Arifin, S. Ag.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

MALU MENJADI AYAH

     Menjadi orang tua bagi dari anak-anaknya merupakan salah  impian terbesar dari hampir seluruh pasangan suami isteri dimula bumi Allah ini. Kita selalu Banga kalau keturunan kita berwajah cantik atau tampan, tumbuh sehat, kalau di lembaga pendidikan atau kegiatan bidang bakat lainnya selalu dengan nilai terbaik serta memiliki keterampilan yang membanggakan. Sehingga kita merasa beruntung menjadi orang tua. Anak yang kita anggap berprestasi tersebut selalu kit elu-elukan, dipuji, dipenuhi semua keinginan, pokoknya kita ada orang tua beruntung dan orang tua yang selalu bangga dan dibanggakan oleh anak-amaknya.

      Hal ini juga yang pernah penulis rasakan terhadap prestasi anak-anak yang dapat dikatakan luar biasa, Termasuk ketika penulis menghadiri undangan wisuda tahfizh pada suatu lembaga, Bangga sekali rasanya ketika kedua anak penulis berasa pada barisan siswa yang diwisuda karena dapat menyelesaikan hafalan ayat Alqur'annya pada juz tertentu. Namun kebanggaan itu hilang seketika dan berganti malu ketika pembawa acara memanggil satu demi satu peserta wisuda tahfizh yang hafalan jauh di atas hafalan anak-anak penulis, bahkan rasa malu penulis kian bertambah ketika seorang ayah yang ketahui sebagai PNS dan menjabat di suatu lembaga sambil terisak berkata "Alhamdulillah nak kamu bisa juga ikut wisuda, tapi maafkan ayah nak, karena kesibukan Abi dan pulangnya sudah malam, Abi hanya bisa memuroja'ah  kamu 8 juz harusnya lebih banyak lagi". Entah apa yang ada di fikiran dua anaknya dan si Ibu keempatnya berangkulan sambil menangis denga mahkota hafalan anaknya yang terpasang di kepala ayah ibunya.

     Perhatianku benar-benar tertuju pada peristiwa singkat yang barusan terlihat dan terdengar. Tanpa sadar air mataku mengalir di pipiku. Bila anakku dan orang lain melihat mungkin ini air mata bahagia karena kedua anaknya di wisuda. Tapi lebih dari itu karena malu dan teramat malu pada diri sendiri,  pada kedua orang tua dan anak-anaknya tadi terutama kepada Allah. HTiku bergumam orang tua macam apa aku ini. Apa yang bisa kupertanggungjawabkan kepada Allah SWT. Jabatan, harta, hasil kesibukanku yang tak berujungkah, nilai anakku, juara lombanyakah, tidak tentu semua itu sama sekali tidak. Padahal dalam potongan hadits sikatan " setiap kamu pemimpin yang akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya", dan dalam potongan surat Attahrim Allah berfirman " Hai orang-orang beriman pelihara dirimu dan keluargamu dari api neraka" dari firman Allah dan hadits di atas aku bertanya-tany di mana posisiku sebagai ayah atau orang tu? Sesibuk itukah sehingga hafalan Al-Qur'an anakku sebegitu saja. Apa yang bisa kuwariskan untuk mereka, nilai bagus, rumah, pujian? semua akan sirna. Semoga Allah memberi kekuatan untuk penulis membina dan menyempurnakan ibadah dan tahfizh anak-anakku.

     Semoga tulisan ini bisa memberi manfaat bagi kita para orang tua untuk tidak menomor duakan apalagi sampai mengabaikan tanggung jawab agama anak- anak kita. Kita harusnya malu seandainya anak kit tida sholat, tidak cinta Alqur'an, tidak berbusana sesuai syar'i. Jauhi rasa iba untuk menegur anak atau generasi kita yang salah, hindari kata anak-anak tidak boleh dipaksa karena mereka sudah besar, ingat bila anak kita melakukan kesalahan sedikit banyak kita akan diminta pertanggungjawaban. Semoga bermanfaat

Salam literasi

Barakallah

Wassalam

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Super sekali pak.. kita orgtua memang hrs selalu introspeksi diri demi masa depan anak2 kita. Barakallah..

01 Mar
Balas

Makasih buk..insya 'Allah

01 Mar

Sungguh bangga jd ayah seorang hafidz qur'an ya pak,ada mahkota yg akan di pasangkan oleh anak2 bapak kelak,subhanallah

01 Mar
Balas

Insya'Allah buk.. do'a yang sama buat kita semua

01 Mar

Mantap sekali pak, terima kasih sudah mengingatkan akan kealfaan...

01 Mar
Balas

Afwan buk.. jadi ngak enak pulak kite ni

01 Mar

Msoga Allah beri kita sbg orang tua kekuatan untuk bisa menjalankan dgn maksimal amanah dr Allah.aamiin.

01 Mar
Balas

Aamiin.. syukran motivasinya buk

01 Mar

Luar biasa ketua...

01 Mar
Balas

Ih ih ih..dah biasa di luar kali ketua

01 Mar



search

New Post