Lembar Kosong
Menulis ???
Hhmm ...... ingat masa lalu. Masa di mana pengalaman benar-benar itu tidak pernah bisa dilupakan. Mengapa ??? Serasa masih hangat dalam pikiranku.
Siswa sekolah dasar yang hari-harinya selalu diwarnai oleh kecerian dan semangat untuk ke sekolah, serasa tanpa beban. Dengan bertemankan kicauan burung, begitu penuh semangat kami berangkat ke sekolah, walaupun sangat jauh sekali kami jalan kaki, tapi kelelahan itu tidak pernah kami rasakan. Sambil ngobrol, bercanda, sehingga tak terasa kami tiba di sekolah.
Tiba di sebuah gedung nan megah pada zamannya. Kami masuk ke ruangan kelas, tak lama kemudian ..... kriiiiiing ..... bel tanda masuk kelas berbunyi. Kami bergegas membenahi diri dan menempati bangku kami masing-masing.
Tak lama kemudian, seorang guru yang bertubuh tinggi, tegap dan berwibawa masuk ke ruangan kelas, begitu antusias kami menerima kehadirannya, kami menyimak apa yang disampaikan oleh guru tersebut. Saat itu adalah pelajaran bahasa Indonesia. Bapak guru menyampaikan materi pelajaran dengan lugas dan lucu sehingga tidak terasa berat buat kami menerima pelajaran tersebut. Dengan senang hati kami mencatat apa yang disampaikannya.
Tibalah saat pada satu materi yang paling tidak aku suka. Apakah itu ? Mengarang . Duuuuh ...... mengarang .... kenapa sich harus ada pelajaran mengarang ?
Bapak guru mulai membagikan lembaran kertas. Dengan isi pesannya bahwa kami harus mengarang sebanyak 2 halaman. Mulailah teman-teman begitu serius mengerjakannya. Sedangkan aku, begitu sibuk membayangkan dan mencari rangkaian kata, kalimat yang harus aku tuangkan ke atas lembaran putih yang ada di atas mejaku.
Waktu terus berjalan, detik demi detik terus bergulir, dan tak satupun rangkaian kata dan kalimat yang tertulis di lembaran kertas putihku. Kenapa sich, susah sekali menuangkan kata-kata ....
Tiba-tiba ..... kriiiing ...... Bel tanda selesai pelajaran berbunyi.
Aku terperanjat, bingung dan takut, karena lembaran kertas putihku masih kosong melompong, bersih dari tulisan-tulisan. Dengan cepat aku beri nama dan aku kumpulkan ke depan. Untung pak guru tidak memperhatikan lembaran kertasku .... lega rasanya hatiku, meskipun sebenarnya perasaanku cemas dan malu, karena membayangkan jika pak guru memeriksanya nanti.
Ach ... itu masa lalu ......
Apakah itu akan terulang lagi ? Tidak ..... tidak boleh terulang lagi. Saat ini dengan motivasi dari para trainer yang handal, aku mulai mencoba untuk menulis.
Trima kasih teman-teman trainer, motivasimu cukup kuat sehingga membuat aku memaksakan diri untuk bisa menuangkan apa yang aku alami.
Semoga sukses ... Aamiin ...
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mantap, Bu!
Baru ketemu ni, Bu Arifina tulisannya. Lembaran kosong, bagaimana membacanya? Hehe...
Aamiin .... trima kasih bu supportnya ....
He he he ... p azrul ... ngga ada bacaannya dong pak .. Skrg lg macet lg ... tp mdh2an tdk mjd lembar kosong yg k 2 .. aamiin ...
lanjutkan menulisnya, Bu..! :)
Kereen Bu.