Oleh: Anita Rakhmi, S.Pd.

Pada akhirnya harus ikhlas dan sabar menerima apapun yang dituliskan Allah kepada kita. Meski ada juga yang berpendapat jika setiap yang terjadi pada kita itu kita sendiri penyebabnya, misal ketika sakit, belum tentu semata-mata itu diberikan Allah, tapi karena kita yang tidak mampu menjaga kesehatan atau karena kurang mensyukuri nikmat sehat yang diberikan. Namun, kembali lagi, jika kita yakin akan keberadaanNya, maka apapun yang terjadi dimuka bumi dan yang kita alami tak lepas dari campur tanganNya pula.

Oleh karena itu, ketika diri harus kembali menikmati rasa sakit, secara otomatis bercermin dan mencari tahu, dimana kecerobohan diri yang menyebabkan sakit ini kambuh lagi, selain itu, juga melihat kembali perilaku dan lisan yang mana dengan siapa yang telah melukai hingga jadikan diri ini harus menanggung rasa sakit sebagai imbalannya.

Beberapa saat merenung dan mencoba menemukan kekurangan yang harus dibenahi setelah ini. Setidaknya selain berupaya untuk lebih menjaga kualitas kesehatan juga lebih memperbaiki sikap perilaku baik dengan diri sendiri dan terutama dengan orang lain. Semakin bertambahnya usia, sudah seharusnya jika lebih mdmpu mawas diri dan menjaga diri dari sikap dan perilaku yang menyakiti hati.

Dan, yang perlu diperhatikan lagi, bahwa apapun upaya kita untuk lebih baik tidak terlepas dari tanggapan orang lain, baik yang senang atau tidak dengan diri kita. Kita harus berupaya untuk tidak mudah terpengaruh dengan komentar mereka yang tidak suka agar niat baik kita untuk memperbaiki diri tetap terjaga dan yang pasti kesehatan kita secara tidak langsung akan menyertainya