Bimbang. Terselip rasa enggan untuk kembali pulang. Hingga tergelitik untuk mencari arti hiatus yang sebelumnya tidak pernah terdengar, namun sekarang kerap lalu lalang terkait dengan label penulis sebagai pecinta drakor garis keras. Sejatinya hiatus memiliki arti peralihan di antara dua monoftong yang berdampingan, yang membentuk dua suku yang berurutan tanpa jeda atau konsonan antara (https://kbbi.web.id/hiatus)

Merangkum beberapa tulisan blogger, hiatus secara garis besar berarti berpisah sementara. Hiatus adalah kata yang berasal dari bahasa Latin, yang artinya gap. Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia, setara dengan celah atau renggangan. Hiatus bisa juga diartikan rehat sejenak, penundaan atau penangguhan, berpisah sementara atau maksud yang sejenis dengan kalimat tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari kata hiatus bisa digunakan dan diartikan sebagai keadaan berhenti sejenak dari aktivitas rutin, berpisah sejenak dari kebersamaan dalam kurun waktu tertentu dan suatu saat bersama kembali. Lumrah jika sebagai individu terbit rasa untuk hiatus dari segala kesibukan dan kerumitan yang ditimbulkan. Pernahkah anda mengalami atau hanya diri ini yang mencari kegalauan tiada henti?

Lalu apa yang akan terjadi jika pendidik bermaksud hiatus dengan dunianya? Tentu saja hal tersebut tidak boleh terjadi. Mengapa? Akan terlalu banyak yang harus dikorbankan. Siapa saja mereka? Pastinya yang paling terdampak adalah para peserta didik, mereka merasa kehilangan sosok pendidik yang seharusnya mereka teladani. Kemudian yang patut diingat bahwa pendidik terikat dengan janji suci untuk mengabdi pada dunia pendidikan, mencerdaskan anak bangsa agar tercapai tujuan mulia. Jadi, masihkah terbetik rasa untuk hiatus atau bertekad jalan terus?