annisa dian utami

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Si Virus Mematikan, Ebola

Demam berdarah ebola atau Ebola virus disease/Ebola Hemorrhagic fever (EVD), merupakan [enyakit yang diakibatkan dari infrksi virus yang mematikan yaitu ebola. Hanya 10% pengidap penyakit ini yang bisa sembuh meskipun penyakit ini jarang terjadi. Diidentifikasikan pertama kali pada tahun 1976 di Sudan dan wilayah yang berdekatan dengan Zaire, hingga pada tahun 2015 mengakibatkan 11.313 kasus kematian dari 28.512 kasus yang positif. Masyarakat indonesia patut bersyukur karena hingga saat ini belum ada kasus positif pengidap penyakit ebola ini, namun sikap waspada perlu diterapkan karena vaksin yang efektif dan efisien belum ditemukan.

Meskipun inang dari virus ebola ini belum dipastikan, namun penelitian telah mengetahui bahwa kelelawar buah merupakan salah satu inang alami virus ini. Pada daging simpanse, gorila, dan kijang juga bisa ditemukan virus ebola. Beberapa hipotesis menyatakan bahwa terjadi penularan dari hewan pengidap ke manusia yang kemudian dapat ditularkan kembali antarmanusia dengan beberapa cara. Misalnya cairan/tubuh penderita masuk ke dalam tubuh orang lain melelaui luka pada kulit atau bagian lainnya, melalui kontak dengan benda yang telah terkontaminasi, merawat penderita, dan berpergian ke daerah yang memiliki kasus ebola. Namun, telah dipastikan juga bahwa ebola tidak mneular melalui udara maupun gigitan nyamuk.

Masa inkubasi virus ebola, dimulai pada hari ke-2 hingga ke-21, secara umum antara 5-10hari. Gejala yang muncul ialah demam, pendarahan, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, radang tenggorokkan, lesu, muntah, diare, dan nyeri perut. Pada hari ke 5-7, sekitar kurang dari 50% penderita mengalami pendarahan yang mulai muncul bersamaan dengan munculnya ruam makulopapular yang terjadi di berbagai tempat seperti mulut, mata, telinga, hidung dan kulit.

Maka dari itu, perlu dilakukan tindakan pencegahan agar wabah ini dapat dihindarkan. Beberapa caranya ialah menghindari kontak langsung dengan penderita maupun mayat penderita, meningkatkan kesadarn faktor risiko EVD, serta upaya perlindungan individu seperti mengurangi mengurangi kontak dengan kelelawar, monyet, kera, dan konsumsi daging mentah.

sumber literatur :

http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/viewFile/90/85

https://www.alodokter.com/ebola

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi

16 Dec
Balas

terimakasih banyak...salam literasi

17 Dec

Terima kasih informasinya. salam

16 Dec
Balas

terimakasih kembali....

17 Dec



search

New Post