ANWAR SIDIQ

Suka membaca, suka menulis, tapi minim tulisan. Lahir, tumbuh dan besar di kota Magetan. Timur Gunung Lawu. SD hingga SMA di Magetan, kuliah di IKIP Malang (sek...

Selengkapnya
Navigasi Web
DILEMA TEKNOLOGI INFORMASI

DILEMA TEKNOLOGI INFORMASI

Teknologi saat ini bagaikan saling berkejaran dengan waktu. Dalam semua sisi kehidupan. Rumah tangga, transportasi, komunikasi, peralatan kantor, peralatan bangunan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Begitu juga dalam metode pengajaran di sekolah. Metode mengajar saat ini juga terpengaruh terbawa pesatnya perubahan teknologi. Implementasinya dalam hal pembuatan media pengajaran, pengolahan hasil evaluasi dan pemenuhan kelengkapan perangkat administrasi mengajar. Sudahkah kita memanfaatkannya?

Saya masih ingat sekali ketika saya masuk ke SMP Negeri 1 Sukomoro di akhir tahun 1996. 27 (dua puluh tujuh) tahun yang lalu. Belum ada satupun personal guru maupun karyawan staff tata usaha yang mampu mengoperasikan komputer. Bahkan saat itu belum ada satu unit pun komputer. Generasi komputer saat itu masih generasi awal. Masih harus menggunakan disket DOS (disk operating system) untuk mengawali mengoperasikannya. Tahun 2000 mulai ada komputer. Seingat saya 5 unit, pembelian dalam kondisi bekas, katanya eks Singapura.  Biar terjangkau dan jumlahnya agak banyak. Digunakan untuk ekstra kurikuler. Singkat cerita, beberapa person tenaga pendidik mulai terbiasa dengan teknologi komputer dalam kesehariannya. Aplikasi Lotus, Wordstar, Newsmaker sudah mulai tidak asing lagi. Tahun 2005 mulai ada pembelanjaan laptop. Merk Toshiba. Fisiknya masih tebal dan berat, tapi itupun sudah luar biasa. Tahun demi tahun perkembangan dunia informasi sedemikian cepat. Windows sebagai operating system merajai software komputer. Komputer sedemikian mudahnya dioperasikan. Luar biasa membantu dalam keseharian tenaga pendidik. Tahun demi tahun, semua semakin familier dengan komputer, semakin paham dengan komputer bahkan semakin tergantung. 

Ditunjang lagi dengan koneksi yang semakin erat antara peralatan komunikasi (Handphone) dengan komputer, menambah kemudahan-kemudahan hal-hal yang dapat dilakukan didalam memenuhi kebutuhan administrasi mengajar bagi pendidik. Aplikasi-aplikasi yang demikian mudahnya di download dari Play Store semakin memanjakan kita. Sekarang tinggal kita yang harus pandai-pandai memilah dan memilihnya. Dengan konsekuensi harus belajar dan belajar tiada henti. Google Form sudah sangat sering kita memanfaatkannya (pada saat Pandemi COVID-19), pembuatan media melalui Microsof Power Point, Canva, Quizizz, Kenmaster, Clideo, Remove Background, Adobe Photoshop, dll. Penyusunan perangkat melalui Microsoft Word, pengolahan hasil evaluasi menggunakan Microsoft Power Point, semakin memanjakan pengguna. Akan tetapi ada satu sisi negatifnya. Penyakit "copy and paste". Apakah anda juga sudah terinfeksi?

Demikian mudahnya "copy and paste" ini dilakukan. Hampir di semua file bisa dilakukan, selama pemiliknya tidak mem-protect dengan "password" yang hanya diketahui oleh pemiliknya, maka file dapat disalin dengan mudah kemudian di edit dan sim salabim, identitas sudah berganti oleh sang peng-copy. Tindakan ilegal? Bisa ya, bisa tidak. Tergantung dari pemilik awalnya. Bila memang mengizinkan, maka bukankah menjadi masalah. Bahkan ada yang memang sengaja supaya bisa dengan mudah di "copy and paste" supaya semua bisa memiliki file dan di tambah atau dikurangi menyesuaikan dengan keperluan. Sepakat? Lalu dimanakah dilema nya?

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Plus minus derasnya laju teknologi informasi. Dilemanya tergantung pada person masing-masing. Satu sisi mengambil dan mengcopas karya aplikasi orang lain bisa disebut pencuri, sementara yang lain membolehkan aplikasinya diambil dengan motivasi berbagi ilmu. Ada juga aplikasi yang dijual untuk kepentingan materi. Ya tergantung mana lihat sisinya, hehe (serius amat)

26 Mar
Balas

Terima kasih, dilemanya memang saya lepas ke pembaca untuk mengurainya ..

26 Mar
Balas



search

New Post