ani zubaidah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
PANDEMI, PJJ DAN BEST PRACTICE

PANDEMI, PJJ DAN BEST PRACTICE

Bulan April 2021, genap satu tahun sudah pandemi Covid-19 melanda di berbagai belahan bumi. Bahkan sudah menginjak di tahun kedua. Masih jelas tampak ada sebagian masyarakat yang masih merasa takut dan khawatir seperti saat pertama kali pandemi ini datang ke Indonesia. Tidak bisa dipungkiri memang, karena kasus Covid-19 yang sampai hari ini masih belum reda.

Menurut Apandi (2020:30) terdapat tiga zona sikap masyarakat dalam menyikapi pandemi Covid-19, antara lain: zona takut (fear zone), zona belajar (learning zone), dan zona berkembang (growing zone). Pada zona pertama yaitu fear zone, yaitu saat awal pandemi datang dan masuk ke Indonesia, banyak orang yang merasa takut dan khawatir. Dampaknya, banyak masyarakat yang panik dan membeli masker, hand sanitizer, dan juga kebutuhan pokok secara berlebihan. Akibatnya, persediaan barang-barang tersebut menjadi langka, dan kalaupun ada harganya sangat mahal karena muncul praktik penimbunan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Kondisi ini juga diperparah oleh banyaknya berita hoaks yang beredar melalui group-group WA sehingga masyarakat yang panik menjadi semakin panik.

Beberapa bulan kemudian, banyak masyarakat yang masuk ke dalam learning zone yaitu zona belajar. Artinya sudah banyak masyarakat yang mulai belajar dalam menghadapi pandemi ini. Terdapat kebiasaan baru yang harus dipatuhi setiap orang dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid-19 ini. Selain mereka harus banyak diam di rumah, mereka harus menerapkan minimal 5M dalam kehidupan sehari-hari. Diantara 5M itu adalah memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, menjaga jarak aman minimal satu meter, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas. Kebiasaan-kebiasaan inilah yang harus dipatuhi di era new normal ini.

Setelah zona belajar, masyarakat mulai masuk pada growing zone atau zona berkembang. Meskipun angka penularan dan kematian akibat Covid-19 masih meningkat, tetapi banyak masyarakat yang mulai tumbuh kesadarannya terkait kesadaran pembiasaan new normal tersebut. Ditambah lagi dengan meningkatnya sikap solidaritas dan gotong royong menggalang bantuan untuk sesama yang membutuhkan, karena tidak dapat dipungkiri banyak yang terdampak secara ekonomi akibat pandemi ini. Hal yang perlu dikembangkan selanjutnya adalah rasa tetap bersyukur, berpikir positif, tetap berikhtiar, dan tetap bahagia agar kondisi iman dan imun tetap terjaga.

Saat ini kita berada pada growing zone ini. Kita sudah mulai mempersiapkan diri dan belajar dari pengalaman-pengalaman yang terjadi baik yang kita alami sendiri maupun dari pengalaman orang lain. Kita diharapkan untuk selalu saling mengingatkan tentang kebiasaan new normal dan menjaga imun agar tidak mudah lemah. Kebiasaan ini lambat laun tertata dengan sendirinya. Sebagian orang sudah merasa tidak nyaman jika keluar rumah tidak menggunakan masker dan membawa hand sanitizer.

Jika kebiasaan baik ini sudah menjadi bagian dari keseharian dalam masyarakat, maka diharapkan dampak yang ditimbulkan oleh penyebaran virus Covid-19 bisa ditekan dan dihindari. Termasuk juga dalam pembelajaran. Para siswa harus selalu diingatkan dengan kebiasaan baru ini. Kembali, peran guru dan orang tua sangat diperlukan dalam memberikan pemahaman dan mendampingi mereka saat belajar dari rumah.

Dampak yang dirasakan dalam bidang pendidikan akibat pandemi ini adalah pada roses belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran dialihkan melalui pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Walaupun sebenarnya PJJ bukan hal yang baru karena sudah ada sekolah ataupun perguruan tinggi yang melakukannya, tetapi kondisi saat ini berbeda. Hal ini tidak diduga dan diantisipasi sebelumnya, sehingga semua pihak terkait khususnya pemerintah pun terus mencari dan mengevaluasi berbagai solusi yang dilaksanakan supaya kegiatan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Yang perlu digaris bawahi, menurut Apandi (2020:30) adalah bahwa pembelajaran di masa new normal adalah tetap berorientasi pada kebutuhan anak. Artinya peserta didik mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, kontekstual, tidak diberikan beban belajar atau tugas yang berlebihan agar mereka tidak stress demi menjaga kesehatan fisik dan psikis serta demi menjaga daya tahan tubuh mereka. Hal ini juga telah ditekankan oleh Kemdikbud agar pembelajaran tidak harus terfokus kepada pencapaian seluruh target kompetensi, tetapi membangun kecakapan hidup (life skill) dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Sebagai konsekwensi dari PJJ ini adalah para guru harus mampu menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pembelajaran daring sangat tergantung pada TIK ini. Oleh karena itu TIK menjadi hal yang mutlak diperlukan oleh setiap orang termasuk guru. Guru bisa meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan PJJ melalui webinar, diklat daring, mencari informasi melalui YouTube, atau sumber lainnya. Dengan penguasaan TIK seorang guru dapat membuat metode dan strategi pembelajaran yang lebih menyenangkan.

Setelah guru meningkatkan kemampuannya dan bisa membuat strategi pembelajaran yang bagus dan menyenangkan, diharapkan minat dan hasil belajar siswa meningkat. Keberhasilan guru dalam dalam menyelesaikan masalah PJJ menurut Apandi (2020:86), perlu dibuat best practice. Tujuannya selain sebagai bentuk dokumentasi kegiatan pengembangan profesi, juga bisa menjadi inspirasi bagi guru-guru yang lain. Hal ini tentunya menjadi lading pahala bagi yang bersangkutan karena hal yang telah dilakukannya bisa bermanfaat bagi orang lain.

Praktik terbaik (best practice) adalah pengalaman terbaik atau kisah keberhasilan yang ditulis oleh pendidik dan tenaga kependidikan (guru, kepala sekolah, atau pengawas) untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugasnya di lapangan secara kreatif, inovatif, praktis, memiliki nilai kebaruan yang berdampak terhadap meningkatnya mutu layanan pendidikan yang diberikannya kepada pelanggan (Apandi, 2018:11). Oleh karena itu, marilah kita sebagai guru mencoba membuat karya tulis berupa best practice ini, yang menceritakan tentang pengalaman atau keberhasilan kita dalam melaksanakan PJJ yang bermakna bagi peserta didik.

Semoga bermanfaat.

Rujukan:

Apandi, Idris. (2018). Kiat Praktis Menulis Best Practice bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Ciamis: Tsaqiva Publishing.

Apandi, Idris. (2020). Penjaminan Mutu Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi. Sukabumi: Farha Pustaka.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap. Terima kasih atas ilmu dan informasinya. Salam literasi

27 Apr
Balas

Sama-sama bu Anik, terima kasih kembali. Salam literasi

27 Apr
Balas

Terima kasih Kak @nZu. Sangat informatif dan bermanfaat

27 Jun
Balas



search

New Post