Di kala pandemi, banyak rekan dan kerabat yang berjuang mengisi kekosongan rutinitas biasanya dengan rutinitas baru. Ada yang mencoba menemukan hobi baru dengan berkebun, mengoleksi tanaman, mengolah masakan di rumah, atau bersepeda keliling kota tiap akhir pekan.

Ada juga yang menggali potensi lamanya, mengulang kembali kegiatan-kegiatan masa lalu yang sempat terhenti karena satu dan lain hal. Mereka yang dulu rajin membaca buku, kini membongkar kembali koleksi novelnya yang sudah berdebu. Ada juga yang merekam sisi musikalitasnya lewat audio atau video sehingga memiliki kenangan akan lantunan musiknya yang tak pernah dilakukan sebelumnya.

Semua terjadi karena waktu. Ketika dahulu kita seolah dikejar waktu dan 24 jam seakan tak cukup, kita nyaris tak punya waktu khusus untuk kegiatan di luar rutinitas. Namun kini, saat semua aturan berubah akibat pandemi, waktu terasa tiada pernah habisnya sehingga berbagai rutinitas baru tercipta.

Saya termasuk yang mencoba menggali kembali rutinitas lama. Membongkar koleksi novel sudah, tapi melahapnya kembali satu per satu masih kalah dengan bingewatching serial di Netflix.

Potensi lama yang kembali hadir adalah menulis dan menari. Rasanya sudah berabad tidak mencoba menekuni dua aktivitas ini kembali. Kini saya mencoba meraihnya kembali. Bergabung dengan komunitas guru penulis dan sesekali mengikuti kelas tari virtual ternyata mampu menginspirasi. Belum lagi ada sensasi seolah menemukan kembali harta karun yang terpendam. Tentu saja sembari kerja keras dan berharap bisa melahirkan karya meski tak seberapa.

Semoga impian selanjutnya untuk melanjutkan studi juga dibuka dan dipermudah jalannya...