Tak terasa Tantangan Membaca Nyaring sudah memasuki hari ke-12. Hari ini mengambil tema seni dan budaya dari Jawa Tengah (yogyakarta) berjudul "Gajah Wong." Cerita rakyat Yogyakarta selalu menarik diikuti. Salah satunya tentang cerita terbentuknya Kali Gajah Wong. Konon sungai ini menjadi lokasi memandikan gajah milik Sultan. Kali Gajah Wong  yang terletak di Kotagede, Yogyakarta. Masyarakat sekitar menyebutnya dengan sebutan ‘kali’ atau ‘kalen’ yang berarti sungai kecil. Kali yang berada di tengah kota memiliki panjang yang tidak lebih dari 20 kilometer.

Kisah Gajah Wong menceritakan tentang gajah milik Sultan  Agung yang bernama Dwipangga. Sehari-hari ia dirawat oleh Ki Sapa. Dwipangga suka sekali berendam dikali dan minum air kelapa muda. Hingga pada suatu hari Ki Sapa demam dan jatuh sakit. Kebiasaan Dwipangga yang berendam di kali tetap harus dikerjakan karena sudah menjadi kebiasaannya. Jadilah Kerti Peyok, pelayaan lain yang menggantikan Ki Sapa. Kerti Peyok membawa Dwipangga ke sungai yang biasa didatanginya. Namun hari itu, sungai nya sedang kering dan sedikit air. Hal ini membuat Dwipangga susah berendam. Lalu Kerti Peyok membawa Dwipangga ke arah hilir. Disana airnya cukup deras, namun Kerti Peyok tidak tahu bahwa tempat itu berbahaya, arusnya deras sekali. Akibatnya Kerti Peyok dan Dwipangga terbawa arus dan baru beberapa jam kemudian diketemukan sudah tak bernyawa. Ki Sapa sangat menyesal tidak memberitahu tempat tersebut. Ia merasa bersalah, kalau saja ia tak sakit dan menjalankan tugas seperti biasa. Tentu Kerti Peyok dan Dwipangga tak akan menerima musibah ini. Untuk mengenang peristiwa tersebut kali itu diberinama Kali Gajah Wong.

Setelah mendengarkan kisah di atas. Anak-anak diperkenalkan  topi atau sesuatu yang digunakan dikepala kedua tokoh. Apa itu? Blangkon. Blangkon menjadi topi atau peci ciri khas lelaki di yogyakarta. Senangnya anak-anak bisa satu persatu mencoba memakai blangkon.

@rbita