Permainan Ketapel Mengasah Ketajaman Mata dan Kesabaran
Permainan Ketapel
Mengasah Ketajaman Mata dan Kesabaran
Oleh : Ermiyanto,S.Pd.I
Guru SMPN 2 Padangpanjang
Dahulu, jauh sebelum dunia diramaikan dengan permainan-permainan moderen, sebelum anak-anak lebih asyik dengan diri sendiri akibat games-games online yang ada di android, laptop dan komputer, anak-anak ‘tempo doeloe’ terutama yang laki-laki pastinya pernah menggunakan ketapel sebagai alat permainan untuk mengisi hari-hari liburan mereka. Ternyata hampir diseluruh wilayah Indonesia permainan ketapel ini ada. Di Sumatera Barat ketapel disebut dengan ‘Katapen’.
‘Katapen’ atau ketapel yang dipergunakan sangat sederhana dan mudah untuk dibuat oleh siapapun. Ayo kita belajar membuat ketapel. Pertama, kita sediakan kayu yang bercabang membentuk huruf ‘Y’, kayu tersebut dibersihkan dan dipotong bagian atasnya sama panjang sedangkan untuk pegangannya dipotong lebih panjang. Kedua, kita siapkan talinya, bisa dari karet gelang dan bisa juga dari karet benen bekas yang dipotong panjang dengan lebar sekitar 1 centimeter. Dibagian tengah karet atau karet benen dipasang kain tebal atau sejenisnya yang berfungsi untuk meletakkan kerikil sebagai pelurunya. Ketiga, tali yang sudah disiapkan , diikat di ujung kayu kiri dan kanan, agar ikatannya kuat, ujung kayu tersebut dililit kembali dengan karet. Keempat, sediakan kerikil-kerikil yang tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil untuk dijadikan sebagai pelurunya. Nah, ketapel siap untuk digunakan.
Memakai ketapel membutuhkan ketajaman mata untuk membidik sasaran, biasanya anak-anak memakai ketapel untuk menembak burung atau menembak buah-buahan yang sudah ranum. Tidak hanya ketajaman mata, tapi dibutuhkan juga kesabaran dan konsentrasi, agar bidikan tepat dan burung atau buah-buahan yang diincar bisa didapatkan.
Cara menarik karet ketapelpun juga perlu diperhatikan, agar kerikil sebagai peluru bisa melesat jauh menuju sasaran, semakin kuat karet ditarik, maka biasanya akan semakin jauh pelurunya melesat, tapi hati-hati ya, agar jangan sampai karet ketapel mengenai wajah apalagi mengenai mata.
Belajar membuat sendiri ketapel akan mengasah kreatifitas dan kemampuan dalam menciptakan sesuatu. Memainkan ketapel bersama teman-teman akan menciptakan saling pengertian dan toleransi, karena disaat teman sedang membidik sasarannya, maka teman yang lain jangan sampai berisik dan mengganggu.
Walaupun ketapel merupakan alat permainan ‘tempo doeloe’ yang sederhana dan mudah digunakan, tapi jangan sampai disalahgunakan. Jangan ganggu burung-burung yang hinggap di dahan pohon, jangan ganggu ayam yang sedang mencari makan, jangan ganggu binatang yang ada disekitar kita, dan tentunya jangan pergunakan ketapel untuk menjahili teman-teman dan orang lain.
Ayo kita lestarikan dan kita hidupkan kembali permainan tradisional untuk mengisi hari-hari senggang dan liburan, ajak teman-teman dan saudara untuk bersama bermain. Bahagia itu tidak harus mahal, dengan permainan tradisional yang murah meriah kita bisa bahagia dan gembira.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sangat miris, anakanak sekarang lebih memilih permainan di gawainya. Ketika diajak beraktivitas di luar banyak sekali alasannya. Malas, panas, mager.
betul mbak, moga sekolah2 bisa memfasilitasi kembali dan mengenalkan kembali