Anita Herlina Setianti

Lahir di Rembang, 3 agustus 1987. Sekarang mengajar d SDN Sukorejo...

Selengkapnya
Navigasi Web

1 Tahun yang Lalu (tantangan hari ke-172)

Mengingat satu tahun yang lalu di awal bulan Maret benar-benar menguras tenaga, pikiran, dan uang. Akhir Februari Alhamdulillah ujian sidang tesis. Di awal Maret revisi, ada agenda ketempatan arisan suami. Qodarullah kakek posisi mulai sakit.

Anak-anak PTS juga. MasyaAllah.. bismillah. Sambil ngoreksi ujian, juga menyelesaikan revisis tesis. Lalu agenda arisan di awal bulan saja. Sempat berpikir bagaimana kalau diundur saja. Karena kakek di rumah sakit. Revisi juga belum selesai. Corona mulai membayangi walau belum sampai di kota kami.

Memberanikan diri mengambil keputusan tersebut. Konsekuensinya, semua masakan dan Snack membeli. Alhamdulillah acara arisan berjalan lancar. Posisi saat itu, kakek masih di rumah sakit.

Selasa berangkat ke Kudus minta ACC dosen penguji Alhamdulillah dapat semua. Tinggal melengkapi berkah pendaftaran wisuda. Deadline terakhir Jumat minggu ini juga. Sampai rumah pukul 5 sore. Mengambil anak ke budhe ya. Diminta ibu agar mengambil nenek ke rumah.

Soalnya bapak mau menemani ibu di rumah sakit. Jadi kasihan kalau di rumah sendirian. Akhirnya tak bawa ke rumah dengan membonceng kepasa saya. Sehabis Isyak diberitahu suami kalau kakek kritis dan dibawa ke ICU. Tapi nenek jangan diberitahu.

Inilah hal yang lumayan sulit saya lakukan. Berbohong. Ya, saya berbohong kepada nenek. Ketika ditanya kok suami saya dari rumah sakit tidak pulang-pulang kenapa? Saya hanya menjawab kalau ada tamu banyak. Tapi beliau sudah mempunyai ikatan batin. Mau tidur tidak enak perasaanya. Pukul 10 malam akhirnya anak-anak dan nenek tidur. Suami juga sudah pulang.

Setelah berbincang-bincang dengan suami, saya melanjutkan revisi file pdf untuk melengkapi berkas perpustakaan. Sampai pukul 1.30 saya belum tidur. Ada telefon dari om saya di rumah sakit. Feeling saya sudah kuat. Benar saja. Kakek sudah meninggal dunia. Akhirnya saya membangunkan pelan-pelan nenek. Beliau langsung menangis. Suami langsung mengeluarkan mobil untuk membawa nenek pulang ke rumah.

Jenazah sudah perjalanan dari rumah sakit. Saya tidur barang sebentar untuk tenaga. Walau mata rasanya harus terjaga. Pukul 5 anak-anak saya bangunkan. Kemudian cari sarapan terlebih dahulu. Tidak sempat masak akhirnya beli makanan.

Anak paling kecil saya titipkan ke budhe agar tidak terlalu merepotkan. Kasihan juga tidurnya nanti bagaimana. Saat itu melepas sejenak beban tesis. Memberi infomasi di kampus agar diberi keringanan. Alhamdulillah ditunggu sampai Sabtu. Kamis malam Jumat saya baru menyentuh tesis.

Alhamdulillah banyak yang membantu. Entah dari mana datangnya. Jumat akhirnya ke kampus menyelesaikan pendaftaran. Sampai rumah hampir magrib. Langsung beberes untuk tahlil rutin almarhum. MasyaAllah.. kalau mengingat ini rasanya seperti berkejar-kejaran waktu. Allah maha baik, memantaskan dan mencukupkan hambaNya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kenangan yang tidak akan terlupakan.

25 Feb
Balas

Nggih Bun.Gedebugan Bu klo bahasa jawanya

25 Feb



search

New Post