Dia kurus, tinggi, kulit putih dan jidat agak luas. Hidung mancung, bola mata coklat, dan telinga agak lebar. Rambut selalu disisir rapi. Orang memanggilnya Catur.

Padahal dia tidak suka bermain Catur. Tidak ada yang tahu kenapa dipanggil Catur. Tetangga dan teman-temannya tidak tahu nama asli dia. Hanya orang tuanya yang tahu nama asli Catur.

Catur lelaki yang memilik banyak pacar. Tapi umur pacaran dengan dia tidak lama. Jadian pagi. Sore putus. Entah apa yang dicari dari perempuan yang dipacarinya. Hanya dia yang tahu.

Dia pernah benar-benar jatuh cinta pada seorang perempuan. Perempuan itu adik kelasnya ketika di SMK. Nama perempuan itu Sandra.

Sandra satu-satunya perempuan yang dipacari sampai dua tahun oleh Catur. Catur akhirnya melamar Sandra dan sepakat akan menikah.

Setelah enam bulan melamar Sandra, Catur dipasung oleh orang tuanya. Dia sering mengamuk dan teriak-teriak. Orang tuanya terpaksa memasung karena meresahkan warga.

Sandra menikah dengan lelaki lain setelah dilamar Catur. Sandra menikah dengan teman dekat lelaki yang melamarnya. Itulah yang membuat Catur sering mengamuk dan teriak-teriak.

Di tempat duduk untuk tamu undangan, sambil makan sajian di pernikahan Catur, Saya mengingat betul perjalan hidup seorang teman. Baru saja, dia menjadi suami setelah ijab kobul dengan orang tua dari perempuan yang pernah kulamar.