Any Lestari,S.Pd.SD.,M.Pd

Lahir di Kota Jonggrang (Prambanan, Klaten). Lulus dari SDN Sanggrahan 1 Tahun 1984, melanjutkan ke SMPN Bogem Kalasan Lulus tahun 1987. Mengenyam pendidikan pa...

Selengkapnya
Navigasi Web
Impian Guru di Pedalaman Lampung Barat

Impian Guru di Pedalaman Lampung Barat

Sebulan setelah Sk penempatanku di suatu sekolah dasar di pedalaman Lampung Barat membuat aku berinisiatif untuk mencari solusi untuk menarik minat penduduk menyekolahkan anaknya di sekolah ini. Aku mulai bertukar fikiran dengan rekan sejawat bagaimana caranya mengembangkan sekolah agar muridnya bertambah. Salah satu alternatif memindahkan lokasi sekolah ke pedukuhan di seberang sungai Way Melesom. Kuberanikan diri untuk berangkat ke Bandar Lampung sendiri berbekal surat permohonan mutasi dengan alasan jumlah siswa tidak seimbang dengan jumlah guru dan SK CPNSku. Aku menghadap Kepala Dinas Pendidikan Propinsi yang berkantor di Teluk betung dengan perjalanan 2 hari dari tempat tugas hingga sampai ke ibukota Propinsi.

Sesampai di kantor dinas pendidikan aku diterima langsung oleh kepala dinas Bapak Indra Bangsawan, dan aku mengemukakan tujuanku menghadap untuk mengajukan mutasi alih tugas ke sekolah yang lebih banyak muridnya atau lebih baik saya mengembalikan SK CPNS untuk kembali ke Yogyakarta. Namun apa tanggapan beliau atas usulanku. “ Saya tidak yakin jika orang Yogya cepat menyerah” beliau menceritakan dan memotivasi bahwa istri beliau juga alumni dari IKIP Yogyakarta dan gigih dalam berjuang melaksanakan tugas apapun keadaannya . Beliau menawarkan alternatif apakah tidak ada jalan agar sekolah tersebut dapat meningkat jumlah siswanya. Akupun mengemukakan kemungkinan yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan sekolah dan meningkatkan jumlah murid dengan memindahkan dari lokasi yang berada dari lokasi awal ke lokasi yang berada di tengah tiga pedukuhan. Akhirnya beliau menyetujui dan memberi memo untuk disampaikan kepada kepala dinas Kabupaten Lampung Barat. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ketempat tugas dengan berbekal surat ijin pemindahan lokasi seolah ke tempat yang baru . Mulailah berkonsultasi dengan Kepala dusun di 3 pedukuhan baru dan minta untuk disiapkan lokasi. Alhamdulillah seorang dermawan yang baik hati mewakafkan tanahnya seluas kurang lebih 1-2 hektar untuk lokasi sekolah. Namun lokasi tersebut berupa kebun kopi yang sudah lama tidak terurus dengan permukaan tanah yang tidak rata dan dipenuhi semak pelukas

Awal pindahnya lokasi ke pedukuhan Atar kawat/ Bumi Rahayu untuk ruang kelas meminjam bekas rumah penduduk yang disekat dengan pelupuh bambu menjadi 3 ruang kelas. Kami berbagi tugas 2 orang guru tetap mengajar di lokasi yang lama dengan 19 orang siswa, 3 orang guru mengajar di lokasi baru karena jumlah siswanya 50 orang. Atas musyawarah bersama kami minta bantuan masyarakat untuk memindahkan rumah dinas ke lokasi yang baru. Aku salut dengan masyarakat di sana jiwa sosial dan gotong royong yang tinggi mendukung inisiatif kami untuk menyediakan ruang kelas. Bahkan untuk meratakan lokasipun hanya denag alat seadanya yaitu cangkul. Berkat kerja keras masyarakat yang ingin anaknya sekolah di tempat yang dekat meratakan lahan sekuas kurang lebih 100 meter persegi. Dengan cara bergotong royong masyarakat memindahkan 3 rumah dinas yang terbuat dari papan ke lokasi yang baru dengan cara dipanggul. Sungguh pengorbanan tenaga yang tak akan terbalaskan mereka gotong royong melewati hutan tua dan melintasi sungai besar di atas jembatan gantung dengan waktu tempuh kurang lebih satu jam hanya dengan berjalan kaki dengan memikul kayu yang lumayan berat. Bangunan utama sekolah tetap berada di lokasi yang lama ada kekecewaan penduduk di lokasi awal namun apa boleh buat jika tidak dipindahkan jumlah murid tidak akan bertambah bahkan bisa jadi malah berkurang.

Beberapa bulan setelah pindah ke lokasi baru kami seperti mendapat jalan terang yaitu ada proyek menembuskan jalan lintas propinsi Lampung dengan Propinsi Sumatra Selatan oleh Yozikon Kertapati. Kebetulan lokasi penggusuran tidak terlalu jauh dari lokasi sekolah kami kurang lebih stengah jam perjalanan dengan jalan kaki. Kami dewan guru berunding untuk minta bantuan kepada pimpinan penggusuran untuk meratakan lahan wakaf yang kami terima seluas 1-2 hektar. Jika menggunakan tenaga masyarakat kami tidak tega untuk meratakan 100 meter persegi butuh waktu yang cukup lama. Alhamdulillah negosiasi kami berhasil. Dengan menyediakan bahan bakar solar sebanyak 4 drum kami dibantu meratakan lokasi sekolah oleh Bakti ABRI Kertapati. Untuk pembelian bahan bakar kami relakan gaji guru-guru untuk menaggulanginya. Dengan kondisi masyarakat yang berpenghasilan setahun sekali dari hasil kopi kami tidak tega membebankan kepada masyarakat. Untuk meminta bantuan pada pemerintahpun kami belum cukup pengalaman. Penggusuran lokasi memakan waktu 5 hari dengan 3 teras yaitu paling atas rencana untuk gedung sekolah, teras kedua lapangan olah raga dan teras ketiga untuk rumah dinas. Berkat jasa dan kebaikan hati bapak –napak bakti ABRI lokasi sekolah kami siap untuk didirikan bangunan.

Kegiatan belajar mengajar kami terus berjalan walau ruangan terbatas 3 lokal disekat menjadi 6 ruang.Kami memiliki siswa berjumlah kurang lebih 125 dari kelas 1 hingga kelas 6. Bukan hanya kegiatan belajar mengajar namun peringatan hari besar agamapun kami rayakan. Peserta didik untuk mengisi acara hiburan, keterbatasan bukan penghalang bagi kami untuk mengembangkan potensi peserta didik. Dukungan orang tua sangat tinggi terhadap pendidika, walau mereka rata-rata bermata pencaharian sebagai petani kopi dan pembuat gula guka aren. Berkat kerjasama masyarakat dan guru pelaksanaan pembelajaran dan berjalan. Jika kami mendapat bantuan dari pemerintah yang berupa mebelai dan buku penunjang pendidikan masyarakat bergotong royong untuk mengangkut dari kampung ke lokasi yang membutuhkan waktu empat jam ditempuh dengan jalan kaki. Untuk buku masih bisa kami iuran untuk ongkos dibawa dengan ojek, jika mebelair (meja dan kursi) terpaksa harus dipikul. Sungguh pembelajaran yang luar biasa kutemukan disana arti gotong royong dan rela berkorban dari masyarakat yang jauh dari hiruk pikuk keramaian kota.

Pada akhirnya lokasi sekolah yang ada di pedukuhan Sukajadi tidak ada muridnya karena mereka memilih pindah ke kampung dan semua guru bertugas dilokasi yang baru. Semangat guru dan murid yang luar biasa walau dengan semua keterbatasan fasilitas. Impian kami memiliki lokasi sekolah yang luas sudah tercapai namun belum juga mendapat bantuan pembangunan ruang kelas yang layak. Kami sudah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk meminta bantuan revitalisasi gedung sekolah, namun penantian kami hinga kurang lebih 8 tahun belum membuahkan hasil. Pembelajaran kami laksanakan dengan fasilitas yang seba terbatas dan seadanya. Tak jarang jika hujan tiba kami belajar kebocoran karena atapnya sudah mulai rapuh. Semua kegiatan kami jalani dengan penuh rasa tanggung jawab demi menyiapkan generasi penerus yang tangguh dan handal.

Lima tahun kujalani masa pengabdianku sesuai pernyataan yang kutandatangai saat membuat lamaran untuk menetap di tempat tugas. Aku terpisah dengan suami antara Lampung Barat dan Kota Bogor karena suamiku berkerja sebagai teknisi di balai penilitian bioteknologi dan rekayasa genetik di Bogor. Tepat 5 tahun masa tugasku berakhir kucoba untuk mengurus mutasi dengan alasan ikut suami namun masih terkendala hingga kubertahan sampai masa tugasku tepat 10 tahun. Walaupun belum semua impian kami sebagai guru di daerah pedalaman Lampung Barat terwujud, namun setidaknya sudah dua kemajuan yang kami capai penggusuran lokasi sekolah dan jumlah murid yang sudah lumayan meningkat dengan prestasi yang tak kalah dengan sekolah yang ada di kampung. Dalam setiap kegiatan di tingkat kecamatan, kabupaten kami selalu mengirim utusan untuk mengikutinya bahkan diklat-diklat ditingkat propinsi. Itulah impian kami sebagai guru di pedalaman mempunyai lokasi sekolah yang luas dan siswa yang banyak telah terwujud. Satu Impian besar kami mengajukan bantuan revitalisasi gedung sekolah yang layak. Pengajuan disetujui dan akan direalisasikan pada tahun anggaran 2003. Bertepatan dengan terkabulnya permohonan revitalisasi gedung sekolah aku mengajukan mutasi untuk berkumpul dengan anak dan suami ke Bogor. Kutitipkan perjuangan selanjutnya kepada rekan rekan yang masih disana untuk mengawal terlaksananya revitalisasi gedung SDN 2 Pugung Penengahan.Itulah sekelumit kisah impianku sebagai guru di pedalaman Lampung Barat.

# Belajar Menulis hari ke-4

# Kenangan di tempat tugas pertama

# Rabu, 13 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pengalaman berharga...pugung masa lalu yg menjembatani masa depan.

13 May
Balas

Ibu guru hebat

13 May
Balas

Alhamdulillah pak bs mengabdi utk negara....tmksh supportnya pa

13 May

Ibu emang sosok seorang guru yg gigih,ulet dalama menjalankan tugas,,sukses selalu ya buu

17 May
Balas

Nuhun bu poh flasback ini ma

17 May

Nuhun bu poh flasback ini ma

17 May

Bunda hebat... Alhamdulillah ya bun pengalaman yang luar biasa... Skrg bunda tinggal menikmatinya

31 May
Balas

Aamiin nuhun bu dijah..apresiasinya...salam literasi

01 Jun



search

New Post