APRIYANTI, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MENEBAR DAN MENUAI

Purnama enggan menampakkan wajahnya masih tertutup awan hitam. Bintang pun mengikuti bulan enggan berkilauan. Langit semakin hitam seperti amarah yang terasa ke ubun-ubun. Tak percaya apa yang harus terjadi bahwa fitnah itu kejam dan aku merasakan bahkan sakit hati tapi tidak punya bukti yang kuat untuk menjelaskan karena posisiku tepat terpojok tiada alibi. Dadaku sesak luar biasa. Siapakah gerangan yang telah menebar angin mengajak perang dunia ketiga. Belum tahu siapa aku. Diam bukan berarti mudah untuk menginjak-injak harga diriku.

Menangisi yang telah terjadi tentu saja tidak tapi aku harus mengingat ulang setiap peristiwa demi peristiwa yang terjadi. Perkataan demi perkataan yang kuucapkan baik secara langsung atau pun tidak. Siapa saja yang berkomunikasi denganku dalam beberapa waktu lalu. Kukumpulkan bukti demi bukti baik lewat ucapan yang ditulis ulang, rekam jejak digital kucari. Syukurnya tiada yang terhapus bahkan tersimpan di ponsel beserta screenshoot, audio bahkan video. Semakin ke sini dada ini semakin bedebar menemukan siapa pecundang yang telah menebar badai. Layaknya aparat yang sedang menginvestigasi tersangka. Semua berpetualang menjadi tersangka itu menurut ahli hukum bahkan orang terdekat yang seharusnya melindungi dapat menjadi bagian dari kejahatan. Aku hampir mendekati pada siapa pelakunya yang tega berbuat menyingkirkan orang lain dengan keji. Satu lagi yang kudatangi rekanku yang sangat mudah bercerita. Segera meluncur menuju kediamannya sambil membawa bingkisan untuk anak-anaknya. Meluncurlah dengan deras seperti guguran lava gunung berapi siapa yang dengan sengaja menebar fitnah untukku. Pembicaraan itu tentu harus ditekan sebagai bukti untuk menguatkan saja. Sebelum aku dimutasi maka harus bertindak. Enak saja para pecundang merajalela tersenyum penuh kemenangan sementara aku terperosok di jurang fitnah.

Kebenaran mulai berpihak padaku, satu per satu memberi kesaksian sehingga surat keputusan mutasi batal. Batal karena ada perjanjian tidak boleh pindah dan karena bukti-bukti yang kukumpulkan. Aku tidak dendam tapi lega karena bukan pelaku. Sedangkan sang penyebar fitnah merasa duri di kakinya minta mutasi dan pengunduran diri dari jabatan. Entah harus lega atau teriak senang karena pada akhirnya manusia ada hukum tebar dan tuai. Kebaikan akan kau tuai sebaliknya kejelekan akan dituai juga, maka jangan memperlakukan orang lain tidak layak mentang-mentang punya kuasa.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post