Baca Dulu, Baru Komentar
Salah satu ciri khas abad 21 adalah "LITERASI", begitu banyak artikel yang menjelaskan tentang literasi. Menurut wikipedia literasi adalah kemampuan atau keterampilan setiap individu dalam membaca, menulis, berbicara, berhitung dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dizaman yang serba canggih seperti ini, kita bisa keliling dunia dari rumah menggunakan smartphone. Kita bisa tahu apa saja yang terjadi dibelahan dunia lain.
Namun kemajuan teknologi dan informasi tidak di iringi dengan kemajuan literasi masyarakatnya. Ada beberapa contoh yang bisa kita ambil dari dilingkungan kita masing-masing, diantaranya sebagian masyarakat atau istilah kerennya sekarang "Netizen" membaca berita sepenggal-sepenggal atau membaca berita hanya judulnya saja setelah itu mengambil kesimpulan untuk berkomentar. Sehingga banyak yang salah informasi dan terjadi pertengkaran di media sosial, bahkan ada yang sampai ke pengadilan.
Pada pembelajaran daring saat ini juga sering terjadi, seorang guru memberi tugas kepada siswa. Karena semangat literasi siswa dan siswi masih rendah, belum dibaca tugas yang diberikan guru mereka sudah bertanya. Dikertas apa dibuat pak? Jam berapa terakhir batas waktu pengumpulan tugas Pak? Padahal yang ditanyakan sudah ada jawabannya pada penjelasan di tugas tersebut. Terkadang kita agak jengkel dengan anak-anak zaman now.
Setiap sekolah harus membudayakan literasi. Sehingga literasi sudah menjadi kebiasaan bagi siswa sampai ke dunia kerja atau bangku kuliah. Setiap sekolah bisa membuat Pojok Literasi, Sudut Baca, Gerobak Baca, Taman Baca atau yang lainnya. Bagi siswa dan siswi yang sering terlambat kita bisa bawa mereka kesana, untuk membaca atau apapun itu. Sehingga mereka mendapat sanksi yang mendidik. Disamping itu ada juga yang harus dibiasakan setiap sekolah, sebelum memulai pelajaran kita harus latih dan membiasakan siswa untuk membaca minimal 10 s.d 15 menit. Setelah membaca kita minta mereka membuat kesimpulan atau resume.
Dengan demikian, kita berharap apapun informasi/berita yang diterima oleh siswa dan siswi, mereka akan membaca terlebih dahulu, setelah itu menganalisa baru memberi komentar atau argumen. Sebelum kita melatih budaya literasi kepada siswa dan siswi, seorang guru harus menjadi teladan dan contoh bagaimana menjadi seorang "Literat Sejati"
Salam Literasi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Setuju, Pak.
Sipp Buk Eny..
Setuju pak, membaca tidak hanya sepotong-sepoting
Terima kasih Buk Syarifah
Okay Bapak
Oke Buk..
Sama pak siswa saya masih ada juga yang seperti itu
PR kita bersama buk.. merubah kebiasaan siswa kita masing-masing
Keeren pak..baca dulu baru tanya ya
Terima kasih Buk Sofiawati
Siap pak.... salam literasi
Terima kasih Buk Amalia.. Salam literasi kembali
Siswa saya juga dulu sering begitu. Ditanya lagi apa yg sudah ditulis. Salam sukses
haaaaa.. sama berarti kita buk.. karena itu saya coba menulis kejadian tersebut di gurusiana
Setuju. Betul itu. Insyaallah siap. Salam literasi
Terima kasih Buk Tri, Salam literasi kembali
Nasihat berharga untuk kita semua. Semangat berliterasi, sukses selalu.
Terima kasih Pak Edi.. Semangat berliterasi juga Pak
Setuju pak Arief, mari kita budayakan membaca sampai tuntas, jangan sepenggal. Salam literasi.
Terima kasih Pak Suhaimi.. Salam Literasiii
Nggih ... siap,Pak. salam literasi.
Terima kasih Buk Cicik