APRIYANTI, S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

RESPON POSITIF.

Hari ini ibu Saiya senang karena baru saja presentasi modul proyek untuk kurikulum merdeka setelah hampir satu bulan tidak kunjung selesai. Akibatnya tidur nggak nyenyak, makan tidak lahap dan duduk tidak nyaman karena tuntutan yang mengharuskan menyelesaikannya. Itu pun tentu kerja tim. Ibu Saiya bukan tidak mampu menyelesaikan tapi dengan kondisi usia yang tidak mudah lagi, kesehatan yang tidak sekuat dan seenergij dulu yang membuatnya harus bekerja sesuai tenaga dan kapasitas, tidak mau bergadang karena efek yang dapat membuat tubuhnya sakit. Maka sedapat mungkin beliau akan menyelesaikan tugas dan tanggungjawab yang telah diberikan. Meskipun dikatakan pemimpinnya lambat, lelet bahkan sampai dihina tetap beliau tidak mau ambil pusing. Yang terpenting masih dapat berpartisipasi. Kalau menurut emosi mungkin akan diajak berdebat pimpinan tersebut. Tapi, lebih baik diam dan bekerja sesuai kemampuan tidak memaksakan diri itulah yang dapat dilakukan. Jangan dibandingkan dengan rekannya yang junior atau new comer atau "new sweep broom" akan sangat berbeda sekali. Maka, beliau memilih prinsip pelan tapi pasti. Tapi, lagi-lagi ujian kesabaran harus datang dari orang yang seharusnya memberi contoh yang layak. Dihina, dibandingkan dan diberi label yang tidak pantas pun tetap ia memilih respon positif dengan telinga tebal.

Hari ini berharap pulang ke rumah dengan nyaman karena satu tugas telah selesai. Senyum mulai terlihat lagi dari sudut bibir pendidik yang sabar dan ikhlas ini. Saat pimpinan dengan santai mengingatkan beberapa tagihan yang harus dikerjakan dalam waktu seminggu. Dan juga tagihan lain akan menunggu. Kerja itu harus cepat sesuai ritme waktu jangan lambat seperti zaman dulu. Karena teknologi telah maju maka harus menyeimbangi. Berkorban waktu dan pikiran jangan kebanyakan bersantai. Kata-kata itu keluar dari lisan seorang pemimpin yang seharusnya memberi semangat bukan menjatuhkan. Lagi-lagi beliau menarik nafas sambil berkata sehat pasti bisa mengerjakan tagihan-tagihan yang harus diselesaikan. Dulu, cita-citanya menjadi guru karena dapat memberikan ilmu yang dimiliki tanpa direpotkan dengan administrasi. Tapi, sekarang rasanya tidak mau lagi menjadi guru lebih baik menjadi ibu rumah tangga dengan mengurus anak-anak saja.

Semua kegiatan dilakukan, tugas mengajar tetap, tugas tambahan juga, administrasi juga. Padahal Mas Menteri meringankan administrasi agar guru tidak repot tapi kenyataannya sama saja. Tetap kewajiban administrasi membelenggu guru. Ditagih-tagih seperti tukang kredit. Direndahkan karena tidak cakap dan kinerjanya juga dibandingkan karena lambat. Oh, potret pendidikan di lembaga tempat beliau ditugaskan. Masa pensiun masih 10 tahun lagi tapi kerja rodi masih ada dan terjadi. Apakah malam ini, malam esok dan malam-malam selanjutnya masih berbintang dan bermimpi. Sepertinya mimpi dikejar-kejar PROTA, PROSEM,. RPP,KKM, SILABUS, PROGRAM KERJA WALI KELAS, PROGRAM KERJA EKSKUL DAN PROGRAM-PROGRAM LAINNYA.

terjaga di tengah malam karena kepanasan mimpi tidur di atas tumpukkan kertas. Saat sadar memang sedang tidur di atas kertas hasil cetak yang berhamburan. Mimpi jadi nyata.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Bunda. Tetap semangat. Salam literasi!

05 Sep
Balas



search

New Post