ariani rosa

Ariani Rosa Lesmana, ibu rumah tangga yang nyambi jadi guru SMP Negeri 3 Liwa Lampung Barat mata pelajaran Bahasa Indonesia. Ibu dari tiga orang anak, pencinta ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Renungan untuk orang tua

Saya teringat sebuah video, dan juga artikel dengan judul "Children see, children do". Apa yang dilakukan anak adalah apa yang mereka lihat. Pertumbuhan karakter yang cenderung dianggap menyimpang atau dinilai negatif pada anak, jangan2 adalah ulah kita juga. Kita? Siapa kita? Kita sebagai orang tua, kita sebagai guru, kita sebagai masyarakat. Tidak bermaksud menyalahkan, juga tidak bermaksud menuduh. Kita bisa introspeksi dan merefleksi diri.

Upaya pemerintah untuk memperbaiki akhlak dan karakter anak di seluruh Indonesia sudah mencapai taraf yang maksimal. Berbagai terobosan dilakukan demi terciptanya manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian mantap dan mandiri, serta bertanggung jawab (tujuan pendidikan nasional).

Tujuan itu akan dicapai dengan beragam cara dan program, salah satunya dengan penguatan pendidika karakter. Namun, semua itu akan sulit terwujud jika anak tidak berada pada lingkungan yang mendukung. Lingkungan maksud saya, tidak hanya masyarakat, tapi yang lebih urgen lagi adalah keluarga, rumah.

Bisa dikatakan semua karakter yang muncul berawal dari rumah. Jika orang tua tidak memberi contoh yang baik, kemungkinan anak pun akan tumbuh sesuai dengan contohnya. Pengalaman saya, ketika menghadapi siswa yang merokok, siswa tersebut menjawab: "sama bapakku nggak apa2, bu." So, saya mau bilang apa lagi, skakmat deh, nggak bisa bergerak rasanya. Namun, sebagai guru, kita harus bisa mempertahankan kebenaran yang memang diyakini benar adanya.

Keteladanan dari orang tua adalah mutlak harus ada karena anak dalam pola pertumbuhannya akan melakukan apa yang mereka lihat. Nasihat yang kita sampaikan lebih sulit diikuti oleh anak daripada contoh sikap yang kita tunjukkan. Secara teori, semua anak juga tahu bahwa ketika lampu merah kita harus berhenti, tapi bukan tidak mungkin anak tersebut akan tumbuh dengan kebiasaan menerobos lampu merah karena melihat orang tuanya sesekali menerobos lampu merah.

Apa alasan orang tua menerobos lampu merah? Sederhana saja, di depan agak sepi, sedang terburu-buru, atau karena ada celah untuk melakukan itu. Sadarkah kita bahwa secara tidak langsung kita telah mengajarkan anak kita sebuah karakter yang kurang baik? Lalu ketika anak berkembang dengan kebiasaan menerobos lampu merah, siapa yang salah?

Ketika kita tanpa sadar membuang sampah sembarangan, hal kecil itupun akan berpengaruh pada karakter anak. Ketika kita tidak mematuhi berbagai tata cara kehidupan, itupun akan berpengaruh pada anak. Apalagi ketika kita acuh tak acuh terhadap kegiatan, tontonan, dan pola hidup anak, pastilah hal tersebut sangat berpengaruh pada pertumbuhan karakter anak.

Saat ini, semua peristiwa di luar rumah, bisa masuk ke ruang keluarga, ke kamar, bahkan sampai di genggaman anak kita. Peristiwa yang terkadang merusak anak, bahkan sampai mengahancurkan masa depan anak. Melihat gaya pergaulan orang, anak meniru. Jadi, ketika tingkah dan gaya anak persis seperti yang mereka tonton, bukankah ada kelalaian kita di situ? Lalu, sebagai orang tua apakah kita masih acuh tak acuh dan menyerahkan pendidikan anak pada pihak ketiga? Tidak mungkin.... Sekuat apapun pihak ketiga memberikan pendidikan yang baik, tidak akan mampu menyentuh anak jika di rumah tidak diterapkan pendidikan yang sama.

Contoh-contoh yang disebutkan di atas adalah contoh kecil dalam kehidupan. Jika hal kecil itu berpengaruh pada anak, apalgi hal-hal yang lebih prinsip. Menanamkan akidah dan akhlak pada anak adalah salah satu hal yang dianggap prinsipil. Mengapa demikian? Karena menyangkut keimanan dan kehidupan dunia dan akhirat. Di bulan suci ramadan ini, tepat sekali bagi orang tua untuk mengajarkan dan menancapkan pemahaman anak tentang pelaksanaan rukun islam yang ketiga, puasa di bulan ramadan. Juga rukun islam keempat berzakat. Jangan lupa, rukun islam yang lain juga tetap dan wajib diajarkan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post