Anne M. Anwar

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Sepenggal Kisah

Sepenggal Kisah?

Kegiatan belajar yang bergulir dipersekolahan telah dimulai sejak tiga bulan yang lalu. Tibalah saatnya pembagian hasil belajar untuk tiga bulan pertama. Aku dan putra sulungku sejak pagi buta telah mempersiapkan diri untuk bertandang ke tempat itu. mulai dari perlengkapan sederhana berupa pakaian yang hendak kami kenakan, sarapan kami dihari itu, hingga sejumlah dana yang disiapkan guna keperluan mendadak yang mungkin diperlukan sebagai bahan anti sipati kalau-kalau terjadi pungutan-pungutan yang memang biasa terjadi meski tidak jelas peruntukannya.

Matahari mulai naik, cahayanya begitu terang dan hangat menyapa tubuh kami yang baru saja meninggalkan damainya suasana rumah. Dalam hati tak henti-hentinya kupanjatkan rasa syukur yang teramat dalam, “Alhamdullilah, Alhamdullila h, Alhamdullilah ya Robb. Sungguh tak terasa perjalanan pendidikan putra pertamaku di jenjang sekolah menengah telah memasuki triwulan pertama. Artinya semangat juangku dalam mengarungi dahsyatnya hidup harus kupompa terus dan terus. Semoga saja segala aral melintang dapat kutebas tuntas.

Segala doa-doa terbaik terus saja kupanjatkan disepanjang perjalalan menuju tempat tujuan. Gumamku, “semoga sebuah langkah-langkah kecil ini akan membawa keberkahaan bagi kehidupannya dimasa depan”. Selama diperjalanan sempat kami berpapasan dengan beberapa kawan yang sama-sama satu tujuan. Jika kuperhatikan, satu persatu dari mereka ada yang membawa serta anggota keluarganya. Ada yang hanya pergi sendirian saja, bahkan ada yang pergi memboyong tetangga juga. Dengan pemandangan ini aku cukup mahfum, mengingat adanya sebuah harapan besar untuk mengetahui langsung perihal kondisi pendidikan yang diperoleh buah hatinya selama tiga bulan pertama.

Hampir dua jam sebelas menit kutembus waktu dan ruang perjalanan menuju sebuah gedung menterang berwarna putih berlogokan tulisan ‘JAGO’. Sebuah tempat belajar yang ada ditengah kota kabupaten dan cukup representatif. Segera kuparkirkan kendaraan sederhana itu. putraku izin membeli camilan kecil untuk sekedar mengganjal perut karetnya yang mungkin mulai keroncongan. Kucoba candai dia. “loh de mau kemana lagi?, bukannya jatah bubur ayam sederhana bundapun kau yang lahap?. Sisulungpun tak bergeming dengan ucapanku itu. Malahan dia hanya mengedipkan sebelah matanya, pertanda manja. Sambil tertawa kecil, dia mencoba berlari dan meninggalkan aku yang masih putar-putar mencari tempat parkir yang nyaman.

Jarum jam ditangan kananku telah menunjukan pukul 07.00. aku bergegas memasuki sebuah ruangan yang telah ditentukan panitia sebelumnya. Ruangan itu ada disebelah utara tempat aku memarkir kendaraan mungilku. Baru beberapa langkah saja kuhentakan kaki ini, langsung saja terdengar jelas ucapan selamat datang dari sang panitia. Ya, apa hendak dikata spontan saja ku lambaikan kedua tangan ini pada mereka dan semua yang telah hadir lebih dulu. Sambil tersipu malu, tiba-tiba muka ini memerah. Rasa malu yang teramat dalam meliputi dada ini. Tanpa berpikir panjang, langsung saja ku berikrar dalam diri untuk tidak mengulang hal yang memalukan itu. ya, datang tepat waktu adalah targetku.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post