annisa dian utami

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

PES a.k.a Black Death

PES disebabkan den bakteri Yersinia pestis atau Patereurella pestis Oleh karena itu, penyakit ini juga dikenal sebagai Yersiniosis atau Pasteurellosis. Pasteurellosis pada sapi, domba, dan kelinci, yang menuniukkan gejala penyakit pneumonia kadang-kadang jugs disebut pneumotic pateureliosis.Pes lebih dikenal dengan black death, dapat menyebabkan hilangnya nyawa seseorang jika tak segera ditangani oleh ahli medis. Tiga jenis pes dapat digolongkan berdasarkan bagian tubuh yang terlibat, seperti:

1) Pneumonic plague. Jenis pes ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyebar hingga paru-paru. Gejalanya berupa batuk yang mengeluarkan dahak atau air liur, sakit pada dada, sesak napas dan tubuh terasa lemas. Jenis pes ini dapat berkembang dengan cepat dan menyebabkan gagal napas hingga syok hanya dalam 2 hari masa infeksi.

2) Septicemic plague. Jenis ini terjadi karena bakteri berkembangbiak didalam darah pengidap pes. Gejalanya berupa demam, lemas, gemetar, mual, muntah, sakit di sekitar perut, diare, hinga terjadinya pendarahan dari mulut, hidung, dan anus. Gejala lainnya berupa warna kulit yang menghitam akibat tidak befungsinya jaringan.

3) Bubonic Plague. Jenis pes ini menimbulkan gejala pembesaran kelenjar getah bening. Mempunyai gejala yang muncul satu minggu setelah pengidap digigit oleh kutu yang terkena infeksi. Gejala ini berupa pembengkakan di daerah leher, ketiak, pangkal paha dan di area sekitar gigitan.

Pes dapat menyebar dengan mudah di area yang padat, mempunyai sistem sanitasi yang tidak baik, dan area dengan populasi hewan pengerat yang cukup tinggi.

Sebenarnya penyakit pes pada ternak baik unggas, maupun hewan-hewan lain disebabkan oleh bakteri yang berbeda-beda. Akan tetapi, hewan-hewan tersebut menunjukkan gejala yang hampir sama. Penyakit pes memang dapat menjangkiti hampir semua hewan, namun hewan utama pembawa penyakit ini yaitu hewan-hewan pengerat seperti kelinci, tupai, dan hamster terutama sekali tikus. Sedangkan manusia dapat tertular melalui hewan peliharaannya.

Penularan dan penyebaran pes dari tikus ke manusia yang utama melalui gigitan pinjal (flea) pada rambut-rambut tikus. Oleh karena itu pinjal disebut sebagai vektor penyakit pes. Selain melalui gigitan kutu, pes dapat menular dengan berbagai cara lain, yaitu: dengan Kontak titik-titik air liur (droplet) di udara: berupa batuk atau bersin dari penderita pes dengan radang paru. Dengan Kontak langsung: berupa sentuhan kulit yang terluka terhadap nanah/luka penderita pes, termasuk kontak seksual. Dengan Kontak tidak langsung: sentuhan terhadap tanah atau permukaan yang terkontaminasi bakteri. Melalui Udara: hirupan udara yang mengandung bakteri Y. pestis karena bakteri ini dapat bertahan di udara cukup lama. Akibat Makanan atau minuman yang tercemar bakteri.

Hingga saat ini tidak ada vaksin yang dapat digunakan sebagai pencegahan terhadap penyakit pes. Konsumsi antibiotik dapat menjadi salah satu upaya pencegahan jika seseorang memiliki risiko terpapar penyakit pes ini. Akan tetapi, pencegahan penyakit pes dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

- Mengawasi dan mengendalikan populasi hewan pengerat di lingkungan sekitar.

- Hindari tumpukan benda rongsokan, makanan hewan atau kotoran yang memungkinkan tikus singgah.

- Menggunakan sarung tangan jika sedang berhadapan dnegan hewan yang telah terinfeksi wabah.

- Pastikan hewan yang dipelihara menggunakan produk antiserangga atau kutu.

- Cegah hewan untuk tidur di kasur atau sofa ruang tamu agar penyakit pes tidak mudah tersebar.

- Interaksikan pada dokter jika memang wabah pes sedang merebak agar mendapat penanganan awal.

sumber literatur :

https://www.halodoc.com/kesehatan/pes

http://rsjakarta.co.id/2017/02/08/penyakit-pes/

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post