apt. Ai Wen, S.Farm.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Koneksi Antar Materi modul 3.1

Koneksi Antar Materi modul 3.1

Dalam uraian berikut ini, saya akan membuat kesimpulan tentang jurnal perjalanan saya selama mengikuti Pendidikan guru penggerak. Kesimpulan ini berupa terdapat 14 macam panduan pertanyaan yang akan saya coba untuk menjawabnya.

1. Bagaimana filosofi KHD dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai pemimpin ?

Dalam filosofi KHD dengan Pratap Triloka masih menjadi dasar berpijak bagi pendidik yaitu ing ngarso sung tuladha (siapa yang di depan haruslah memberi contoh yang baik). Hal ini berhubungan dengan pemimpin (berada di depan) yang mengambil keputusan harus memiliki integritas dan tidak ragu-ragu ataupun plin plan Ketika keputusan yang telah diambil. Pemimpin tersebut hanya melakukan refleksi saja Ketika berada pada masalah yang sama. Apalagi saat kita berada pada dilema etika, Ketika memutuskan sesuatu tentu saja sudah memiliki nilai-nilai kebajikan yang kita anut. Ing Madya Mangunkarsa (yang ditengah harus memberikan ide dan gagasan), pabila berkaitan dengan pengambilan keputusan harus memiliki ide-ide dalam pengambilan keputusan terutama pada invetigasi trilema. Tut Wuri Handayani (yang dibelakang harus memberikan dorongan), sebagai pemimpin harus mampu memberikan semangat kepada bawahannya. Ketika mengambil keputusan, pemimpin harus mampu membuat keputusan yang mampu mendorong rekan guru maupun murid untuk berkembang.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan ?

Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang tertanam dalam diri kita tentu saja sangat berpengaruh ketika kita akan mengambil keputusan terhadap suatu masalah apalagi yang berhubungan dengan murid. Guru penggerak juga memiliki nilai-nilai seperti mandiri, kreatif, kolaboratif, reflektif dan berpihak pada murid. Apabila kita sebagai guru penggerak mengganut nilai-nilai tersebut tentu saja kita akan dapat mengambil keputusan yang terbaik walaupun dalam masalah dilema etika maupun bujukan moral. Disamping itu, nilai-nilai guru penggerak tersebut juga akan mempengaruhi kita dalam berprinsip ketika mengambil keputusan yaitu berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis rasa peduli ataupun berpikir berbasis peraturan.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan yang proses pembelajaran berkaitan dengan kegiatan “coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masih adakah pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas sebelumnya.

Selama proses pendampingan tentang coaching termasuk juga sudah latihan praktik bersama rekan sejawat dapat membantu saya mengevaluasi terhadap keputusan-keputusan yang telah saya ambil tersebut apakah bersifat efektif dan tepat. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak pada murid ?

Proses coaching pada dasarnya merupakan proses menuntun antara coach kepada cochee untuk memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya terutama dalam menemukan sendiri solusi atas permasalahan si coachee. Coachee itu sendiri bisa sesama rekan guru maupun murid kita sendiri. Selama Latihan dengan sesame peserta CGP, saya berlatih bagaimana mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berbobot agar coachee dapat menemukan solusinya. Sebagai pemimpin pembelajaran, Ketika guru berada pada permasalahan dilema etika maka guru dapat mengidentifikasi permasalahan sebagai coach dengan Teknik coaching sambil melaksanakan segitiga restitusi, yang pada akhirnya memperoleh keputusan yang efektif dan berpihak pada murid.

Selama Latihan keputusan yang saya ambil untuk kasus-kasus yang saya angkat telah efektif dan tidak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial dan emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan khususnya dilemma etika ?

Pembelajaran sosial emosional pada modul 2.2, tentu saja sangat penting bagi saya dalam pengambilan keputusann khususnya kasus dilema etika. Pembelajaran sosial emosional dengan kompetensi sosial emosional (KSE) menggunakan metode CASEL terdiri dari 5 yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, kemampuan berelasi, dan pengambilan keputusan bertanggungjawab. Dalam kesadaran diri, guru harus mampu mengenali emosi, pikiran, nilai dan diri sendiri secara akurat sehingga Ketika akan membuat keputusan dalam dilema etika sungguh-sungguh menghasilkan keputusan yang tepat dan efektif bukan dengan menggunakan emosi yang meledak-ledak ataupun pikiran-pikiran yang tidak fokus. Begitu juga dengan manajemen diri, disini guru harus mampu mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diberbagai situasi. Pengambilan keputusan dengan memiliki manajemen diri akan menghasilkan keputusan yang tepat dan bertanggungjawab bukan dengan perasaan. Pada kesadaran sosial, tentu saja seorang pemimpin tetap harus memiliki rasa empati. Bila kita hubungkan dengan pengambilan keputusan kadangkala rasa empati diperlukan. Kemampuan berelasi juga sangat penting ketika berhubungan dengan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Dan terakhir pada kompetensi kelima, sebagai pemimpin harus mampu mengidentifikasi, menganalisis informasi, mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambil.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang focus pada masalah moral atau etika Kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Nilai-nilai yang saya anut sebagai pendidik yaitu kebenaran, keadilan, rasa empati, peduli, kesetiaan, toleransi, dan tanggung jawab. Dengan berpegang pada nilai-nilai kebajikan universal dan berpusat pada murid serta mendorong terwujudnya iklim Pendidikan yang kondusif.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman ?

Ketika menjalankan prinsip among KHD dan pola pikir Inkuiri Apresiatif dengan Prakarsa perubahan diharapkan mampu menjalankan peran-perannya sebagai CGP termasuk nilai dan peran sebagai guru penggerak. Tidak semua pengambilan keputusan yang tepat berada pada situasi dilemma etika tepat menyenangkan semua orang. Adakalanya kita merasa kesulitan Ketika keputusan yang sudah kita ambil berada pada lingkungan yang kurang mendukung, perbedaan dalam cara pandang nilai benar lawan benar atau sama-sama benar. Sehingga dapat menimbulkan lingkungan pembelajaran yang tidak kondusif.

Untuk menghindari hal itu maka seorang pemimpin harus mampu mengidentifikasi setiap kasus yang ada apakah dilema etika atau bujukan moral. Kasus dengan dilema etika maka sebelum mengambil keputusan, kita harus mampu memahami 4 paradigma dilemma etika, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga keputusan yang diambil tepat dan efektif. Setiap keputusan yang tepat terutama yang berpihak pada murid tentu saja akan membuat lingkungan yang aman, nyaman dan menyenangkan.

7. Selanjutnya, apakah kesulitan- kesulitan di lingkungan anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus- kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Setiap keputusan yang diambil Ketika berada dalam dilema etika umumnya berdasarkan 3 prinsip yaitu berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan dan berpikir berbasis rasa peduli. Dalam pemilihan prinsip tersebut tentu saja pastinya menimbulkan pro dan kontra terutama Ketika berada pada perbedaan cara pandang terhadap benar lawan benar. Kesulitan yang saya alami itu terutama kita mengambil keputusan yang berbasis rasa peduli terhadap murid. Kadangkala di kalangan guru ada perbedaan dalam memandang seorang murid apalagi Ketika murid tersebut sering menimbulkan masalah. Ketika kita memutuskan untuk tetap mempertahankan murid dengan adanya rasa peduli sendiri. Tentu saja tidak semua guru bisa menerimanya. Dengan melakukan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan setidaknya dapat mengurangi rasa tidak nyaman tersebut.

8. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid kita ?

Saya sendiri merasa sangat terbantu dengan mempelajari modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan universal. Saya sendiri sering menemui masalah dilema etika namun tidak bisa menyelesaikan dengan tuntas karena ada saja keputusan tersebut tidak bisa menyenangkan semua orang dan keputusan yang diambil cenderung bersifat subyektif dan lebih banyak rasa empati. Padahal prinsip pengambilan keputusan ada yang lain.

Pada modul ini saya mempelajari 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga keputusan yang saya ambil mengalami peningkatan kearah lebih baik yaitu tepat dan efektif. Keputusan yang saya ambil pun juga berpihak pada murid. Hal ini akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang well being. Lingkungan yang well being akan menyebabkan tercapainya tujuan Pendidikan menurut KHD. Pada akhirnya akan menumbuhkan pembelajaranyang memerdekan murid.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang pemimpin pembelajaran harus bisa mengambil keputusan yang tepat, efektif, dan bijaksana dengan memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal. Dan hal yang paling terpenting setiap keputusan tersebut harus berpihak pada murid sehingga tujuan Pendidikan untuk mencapai keselamatan yang setinggi-tingginya sebagai manusia maupun masyarakat. Diamping itu, pengambilan keputusan yang berpihak pada murid tentu saja benar-benar memperhatikan kebutuhan belajar murid lewat pembelajaran berdiferensiasi dengan melakukan asesmen awal. Keputusan yang mempertimbangkan kebutuhan belajar murid akan mampu menggali potensi dan minat murid. disinilah peran pemimpin pembelajaran untuk mengembangkan minat dan bakat murid (talenta) dengan cara talent mapping dan empathy map dapat membuat murid merasa berharga dan focus untuk masa depannya.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Pengambilan keputusan yang di ambil haruslah mendasar pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, nilai-nilai kebajikan universal dan bertanggungjawab terhadap konsekuensi. Filosofi KHD dan Pratap triloka yang berlandaskan pada nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi yang terintegrasikan dengan pembelajaran sosial emosional serta memunyai keterampilan coaching dalam menjalankan Langkah-langkah pengambilan keputusan.

11. Sejauh mana pemahaman anda tentang konsep-konsep yang telah anda pelajari di modul ini yaitu dilemma etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut anda diluar dugaan ?

Pembelajaran pada modul ini menjadi Langkah awal bagi saya untuk menghadapi kasus yang berhubungan dengan dilema etika atau bujukan moral. Sebuah kasus dilema etika benar lawan benar sedangkan bujukan moral salah lawan benar. Hal-hal diluar dugaan saya apabila kasus yang dihadapi masuk dalam kategori pelanggaran hukum, maka Langkah-langkah pengambilan keputusan pun harus melibatkan hukum.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya denga napa yang anda pelajari di modul ini ?

Pernah yaitu Ketika kasus untuk menaikan murid ke tingat berikutnya. Ada 2 nilai yang saling bertentangan di sana yaitu nilai keadilan dan nilai peduli. Tentu saja terdapat perbedaannya terutama pada Langkah-langkah pengujian dan pengambilan keputusan.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat anda, perubahan apa yang terjadi pada cara anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesduah mempelajari modul ini ?

Dampak yang sangat jelas terlihat adalah saya menjadi lebih selektif mengidentifikasi kasus termasuk dalam dilema etika atau bujukan moral. Perubahan yang terjadi saya lebih mempertimbangkan keputusan yang berpihak pada murid sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang well being dan juga memerdekan murid.

14. Seberapa penting mempelajar topik modul ini sebagai individu dan anda sebagai pemimpin ?

tentu saja sangat penting, dimana sebuah keputusan yang diambil harus mempertimbangkan beberapa pilihan sebelum membuat keputusan. Keputusan yang diambil bukan hanya untuk menyenangkan saya secara pribadi supaya saya dipuji orang lain tetapi harus memperhatikan kebutuhan pada murid. Saya berharap daya dapat lebih bijaksana lagi dalam mengambil keputusan yang tepat dan efektif.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar Biasa Tulisan Ibu Ai Wen Tentang Koneksi Antar Materi Modul 3.1. Semangat Selalu. Semoga Ilmu dan Pengalamannya Yang Di dapatkan dari Modul ini Bisa Bermanfaat Serta dapat di implementasikan dengan baik.

28 Sep
Balas



search

New Post