JANJI HATI
JANJI HATI
Allahu Akbar – Allahu Akbar… suara adzan subuh telah berkumandang, alam pun ikut menyambut datangnya subuh seraya bertasbih kepada Allah SWT. Tampak seseorang mulai terbangung dan mengucek – ngucekan matanya.
.” Astagfirulllah… Ya Allah aku kesiangan sholat subuh”.
“ Wir .. Wir … bangun wir.. subuh.. wir , dy .. Ardy.. Ayo bangun ,, kita sholat berjamaah subuh…”!.
Kemudian mereka bergegas .. terburu buru menuju Masjid.Yusup.., Yusup Ahmad nama lengkapnya atau sering di panggil Ucup , ialah seorang santri Asal Bekasi Babelan yang telah lama bermukim di Pondok Pesantren. Ucup merupakan seorang santri yang sangat patuh terhadap para Ustadz dan ustazah serta para guru lainya di madrasah Aliyah. Tak pernah dalam hidupnya Berkata tidak .. bila diminta bantuan atau mendapat perintah dari guru. Never Say No itu yang selalu dia ucapkan.
“ Wir … ,,, Dy…. Tunggu …!! Kita berangkat bareng kesekolah ,,…!!
“Ah… Cup …antum selalu ajah telat trus”ngapain ajah sih !
“ hehehe biasa Wir, Dy mules- mules.. jadi lama deh di toilet ..!
“sorry ya…!!
Hari itu di sekolah MA Al Amin bertepatan dengan kegiatan Peringatan hari besar Islam Maulid Nabi Muhammad SAW. Ucup , Piyan dan Wira sebagai siswa kelas dua belas , mendapatkan tugas dari sekolah sebagai pembawa acara, Tilawatil Qur’an dan Penceramah..!!
“FabiiAyyi A’laa Irob bikuma Tukadz zhibann…”
Ayat Alqur’an itu terlantun begitu indahnya …,
Seluruh siswa terhanyut oleh merdunya pembacaan Al qur’an yang di bacakan oleh Yusup Ahmad. berulang ulang ayat tersebut dilantunkannya, membuat seluruh hadirin meneteskan air mata.
“ Nikmat manakah lagi yang kau dustakan”…itu Arti dari potongan ayat tersebut,,, yang membuat hati setiap yang mendengar.. menjadi ingat akan dosa –dosa …dan nikmat Allah SWT yang tidak disyukuri.
“ Subhanallah .. betapa sempurnanya ..hamba Allah in”.
i “.. Wajah rupawan, baik, tidak sombong, bersahajah,,, dan dibalut dengan ketaqwaan yang luar biasa”
“ Hanya Hamba Allah yang bertaqwa lah yang bisa melantunkan Ayat Al Qur’an seindah ini…”
”.. terdengar seorang wanita berbisik dalam hatinya memuji Yusup Ahmad!
Amirah , Siswi asal Subang tertunduk tak sedikitpun memandang sang pembaca kalam Illahi , sosok bersahaja, manis, dan tidak banyak bicara ,itu yang tergambar dari siswi ini. Meski diam bukan berarti pasif, tetapi dibalik diamnya ia diselimuti oleh kecerdikan dan keluasan ilmu pengetahuan yang mumpuni. Amirah selalu ditemani oleh dua wanita sahabat karibnya bernama Fitri Rahmah dan Widiyanti . Persahabatan mereka telah terjalin dengan erat semasa mereka mulai masuk kedalam Pondok.
“Hai mir.. kok nunduk ajah sih tadi , pas waktu pembacaan Kalam Illahi “.
“Itu Ahmad Yusup loh yang sering jadi pembicaraan para santriyat”.
“ Pinter ngaji, ganteng, orangnya baik lagi. \”
“ Fitri mulai membuka percakapan”.
“ bukan begitu fit, tujuan aku datang kesini untuk menuntut ilmu tak mungkinlah aku berurusan dengan hal – hal sepele itu”
. “ Ah kamu min solehah banget sih. “
“ gadis seumuran kita tuh wajarlah menyimpan suka pada seseorang , asal jangan sampai pacaran atau berbuat maksiat.. hehehe “
“ ujar Widi menimpali ucapan Amirah . “ Sudah – sudah tak pantas kita
ngomongin kaya gitu “
Hari mulai siang , cuaca terik panas sayang ngat terasa di sekitar alun – alun kecamatan Cicurug, seperti biasa dan yang telah terbiasa Yusup Ahmad, bersama dengan kedua temannya Wira dan Ardy sedang asyiknya menikmati Bakso mas Dul , bersenda gurau dengan sedikit terdengar tawa. Tanpa disadari terdengan suara “
“Mas Baksonya tiga yah, sambalnya di pisah”.
“ suara lembut itu seketika membuat Yusup ahmad terdiam seribu bahasa. “ “ Ada apa cup ? wira mulai bertanya”
“ Suara itu wir , sepertinya saya kenal, suara yang penuh kelembutan dan kecerdasan dari seorang wanita , hehehe “
“ Ah antum kalau udah mulai berpuitis bisa aja Cup “.
Sementara Ardy dengan khusyuknya menikmati hidangan Bakso itu.
“ Cup…. Cup, itu Cup… “ ,
“ Apa sih Wir , itu cup … ! Apa ??
Itu Amirah , fitri dan Widi ada di depan kita … !!
“ Cantik yah cup , Amirah itu !
“Wir… cukup wir… tundukkan pandanganmu” ,.
“Tak pantas kamu memandang wanita seperti itu, Dosa …. “
“ iya Cup maaf..” bukan pada saya, tetapi pada Allah SWT.”
“Istigfarlah Wir” .
Perbincangan itu rupanya terdengar oleh Amirah dan kawan – kawannya. Amirah tampak tersipu malu dan memerah pipinya. Tapi ia hanya diam dan tak berkata apa pun, meski keduanya temannya sesedikit mengejek.
Malam semakin larut, terlihat pada jam dinding telah menunjukkan pukul 1 pagi dini hari . Yusup Ahmad terlihat mulai menutup Al-Qurannya . Malam itu ia mengkhatamkan tadarusnya. Bergegas ia ke tempat tidur,,, namun, sulit sekali untuk memejamkan mata ini.
ujar nya didalam hati “ Ya Allah .. Dosakah aku bila sesekali wajah itu terlintas di pikiranku ini”
“ Sedang aku takut sekali Ya Allah”.
“ aku takut ini akan menjadi dosa untuk ku, menghalangiku untuk menuntut ilmu dengan sungguh – sungguh. Sungguh Ya Allah Jauhkan aku dari bayang – bayang ini “
“ Bila ia memang nantinya yang akan menjadi seseorang dalam hidupku , aku pasrahkan semua ini padamu Ya Allah. Dalam kesedihannya ia menulis dalam selembar kertas “
TANYA SIAPA DIA ?
Dia adalah pesona
Ketika bola matanya menatap sendu
Dia adalah cahaya
Ketika bibirnya berkata lembut
Dan dia adalah rintik hujan
Ketika suasana hati segersang padang pasir
Senyummu sedamai senja disaat matahari terbenam
Rupanya sesejuk embun dipagi hari yang menetes
Dan tangisnya seperti telaga mongering
Yang tak terlihat lagi mengalir disela pucat pipinya
Ada Tanya , namun sulit terjawab
Karna dia datang membawa cahaya
Yang mampu menawarkan bisa
Dan memberikan lautan kasih
Namun amarahnya adalah jeritan
Yang akan terdengar ke seluruh lembah
Dan pepohonan bergoyang menggemakan kesedihannya
Siapakah dia gerangan ?
Berjuta kata takkan sanggup menjawabnya
Karna dia hadir tidak untuk sebuah nama
Kemudian Tanya, siapa dia ?
Ahhh. Kiranya puisi ini cukup untuk aku menumpahkah segala kerisauan ini, semoga esok tak ku jumpai lagi hal seperti ini.
Waktupun berlalu dengan indahnya, menulis ritme kehidupan yang telah dijalani oleh setiap insan . Sembilan tahun sudah cerita itu terkemas dalam bayang –bayang Yusup Ahmad sejak puisi itu di buat. Yusup ahmad yang dulu hanya sebagai santri biasa kini telah berbeda . Seorang magister pendidikan yang religious dan sukses. Memiliki Yayasan pendidikan dan pengembang bisnis perumahan serta travel haji. Sosok lelaki yang selalu ramah dan pemurah itu kian makin terkenal seantero Cicurug dan kabupaten Sukabumi. Kini dia dikenal sebagai Jomblowan Religius, Karena ketakutannya pada Allah SWT dan selalu mendengar nasihat gurunya sampai saat ini, ia tidak pernah pacaran sekalipun. Didalam hatinya masih menyimpan wanita pemilik suara yang begitu lembut itu.
Suara gemuruh meliuk liuk bagai dahan kecil pepohonan yang tertiup angin. Pagi itu sungguh cerah , Ahmad Yusup bergegas berangkat menuju Graha KPDA Kabupaten Sukabumi. Ia mendapat undangan untuk menjadi Narassumber di kegiatan seminar pendidikan di lingkungan kementerian kabupaten Sukabumi. Ada tiga narasumber sebenarnya hanya yang satu masih dirahasiakan karena takut tidak dapat berhalangan hadir, karena padatnya jadwal narasumber itu.
Acara mulai berlangsung , Yusup Ahmad menempati bangkunya berdampingan dengan nara sumber pertama yaitu H. Maryadi seorang pakar pendidikan terkenal di Kabupaten Sukabumi , dengan gaya bahasanya yang puitis dan Pemaparan keilmuannya yang selalu ditunggu – tunggu oleh khalayak ramai. Beliau di tempatkan menjadi narasumber pertama karena harus berangkat lagi untuk seminar selanjutnya di kabupaten Tasik.
Sambutan Ketua Panitia telah selesai. Pembawa acara menyampaikan dengan semangatnya.
“ Baiklah saudara – saudari peserta Seminar pendidikan”
“ inilah narasumber kita yang sekarang sedang viral dan menjadi dambaan untuk setiap orang”
“ sipakah dia ?..
” Mari kita sambut Sosok inspirasi muda yang sukses di usianya yang masih belia saat ini ,inilah dia”
“DR.Hj. Siti Amirah Ratna Ningsih , M. Pd.”
“ Beri tepuk tangan”
Seketika degub jantung Yusup Ahmad berhenti. Ia tertegun seraya denyut nadinya telah berhenti, keringat mengucur deras , betapa tak dapat tergambarkan apa yang terjadi pada hari ini. Sesaat keduanya tertunduk betapa tidak, Amirah pun tidak mengira bahwa yang akan menjadi narasumber selanjunya adalah Yusup Ahmad, Sosok Pria yang telah ia temui sepuluh tahun silam di Madrasah Aliyah Al Amin karangsirna Cicurug.
Lima detik sapaan dikeduanya telah merubah alam pikiran mereka berdua. Ahmad Yusup melajukan mobilnya dengan cepat, ia ingin segera sampai dirumah , ingin meluapkan kegembiraanya, ingin bersudud syukur atas semua yang terjadi hari ini.
Rembulan memancarkan sinarnya , menerangi malam dengan senyumnya. Seperti senyum yang dipancarkan oleh Ahmad Yusup Malam ini. Kembali ia mengambil kertas dan pulpen.
SEMBUNYI HINGGA TERLELAP
Ini masalah hati
Ketika dawai damai hanya sebatas kata
Penyempurna disaat jari jariku menari ria
Lagu merdu yang kunyanyikanpun
Tak cukup untuk memenuhi permintaan hati
Baiknya aku berlari saja
Bersembunyi hingga terlelap
Dan terjaga sebelum cahaya tiba
Tapi tak mungkin
Karna setiap langkah yang terpijak adalah kata
Setiap kata yang terucap adalah Tanya
Katakana
Apakah aku terlalu rapuh untuk menyentuh hatinya
Melukis wajahnya atau mendengar tawanya
Seribu satu Tanya ingin ku tata dijiwaku
Aku bukanlah api unggun
Yang mendapat kayu baru
Untuk keabadian hangatnya
Dan apakah aku harus terdiam ?
Meniti hari tanpa berakhir pasti
Meski enggan
Akhirnya aku tulis juga sajak ini
Hanya untuk kamu ketahui
Hanya itu ,tidak lebih…
“ Ya Allah , ini puisi kedua yang telah aku tulis setelah sepuluh tahun silam.”
“ Tidak Ya Allah”
“ ini tidak boleh terjadi lagi”
“ Tidak boleh dalam jiwaku bersemayam bisikan syetan yang akan menjadikanku terpidana oleh pikiran cinta”.
“ Aku harus berbuat sesuatu yang pasti”.
“ Besok aku akan berangkat ke subang untuk menghitbah Amirah”.
“ Jika memang ia takdirku aku akan menjaganya sampai akhir hidup hayat ini
“ untuk selalu membahagiakannya.
Hari itu Yusup Ahmad telah sampai di kediaman Amirah , Berat rasanya untuk menyampaikan isi hati dari seorang yang tidak pernah memiliki pengalaman dalam cinta. Tubuh rasanya seperti batu sulit untuk diangkat atau di majukan. Dengan terbata – bata Yusup Ahmad Mengutarakan maksudnya.
“ Mohon Maaf bapak Ibu”.
Saya Yusup Ahmad dari Sukabumi “,
“Mohon diterima salam silatuhrahmi saya”
“ Semoga bapak ibu berkenan atas kedatangan saya hari ini”
“yang sebelumnya tanpa memberitahukan terlebih dahulu”
Amirah tampak terdiam di dalam kamarnya mendengarkan perbincangan Yusup Ahmad , betapa ia terkejut dengan kedatangan yusup Ahmad secara tiba – tiba.
“ Bapak ibu , inti dari kedatangan saya hari ini selain untuk silatuhrahmi, tetapi ada hal lain yang selalu menjadi perdebatan di dalam batin dan pemikiran saya”.
“Saya ingin menghitbah putri bapak ibu yang bernama Amirah”
“Saya ingin menyempurnakan separuh Agama bersama nya “.
Tersentaklah Amirah, betapa seperti Guntur menggelegar mendengar apa yang telah di Ucapkan oleh Yusup Ahmad. Menangis lah ia dengan terisak , tergeletak lemas seraya menundukkan dirinya.
“ Nak “ ..Alhamdulillah Silatuhramih kamu saya terima dengan tangan terbuka”
“ Niat kamu pun bapak hargai dengan sangat tulus”
“ Bapak sudah tidak asing mendengar nama sampeyan”.
“ Nak Yusup Ahmad sudah terkenal dengan salehnya dengan kesuksesannya”.
. Tapi nak … Nak Yusup terlambat”
“ Putri Bapak telah ada yang menghitbah 5 hari yang lalu”
“ dan rencananya bulan ini akan dilangsungkan pernikahannya”
“ Sekali lagi bapak mohon maaf”.
“ Nah Yusup Ahmad pasti tau.. tidak mungking dapat menerima khitbah diatas khitbah yang telah diterima”
“ Nak Yusup Ahmad jangan berkecil hati Insya Allah , Allah SWT telah menyiapkan pendamping yang lain yang lebih baik dari Putri bapak”.
“ Walau dulu Putri bapak pernah bercerita tentang doa dan keinginannya”.
Padam rasanya lentera itu , Yusup Ahmad kembali ke Sukabumi dengan tangis yang tiada henti , betapa sosok yang ia dambakan sepuluh tahun silam, kini akan menjadi milik orang lain. Hancur rasanya perasaan itu , sesekali terdengar dzikir dari mulutnya sambil mengemudikan setir mobilnya. Berkecamuk sedih , gundah dan gelisah membuat Yusup Ahmad hilang kendali , hingga ia tak sadar sebuah truk berkecepatan tinggi menuju kearahnya dan terjadilah kecelakaan di simpang Cianjur . Mobil yusup Ahmad terpental sejauh sepuluh meter, membuat mobilnya hancur dan Yusup Ahmad dilarikan kerumah sakit, sayang ia tak terselamatkan ia wafat dalam perjalanan menuju rumah sakit. Ia telah pergi bersama do’a dan harapannya.
Berita kecelakaannya Yusup Ahmad terdengar oleh Amirah dan keluarganya , betapa tak terkira kalau ini akan terjadi , Amirah beserta keluaga bergegas untuk kerumah sakit,meski khitbahnya tidak diterima, tetapi Yusup Ahmad tetap sahabatnya ketika di Madrasah Aliyah dan saudara semuslim. Terkejutnya kecelakaan tesebut dan begitu sedihnya amirah karena walau bagaimanapun Yusup Ahmad pernah ada dalam doanya .. Membuat Amirah meneteskkan airmata dan braak… Mobil yang dikendarai Amirahpun bertabrakan dengan minibus yang lain. Amirah terluka cukup berat dan terkena benturan,, ayah ibunya dapat terselamatkan tetapi Amirah telah pergi untuk menyusul kepergian Yusup Ahmad. Dan Doa itu semoga terkabul di kehidupan yang lain.
Sekian
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tragis ya...Keren tulisannya SMG tetap yg terbaik untuk sebuah kenyataan
Tragis sekali... Kisah nyatakah?