Anny Handayani

Guru Bahasa Indonesia SMPN Semarang, lahir di Kota Gethuk, Magelang. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Pesona Ananda

#TantanganGurusiana

Tantangan Hari ke-20

Bel pelajaran terakhir berkumandang. Anak-anak kelas 9E berdoa dipimpin oleh ketua kelas. Satu per satu para siswa menjabat tangan Bu Arini seraya mengucapkan salam. Bu Arini membalas salam para siswanya dengan senyum ramah. Kini tibalah giliran Ananda menyalami dan mencium tangan Bu Arini.

“Ananda, Ibu perhatikan dari tadi kamu tidak konsentrasi ke pelajaran. Ada sesuatu yang kamu pikirkan?” tanya Bu Arini sambil berjalan berdampingan dengan Ananda.

Ananda dikenal sebagai siswa dengan sosoknya sangat menawan. Berbadan tegak, tinggi, dan gagah. Tak hanya itu, segudang prestasi telah ia ukir baik di tingkat kota hingga tingkat nasional. Tak heran kalau Ananda cukup dikenal di sekolahnya.

“Iya, Bu. Banyak yang harus Nanda kerjakan, tapi satu pun belum ada yang selesai,” tukasnya sambil memandang Bu Arini.

Kenapa kamu memandangi Ibu seperti itu?” tanya Bu Arini penasaran.

“Bu, boleh nggak Nanda ke rumah Ibu nanti sore. Nanda mau curhat.”

“Boleh. Kebetulan Ibu tidak ada acara. Ibu tunggu sehabis asar ya?”

“Ya, Bu. Terima kasih,” jawab Ananda sambil keluar kelas.

Ananda ke tempat parkir. Ia mengambil sepeda yang dimilikinya. Sepeda hadiah doorprize dari wali kota saat dia mengikuti gerak jalan sehat di balai kota. Ia mengayuh sepeda itu dan bergegas pulang ke rumahnya di Jalan Kimar yang hanya berjarak 1 km dari sekolahnya.

“Selamat sore, Bu Arin,” sapa Ananda.

“Sore, Nanda. Sendiri saja?” Bu Arini menegaskan kesendirian Ananda.

“Iya, Bu. Saya sengaja datang sendiri.”

“Kau mau minum apa, Nda?”

Nggak usah, Bu. Saya sudah bawa minum sendiri di botol. Ya, sejak sekolah Ananda mendeklarasikan sekolah bebas sampah plastik, para siswa di sekolah itu menjadi terbiasa ke mana-mana membawa botol minum sendiri dan enggan membeli minuman kemasan dan juga makanan yang dibungkus dengan plastik.

“Ya, okelah kalau begitu. Kau juga menjadi duta sampahkan di sekolah?” tanya Bu Arini sambil mengacungkan jempol pada Ananda. Ada senyum di wajah Ananda tapi senyum itu seolah dipaksakan. Bu Arini pun kembali penasaran dengan sikap Ananda. Tak biasanya Ananda seperti itu. Ananda dikenal sebagai cowok yang ramah, multitalenta, dan periang.

“Ada apa, Nanda? Cerita saja dengan Ibu. Mungkin Ibu bisa bantu masalahmu.”

“Begini Bu. Saya bingung Bu. Saya harus menyiapkan lomba siswa berprestasi, saya juga harus ikut lomba PMR, sementara ini Ibu saya sakit, Bu,” ratap Ananda. Matanya memerah berkaca-kaca. Ia amat sayang dengan Ibunya. Tak tega ia meninggalkan Ibunya seorang diri di rumah. Sementara Ananda harus latihan terus- menerus di sekolah.

“Sakit apa? Sekarang bagaimana kondisi Ibumu?” selidik Bu Arini.

“Ibu sakit typus. Ibu diopnam selama lima hari. Saya harus menunggu Ibu di rumah sakit tiap pulang sekolah. Sekarang ibu sudah pulang, tetapi masih belum bisa saya tinggal lama-lama, Bu. Bagaimana kalau saya mundur ikut lomba siswa berprestasi, Bu? Saya nggak sanggup, tugasnya banyak.”

“Ya, Nanda. Ibu paham. Karena kau multi talenta jadi kau terpilih terus dalam setiap ajang lomba. Bagaimana pun, Ibu tetap nomor satu. Kalau kau memang keberatan besok Ibu carikan pengganti untuk lomba siswa berprestasi,” Bu Arini menjawab dengan lembut. Bagai mendapat durian runtuh. Ananda diperbolehkan merawat Ibunya dan izin ikut lomba siswa berprestasi.

“Nda, untuk lomba PMR-nya bagaimana? Diganti tidak?” tanya Bu Arini. beliau memang dikenal sebagai guru yang dekat dengan siswa dan sangat penyayang.

Nggak usah diganti nggak papa, Bu. Lombanya masih agak lama. Semoga Ibu saya segera pulih, Bu,” jawab Ananda penuh harap.

“Aamiin,ayo Nda, Ibu bantu dengan doa. Kau yang mengamini,” pesan Bu Arini.

“Ya, Bu Arini. Terima kasih, Bu.”

Ananda pun segera pulang dengan hati lapang. Ia bisa merawat ibunya tanpa banyak meninggalkan pelajaran. Ia pun masih bisa ikut kegiatan ekstrakurikuler. Ananda tetap memesona. Bu Arini pun seorang guru yang patut diteladani karena kesabaran dan kasih sayangnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bu Arun, guru yg memesona

15 Feb
Balas



search

New Post