Kreativitas Guru dalam Mengatasi Keterbatasan
Sekolah adalah lembaga formal yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik agar tercapai perkembangan kognitif, afektif dan psikomorik yang optimal. Secara umum, fungsi sekolah untuk memberikan pengajaran kepada para peserta didik sehingga menjadi individu yang berguna bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.
Kembalinya mata pelajaran Informatika di jenjang SMP diharapkan mampu menjadi penunjang siswa untuk menyambut era revolusi industri 4.0. Garis besar mata pelajaran informatika di jenjang SMP mencakup 5 materi pokok yaitu yaitu teknik komputer, jaringan komputer/internet, analisis data, dampak sosial informatika, dan programming. Nantinya perusahaan akan melakukan permintaan untuk individu yang telah menguasai keterampilan baru yang pada era sebelumnya tidak ada. Kemampuan siswa dalam aspek afektif dan psikomotorik memiliki peran yang penting yaitu kemampuan tentang critical thinking, problem solving, communication, collaboration, dan creativity atau invention dibutuhkan dalam persaingan global. Dalam hal ini, sistem sekolah dasar dan menengah memiliki peran vital dalam mempersiapkan individu global dan mencetak tenaga kerja berkualitas untuk masa mendatang.
Sarana dan prasarana merupakan salah satu sumber daya yang menjadi patokan mutu sekolah dan diperlukan peningkatan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sarana dan prasarana sangat diperlukan untuk menunjang keterampilan peserta didik supaya dapat bersaing terhadap pesatnya teknologi. Sarana dan prasarana di sekolah merupakah bagian penting yang perlu disiapkan secara cermat dan berkesinambungan sehingga proses belajar mengajar yang akan berjalan dengan lancar.
Namun kembalinya mata pelajaran ini akan menemui rintangan dan tidak bisa serentak di semua sekolah. Pemerintah harus membangun sarana dan prasarana pendukung. Bisa dibilang hanya sekolah yang berada di kota besar yang kemungkinan langsung siap menggelar mata pelajaran ini.
Keterbatasan bukanlah menjadi penghambat untuk mencapai tujuan. Justru keterbatasan itu menjadi peluang besar untuk memacu kreativitas guru lebih kreatif, yang mampu melahirkan ide-ide cemerlang untuk keberhasilan pembelajarannya. Tidaklah mustahil kreativitas guru tumbuh di sekolah yang memiliki banyak keterbatasan. Guru terkadang sering terjebak untuk membandingkan satu sekolah dengan sekolah lainnya. Sekolah di tempat lain mempunyai segala sarana prasarana yang memadai ketimbang di sekolah tempatnya bertugas. Keterbatasan sarana pembelajaran memotivasi guru untuk senantiasa mencari strategi dan metode mengajar. Memodifikasi alat atau media, bahkan memanfaatkan yang ada di dalam kelas menjadi media pembelajaran baru. Itu sebabnya mengapa sering dikatakan bahwa keterbatasan menjadi awal untuk memacu kreativitas guru.
Dalam hal ini saya memadukan sarana yang ada dengan metode pembelajaran berbasis simulasi sehingga peserta didik tetap dapat menguasai materi jaringan komputer / internet. Untuk itu saya menggunakan aplikasi simulasi jaringan komputer Cisco Packet Tracer, pada aplikasi ini peserta didik yang dapat dengan baik mengenal perangkat jaringan, memahami topologi jaringan, membangun jaringan LAN bahkan mampu membuat jaringan Wireless. Aplikasi berbasis simulasi jaringan ini saya pilih karena memiliki kemiripan dalam segi perangkat dan konfigurasi perangkatnya di dunia nyata, sehingga apabila nantinya peserta didik dihadapkan dengan perangkat tersebut di dunia nyata maka mereka tidak akan mengalami kesulitan berlebih.
Pengalaman pembelajaran ini memotivasi saya untuk menerbitkan buku dengan judul Simulasi Jaringan Komputer Menggunakan Aplikasi Cisco Packet Tracer yang diterbitkan oleh Cipta Media Guru pada September 2020.
Menurut saya, tidak hanya bakat yang dibutuhkan untuk menjadi seorang guru yang kreatif. Untuk menyiasati keterbatasan, untuk mencari solusi dalam menyampaikan materi dan untuk menciptakan karya luar biasa, kita membutuhkan ketekunan, semangat, kedisiplinan, dan kegigihan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar