Anizar

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengubah Iri Menjadi Motivasi

Mengubah Iri Menjadi Motivasi

Namanya sering ku dengar, dan kegiatannya sering ku ikuti. Aku pun sering membaca profil semua kegiatannya di Facebook, bahkan teman-teman sesama guru PAUD/ RA sering menyebut namanya. Ada rasa penasaran dengan sosok anggun dan kecerdasannya, pingin tau kehebatan beliau dalam berolah kata, sering mendengar caranya mendongeng dan mengajarkan beberapa hal yang berhubungan dengan PAUD/RA.

Rasa ingin menjadi sahabatnya, membuatku berusaha sok akrab dengan beliau, Alhamdulillah Allah mempertemukan kami dalam suatu acara di IGRA (Ikatan Guru Raudhatul Athfal ) kota Medan.

Sepintas lalu nampak orangnya agak sombong, dan sulit untuk didekati, bahkan ada seorang temanku yang mengatakan bahwa dia orangnya susah berteman dengan sembarang orang. Tapi rasa ingin mengenalnya secara dekat, membuatku menepis anggapan teman yang lain. Berbagai cara ku coba untuk memulai pendekatan padanya.

Sering melihat beliau memposting buku-buku hasil karangannya, dan sering komen di facebook miliknya, yang akhirnya membawa beliau untuk mengajakku untuk mengikuti sebuah acara yang bernama MWC 3 Bukit Tinggi.

Niat awal ku mengikuti acara itu, jujur hanya karna ingin jalan-jalan ke Bukit Tinggi, dan hanya ingin lari dari rutinitasku sebagai seorang kepala sekolah PAUD/RA. Akhirnya ku menyetujui untuk mengikuti acara itu .

Sepanjang perjalanan menuju ke Bukit Tinggi, entah mengapa niatku tiba-tiba berubah. Rasa iri akan keberhasilannya dalam membuat buku hingga mendapat penghasilan dari buku, yang membuatku ingin mengikuti jejaknya begitu kuat. Dan rasa tak ingin menyia-nyiakan restu suamiku dan anak-anaku yang telah memberi izin padaku untuk pergi mengikuti kelas menulis, dan ingin melihat uminya punya buku, membuat tekadku semakin kuat.

Hari pertama mengikuti acara MWC 3, semangatku sudah kena virus menulis, rasanya terlalu banyak hal yang akan ku ungkapkan lewan tulisan, terlalu banyak kisah yang ingin ku bagikan lewat tulisan. Sampai bingung menguntai kata demi kata, yang seakan berdesakan ingin keluar dari pikiranku.

Sebulan waktu yang diberikan oleh media guru untuk menyiapkan buku ini, berusaha kusia-siakan. kegiatanku yang terlalu padat, karna harus mengurus keluarga dan pekerjaanku membuatku melupakan buku ini.

Tapi ada perasaan berdosa yang selalu menghantuiku, ada rasa yang serperti di buru-bru dan di kejar-kejar oleh beban yang sangat berat. Ada hutang yang harus aku bayarkan segera, ada janji yang harus aku tepati.

Tapi tetap rasa tida percaya diri akan hasil tulisanku membuat ku seperti ingin menyerah saja. Aku tak yakin ada orang yang akan membaca bukuku ini, aku tidak yakin ada orang yang akan membaca kisahku dalam buku ini. Dan apakah buku ini layak untuk di baca?.

Saat –saat terakhir pendaftaran HGN, aku seakan pasrah akan keadaanku. Tidak mungkin rasanya HGN itu ku ikuti. Hampir setiap saat grup WA selalu ku baca, dan tanda-tanda coverku akan hadir tidak jua kutemui. Bahkan yang ada hanya rasa iri dengan cover para sahabat yang lain, covernya keren –keren, dan aku tak berani membayangkan coverku seperti apa.

Detik-detik berakhirnya pendaftaran itu, tiba-tiba ada pesan yang masuk di wa ku, dan ku lihat pesan dari sahabat motivatorku. Beliau menanyakan gimana keadaanku, apakah aku jadi ikut HGN, dengan jawaban yang ragu-ragu ku jawab,”maaf bu saya tak ikut, karna mungkin bukuku tak layak untuk dibaca oleh orang lain”.

Dengan semangat beliau terus membujukku, bahkan membantuku untuk mendaftarkan namaku untuk mengikuti HGN itu. Bahkan beliau membantuku untuk memeperbaiki sinopsisku, yang mungkin membuat tiem Media Guru bingung untuk menentukan coverku. Setelah sinopsisku di perbaiki dan beliau juga yang membantuku untuk menyakinkan tiem Media Guru untuk membantu membuatkan coverku,agar ijin dari pihak Yayasan Ku dapat.

Alhamdulillah, seperti sebuah mimpi indah, tepat pukul 00.03 wib coverku telah dikirim oleh Bu Lilik, lewat WA ke hpku. Sampai aku tak dapat melukiskan kata-kata lagi, malam itu tidurkupun gelisah. Aku tidak tau apakah ini juga di rasakan oleh sahabat penulis pemula sepertiku atau hanya aku saja yang merasakannya, seperti jatuh cinta pertama kali, selalu ku pandangi cover itu.

Pagi harinya, kusampaikan berita gembira itu pada suamiku dan pada sahabat motivatorku. Ucapan terimakasih dan kegembiraanku sampaikan, hanya Allah lah yang akan membalas semua kebaikan dan ketulusannya dalam membantuku dan memotivasiku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post