Hari itu aku berniat ke sekolah untuk menemui beberapa rekan guru. Alhamdulillah Allah memberikan rejeki padaku disaat sepuluh hari terakhir bulan ramadhan, seperti biasa kusisihan rejeki yang kudapat untuk sesama. Kuajak seorang teman untuk patungan agar isinya lumayan untuk membeli takjil buka puasa sore itu. Kutemui mereka dan kusampaikan niat kami sedikit berbagi dari rejeki yang kami dapat, tidak besar namun sebagai bentuk kepedulian semoga bermanfaat.

Aku beranjak pulang setelah adzan dhuhur berkumandang, sesampai di rumah kuambil wudhu dan melaksanakan sholat dhuhur. Kurebahkan badanku setelah selesai sholat sambil menunggu waktu menuju ke dapur. Kudengar notifikasi gawaiku berdenting kubuka-buka tulisan teman-teman di gurusiana. Membuat diriku makin penasaran untuk selalu membaca artikel teman-teman yang hebat. Makin memotivasi diriku untuk ikut mencoba menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan. Kebiasaan yang harus dilatih dengan penuh disiplin, untuk menghasilkan tulisan yang bermakna. Aku sudah memulainya masuk hari keenam, mencoba dan terus mencoba. Semoga kelak tulisan ini jadi bermakna.

Pukul tiga kembali notifikasi gawaiku berdenting dan kubuka aplikasi watshap. Kulihat pesan masuk dari putra pertamaku. Yang kini jauh berada di rantau, di Kota Malang anakku tinggal. Bekerja di Balittas kementrian pertanian sejak satu tahun yang lalu. Rasa kangen pada putraku tak tertahan. Lebaran tahun kemarin kami berkumpul di kampung halamanku. Tahun ini karena Covid 19, kami harus merayakan Idul fitri di 3 kota secara terpisah. Ibuku berdua dengan adikku di Klaten, anakku sendiri di Malang dan kami bertiga di Bogor. Inilah kenyataan yang harus kami jalani tahun ini. Kebersamaan berkumpul dirumah ibu saat lebaran menjadi kebiasaan kami. Untuk tahun ini kami akan merayakan idul fitri di tiga tempat yang berbeda.Kuambil hikmah semua dengan ikhlas untuk tetap di rumah. Satu persatu Kubaca pesan putraku, tercantum sebuah bukti transfer terkirim ke rekening putri keduaku. Sejumlah rupiah dia kirim untuk kami dengan rincian berbagi untuk adiknya dan asisten rumah tangga yang telah bekerja dirumahku selama 17 tahun. Kami tak pernah meminta hal itu, cukuplah untuk kebutuhannya di rantau. Kejutan ini membuat hatiku gembira bercampur haru.Tak terasa airmataku berlinang mengenang wajah putraku. Rasa syukur atas sikap putraku yang begitu perhatian pada keluarga, bahkan tak pernah melupakan jasa asisten rumah tangga. Jumlah tak jadi ukuran namun bentuk kepedulian yang kurasa begitu dalam. Kami besyukur ternyata sedikit rejeki yang kami sisihkan tadi pagi, senja ini terganti berlipat melalui tangan putraku. Alhamdulillah allah menggantikan lewat rejeki putraku.Teriring doa kami semoga Allah selalu melindungi putraku di rantau, memberinya kesehatan, melancarkan semua urusan, selalu bersikap rendah hati dan peduli terhadap sesama. Semoga karirnya meningkat dan selalu dapat menjalankan amanat dengan baik. Terima kasih kakak semoga Allah menambah rejeki dan memberkati setiap langkahmu, aamiin.

#Belajar nulis hari ke 6

# Senja di Sukadamai, 16 Mei 2020

@ Putra tercinta Agung Pangestu Aji...