Sudah beberapa hari Dik Rayyan belajar di TPA Abba Alam Bojonegoro. Ia terlihat mulai bisa beradaptasi. Ia sudah tak menangis saat diantar masuk ke area sekolahnya. Saat pamit, ia pun tak menangis.

Ia langsung bergabung dengan teman-teman barunya. Ada sekitar 20 an anak yang dititipkan di sana. Umurnya antara 2-3 tahun. Hanya beberapa saja yang seumurannya. Ada juga yang lebih kecil darinya. Mungkin umurnya baru satu setengah tahun. Ada seorang bayi juga, anak dari salah satu pengajar di sana.

Aku berharap setelah ini Dik Rayyan semakin percaya diri dan mampu memahami instruksi. Aku juga menitipkan pesan ini pada pengajar di sana. Kusampaikan bahwa dik Rayyan butuh teman.

Aku kira TPA ini hanya melayani penitipan biasa. Ternyata saat pagi ada kegiatan untuk anak. Aku kaget sekaligus senang. Ada kegiatan menempelkan gambar, membuat perahu dari pelepah pisang, mengamati becak, dll. Satu hari satu kegiatan.

"Wah. Saya baru tahu, Bu. Terima kasih ya," seruku pada seorang pengajar.

"Iya, Bunda. Ada kegiatan berbeda setiap harinya."

Lebih senang lagi karena semua anak difoto dan dikirimkan ke WAG. Orang tua seperti saya tentu saja sangay bersemangat dan senang melihat kiriman foto anaknya. Aku selalu menunggu momen itu. Ingin kulihat apa yang sedang dikerjakan dik Rayyan.

Baru seminggu belajar di sana, Dik Rayyan jadi lebih ceriwis walaupun kata-katanya belum bermakna. Ia juga jadi mudah fokus, jika dipanggil sudah gampang noleh. Dulu, susah sekali ia menoleh. Seperti acuh.

Semoga semakin hari semakin baik. I love you, dik Rayyan. Bunda bangga sama kamu