Sangat berbeda dengan yang dulu. Rambut yang biasanya berantakan kini licin dan disisir ke belakang. Kulit yang dulu hitam kini kinclong. Pakaian yang biasanya kucel kini rapi dan wangi. Kalau saja tidak menyapaku duluan, mungkin saya tidak mengenalinya.

Kami lama tak jumpa. Mungkin sekitar 15 tahunan. Dia kawan sekelasku di SMK.

Kami dipertemukan lagi di sebuah cafe. Katanya dia ingin menemui seseorang. Sebelum datang orang yang akan ditemuinya, kami mengobrol dulu panjang lebar. Dia menceritakan bagimana hidupnya setelah lulus dari SMK. Penuh perjuangan. Mulai dari menjadi satpam perumahan dan sampai akhirnya dia menjadi bos bordir. Hebat, kataku dalam hati.

Memang, takdir seseorang tidak ada yang tahu. Saya bahagia melihat salah satu teman menjadi sukses. Katanya, dia akan menikah bulan depan. Mereka sudah pacaran selama satu tahun. Aku diundang untuk datang ke pernikahannya. Pernikahannya pun akan dilaksanakan di hotel yang mewah.

Dia bertanya, "Apakah kamu sudah menikah?" "Belum. Baru saja saya diputusin. Kami pacaran sudah cukup lama." Jawabku.

"Orang yang saya tunggu sudah datang. Itu yang akan menikah denganku. Lain kali kita mengobrol lagi ya." Terlihat tergesa-gesa mengatakannya. Dia berjalan ke arah pintu masuk cafe, menjemput wanita yang akan dinikahinya. Lalu mereka berjalan ke arah tempat duduk yang kosong. Saya terus mengamati mereka.

Jelas dan kaget. Wanita yang bersama temanku itu adalah si Tini. Dia baru saja putusin saya tanpa alasan. Brengsek! Setelah mengetahui itu, saya langsung pergi dari cafe.