang disertai dengan kesenyapan yang lama diantara dua giliran, maka dirasakan percakapan yang terjadi terasa kaku. Jeda yang sangat pendek merupakan bentuk keragu-raguan, sedangkan jeda yang panjang menjadi kesenyapan. Strategi dalam turn-taking ada tiga jenis yaitu:

a. Taking the floor yaitu waktu dimana penutur pertama atau penutur selanjutnya mengambil alih giliran bicara. Jenis-jenis taking the floor antara lain: - Starting up (mengawali pembicaraan) bisa dilakukan dengan keragu-raguan atau ujaran yang jelas. - Taking over yaitu mengambil alih giliran berbicara (bisa diawali dengan konjungsi). - Interupsi, yaitu mengambil alih giliran berbicara karena penutur yang akan mengambil alih giliran bicara merasa bahwa pesan yang perlu disampaikan oleh penutur sebelumnya sudah cukup sehingga giliran bicara diambil alih oleh penutur selanjutnya. - Overlap, yaitu penutur selanjutnya memprediksi bahwa penutur sebelumnya akan segera memberikan giliran berbicara kepada penutur selanjutnya, maka ia mengambil alih giliran berbicara. Lambang transkripnya (//)

b. Holding the floor, yaitu waktu dimana penutur sedang mengujarkan ujaran-ujaran, serta bagaimana penutur mempertahankan giliran berbicaranya.

c. Yielding the floor yaitu waktu dimana penutur memberikan giliran berbicara kepada penutur selanjutnya.

C. Jeda , Tumpang-Tindih, dan Saluran Belakang (Backchannel)

Sebagian besar waktu percakapan terdiri atas dua partisipan atau lebih yang bergiliran, dan hanya satu partisipan yang bertutur pada satu waktu. Transisi-transisi yang lancar dari satu penutur ke penutur lainnya tampaknya dinilai. Transisi-transisi dengan diam panjang antara giliran-giliran tutur atau dengan tumpang-tindih (overlapping) yang banyak (yakni kedua penutur mencoba bertutur pada saat yang sama) dirasa kaku. Bila dua orang berusaha melakukan percakapan dan menemukan tidak ada ‘aliran’, atau irama yang lancar pada transisi-transisi mereka, hal-hal yang dikomunikasikan jauh lebih banyak dari pada yang dikatakan. Ada rasa jarak, tidak adanya keakraban atau ketenangan

D. GAYA PERCAKAPAN

Banyak ciri yang mengkarakterisasikan sistem giliran tutur percakapan berkaitan dengan maksud oleh para penggunanya. Bahkan dalam suatu komunitas penutur yang luas, sering kali ada banyak variasi yang bisa menyebabkan kesalahpahaman. Misalnya, beberapa individu mengharapkan bahwa partisipasi dalam suatu percakapan akan sangat aktif sehingga tingkat bertuturakan akan relatif cepat, dengan hampir tidak ada jeda antara giliran-giliran tutur, dan dengan tumpang tindih (overlap) tertentu atau bahkan penyelesaian giliran tutur penutur lainnya. Inilah salah satu gaya percakapan. Gaya ini disebut gaya keterlibatan tinggi. Ini sangat berbeda dengan gaya lain ketika partisipan menggunakan tingkat percakapan yang lebih lambat, mengharapkan jeda-jeda yang lebih panjang antar giliran tutur, tidak terjadi tumpang tindih, dan menghindari interupsi atau penyelesaian giliran tutur pihak lain. Gaya tanpa interupsi, tanpa desakan lain disebut gaya kecermatan yang tinggi. Bila seorang penutur yang biasanya menggunakan gaya yang pertama terlibat dalam percakapan dengan seorang penutur yang biasanya menggunakan gaya yang kedua, pembicaraan cenderung bePada dasarnya bagian pertama yang berisi permohonan atau tawaran yang khusus dibuat dengan harapan bahwa bagian merupakan persetujuan atau pengabulan. Pengabulan secara struktural memungkinkan daripada penolakan jalan satu arah. Gaya partisipasi aktif akan cenderung menguasai gaya yang lain. Kedua penutur tidak selalu mengetahui bahwa gaya percakapanlah yang sedikit berbeda. Malahan, penutur yang lebih cepat dan berapi-api mungkin gagasan untuk dibicarakan, pemalu, dan mungkin membosakn atau bahkan tolol. Sebaliknya, dia mungkin dipandang sebagai orang yang bising, suka mendesakn, suka menguasai mementingkan diri sendiri, dan bahkan mengjengkelkan. Ciri-ciri gay percakapan akan sering diinterpretasikan sebagai sifat-sifat kepribadian.

E. PASANGAN BERDEKATAN

Pasangan ajasensi (adjacency pairs) merupakan jenis tuturan oleh penutur yang membutuhkan jenis tuturan dari penutur yang lain. Tuturan ini terjadi secara berpasangan, yang terdiri atas bagian pertama dan bagian kedua. Misalnya tuturan: Siapa namamu?, tuturan ini secara tidak langsung mempunyai esensi sebuah jawaban yang ditujukan terhadap penutur kedua.

F. STRUKTUR PREFERENSI

Pada dasarnya, bagian pertama yang mengandung suatu permintaan atau tawaran biasanya dibuat dengan harapan bahwa bagian kedua akan berupa penerimaan. Penerimaan secara struktural lebih mungkin daripada penolakan. Kemungkinan struktural ini disebut preferensi. Istilah ini digunakan untuk menunjukkan pola struktural yang ditentukan secara sosial dan tidak mengacu pada keinginan-keinginan mental atau emosional individu tertentu. Dalam penggunaan kata secara teknis ini, preferensi merupakan pola yang dapat diamati dalam pembicaraan dan bukan keinginan personal. Struktur preferensi membagi bagian kedua menjadi tindakan sosial yang disukai (preferred) dan tindakan sosial yang tidak disukai (dispreferred). Tindakan sosial yang disukai merupakan tindakan selanjutnya yang diharapkan secara struktural dan tindakan yang tidak disukai merupakan tindakan selanjutnya yang secara struktural tidak diharapkan. Bagian Pertama Bagian Kedua Yang Disukai Yang tidak disukai Penilaian Setuju Tidak setuju Ajakan Menerima Menolak Tawaran Menerima Cenderung Usulan Setuju Tidak setuju Permintaan Menerima menolak Pola-pola Umum Struktur-struktur yang Disukai dan yang Tidak Disukai (menurut Levinson 1983)

DAFTAR RUJUKAN

Yule, George. Jumadi Ed. 2006. Pragmatik. Banjarmasin: PBS FKIP Universitas Lambung Mangkurat http://jasonwalkerpanggabean.blogspot.co.id/2013/12/makalah-pragmatik-struktur percakapan.html diakses pada tanggal 10 november 2016 http://viacerriwaiza.blogspot.co.id/2012/06/pragmatik-struktur-percakapan.html diakses pada tanggal 10 november 2016

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Materinya sangat bermanfaat, ditunggu materi selanjutnya

18 Apr
Balas

Terimakasih materinya ini bisa menambah wawasan saya semangat terus

18 Apr
Balas

Terimakasih materinya ini bisa menambah wawasan saya semangat terus

18 Apr
Balas

Terimakasih materinya ini bisa menambah wawasan saya semangat terus

18 Apr
Balas

Artikel yang dibuat sangat menarik dan mudah untuk dipahami

18 Apr
Balas

terimakasih kak, materi yang disampaikan sangat bermanfaat

19 Apr
Balas

Materi yang dimuat sangat bermanfaat

18 Apr
Balas



search

New Post