Helo, perkenalkan saya Anna Argiyanti, tahun 2016 lalu saya telah wisuda dari PTS di Surakarta. Jangan ditanya tentang perasaan saya, jelas bahagia haru bercampur cemas. Cemas ? Yaaa, karena saya belum bisa untuk meringankan beban bangsa ini. Yang ada pasca saya lulus menjadi beban negara. Benar saja ! H + 1 wisuda, saya menjadi beban negara.

Saya mengambil jurusan Pendidikan Biologi (dengan terpaksa) bukan keinginan saya, tapi keinginan orangtua saya. Meskipun itu bukan cita saya, tapi ketika kuliah saya tak mau semena-semena. Saya tetap serius. Sangat bersyukur, saya lulus tepat waktu dan IPK saya tidak seburuk yang saya kira. Setidaknya saya bisa tersenyum ketika melihat angka itu dilembar transkip nilai. Dan ketika saya jalan menuju podium, saya melihat setetes air mata disudut mata bapak. Mungkin bapak ingin mengatakan “Satu tugas bapak sudah selesai.”

Nyaris enam bulan saya berdiam diri di rumah tanpa melakukan aktivitas yang berfaedah, sempat beberapa waktu saya pergi ke beberapa kota di Jawa Tengah. Di perjalanan saya banyak bersyukur, ternyata hidup saya lebih baik dan begitu beruntungnya dipertemukan dengan orang-orang hebat yang menjadi titik-titik pusat perubahan hidup saya.

Bulan Januari 2017, saya dipanggil menjadi guru honorer salah satu SMA negeri (sekali lagi, ini bukan keinginan saya). Di SMA tersebut saya menggantikan guru PNS yang telah pensiun. Saya mengajarkan pelajaran Biologi untuk kelas X. Saya merasa jika saya belum maksimal dalam mengajar. Namun saat berpapasan dengan siswa kelas X, mereka selalu menanyakan “Ibuuu, nanti kelas XI sama ibu lagi kan belajar Biologi-nya ? Soalnya kalau sama ibu kita jadi paham.” hati mana yang tak terenyuh mendengar pertanyaan seperti itu dari siswa ?. Terkadang ucapan “Selamat pagi ibuuu ..” “Helo, Morning ibu ! How are you today ?” “Semangat ya ibu ngajarnya !” dan itu alasan #pertama saya bertahan menjadi seorang guru.

#PesertaPelatihanSaguSabuCianjur