Oleh : Arief Rachman, S.Pd.

Guru SMK Negeri 1 Tanjung Raya, Sumatera Barat

Setiap orang di dunia pasti memiliki Ibu, hanya ada 2 orang di dunia ini yang lahir tanpa seorang Ibu yaitu Nabi Adam dan Siti Hawa. Nabi Adam diciptakan ALLAH dari tanah. Sedangkan Siti Hawa dijadikan ALLAH dari tulang rusuk kiri Nabi Adam. Hal ini menunjukkan kebesaran ALLAH yang berkuasa berbuat sesuatu.

Untuk bulan Januari 2021, CEO MediaGuru dan Gurusiana Bapak Mohammad Ihsan mengangkat tema lomba menulis buku “Warna Kasih Ibu”. Ketika kita membahas dan menyebut kata Ibu, begitu banyak yang ingin kita tulis di secarik kertas. Karena ibu adalah yang orang yang luar biasa dalam hidup ini. Selama 9 bulan kita ada di dalam perutnya bahkan sesudah lahirpun kita masih disusui selama kurang lebih 2 tahun.

Apapun akan dilakukan seorang Ibu untuk anaknya, bangun tengah malam hanya untuk mengganti popok si bayi bahkan baru tertidur beberapa saat terbangun lagi karena si bayi menangis untuk meminta di susui. Namun, semua itu terasa mudah karena seorang ibu melakukannya dengan ikhlas dan tulus. Baru kali ini saya mengikuti lomba menulis buku dengan semangat dan adrenalin yang berbeda. Serasa mengingat kenangan masa lalu. Begitu luar biasa pengorbanan ibu kita dalam membesarkan dan mendidik anak-anaknya.

Saya beruntung dan bangga memiliki orang tua seperti mereka, dari kecil kami sudah ditanamkan nilai-nilai agama. Orang tua saya memiliki prinsip nilai-nilai agama harus ditanam sedini mungkin. Orang tua saya memiliki prinsip setelah tamat SD, anak-anaknya harus masuk Madrasah Tsanawiyah, setelah itu baru anak-anaknya diberi kebebasan mau melanjutkan ke SMA, SMK atau MA. Saya pribadi waktu itu memilih melanjutkan ke MA.

Sebelum berangkat kesekolah kami selalu disiapkan sarapan pagi oleh Ibu, Berkat do’a terbaik dari kedua orang tua, Alhamdulillah anak-anaknya bisa meraih juara di sekolah. Saya diterima di salah satu perguruan tinggi favorit di Kota Padang yaitu Universitas Negeri Padang melalui jalur mahasiswa undangan pada jurusan Teknik Elektro tahun 2004.

Sampai saya mau kuliah pun, Ibu menemani ke Kota Padang untuk mencarikan tempat kos. Selama kuliah saya rutin setiap akhir pekan pulang kerumah orang tua. Dan senin shubuh balik lagi ke padang menggunakan bus. Sampai sekarang saya selalu ingat setiap mau berangkat ke Padang, ibu sering membuatkan lauk. Kalau kami dipadang sering menyebutnya “Samba”, terkadang Ibu membuat rendang, dendeng balado, ayam goreng dan menu lainnya.

Tidak hanya disitu, setelah tamat kuliah tahun 2009 Ibu selalu bercerita dan menasehati saya. Setelah tamat rencana mau apa ? waktu itu saya menjawab mau ikut tes CPNS. Terdengar kabar, di Provinsi Bengkulu ada buka tes CPNS. Setelah minta izin ke orang tua, bersama 3 orang teman lainnya kami berangkat ke Bengkulu menggunakan sepeda motor. Seumur hidup itulah perjalanan terjauh saya berkendara. Setelah tes, kami balik ke Sumbar dan menunggu hasil. Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Setelah mendapat info yang valid dari teman di Bengkulu, dari berempat orang kami yang ikut tes hanya satu orang yang lulus dan nama saya tidak muncul. Waktu itu saya sangat kecewa dan gundah gulana karena belum bisa menerima hasil tes tersebut.

Ibulah orang yang menenangkan saya, kata-katanya saya masih ingat sampai sekarang “itu namanya belum rezeki, kalau rezeki tidak akan kemana-mana, Kalau ada tes silahkan dicoba lagi”. Beberapa bulan setelah itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat membuka tes CPNS. Setelah dipelajari, akhirnya saya memutuskan ikut tes CPNS di Kabupaten Agam, ada 2 formasi guru yang diminta. Tes dilakukan 2 kali, tes kemampuan dasar dan tes kemampuan bidang. Setelah tes saya balik lagi ke rumah orang tua untuk menunggu hasil. Namun, perasaan pernah gagal sebelumnya membuat saya pesimis bisa lulus tes.

Dan akhirnya, pengumuman kelulusan itu tiba. Saya masih ingat suasana pagi itu di rumah. Abang saya membeli koran pagi hari, untuk melihat nama-nama peserta yang lulus tes CPNS. Tanpa di duga nama saya ada di dalam koran tersebut, sebagai salah seorang peserta yang lulus tes CPNS tahun 2009. Wajah Ibu sangat bahagia pagi itu, satu hal yang tidak beliau sebut “akhirnya perjuanganku selama ini membuahkan hasil”    

Setelah lulus CPNS, Ibu masih sering menasehati saya “Kamu sudah beberapa tahun jadi pegawai negeri, sudah pantas pula untuk menikah”. Alhamdulillah tanggal 25 Agustus 2013 saya menikah dengan wanita terbaik. Sebelum ijab qabul dilaksanakan saya minta do’a restu kepada Ibu. Rasa haru pecah di kala itu, saya tidak bisa menahan air mata mengalir dipipi.

Saat ini, saya dikarunia 2 orang putera oleh ALLAH. Saya merasakan perjuangan dan pengorbanan menjadi orang tua. Dan saya akan lakukan yang terbaik buat anak-anak dengan menanamkan nilai-nilai agama sedini mungkin seperti shalat 5 waktu dan selalu berbuat kebaikan.

Apa yang saya raih saat ini, semua berkat pengorbanan dan do’a dari orang tua, karena itu saya mengangkat judul pada lomba kali ini “Ibuku_Pahlawan Masa Lalu dan Masa Kini”.

Biodata Penulis

Penulis bernama Arief Rachman, S.Pd. lahir di Jakarta, pada tanggal 27 April 1986. Saat ini berdomisili di Perumahan Green Asri Jl. Anggrek 2 No. 8 Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat.

Saat ini penulis bertugas sebagai Guru dan menjabat sebagai Wakil Kurikulum di SMK Negeri 1 Tanjung Raya, Agam, Sumatera Barat

Email   : [email protected]

HP/WA : 085263618765

Perlombaan yang pernah saya ikuti antara lain :

Menulis 4 Buku Antologi :