Jainul arifin

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Terpaksa (tantangan hari ke-16)

Terpaksa (tantangan hari ke-16)

"Terpaksa"

Jam dinding berdentang lima belas kali, tanda sekarang menunjukkan jam tiga sore. Tak biasanya Rangga berkeringat dingin, terasa hingga otak sebuah rasa yang kian membuat daun dipepohonan merontokkan diri. 

Lapar ... Haus ... kini hanya rasa itu yang selalu mengganggunya. Ia tahu bahwa manusia akan bisa bertahan hidup apabila ia tidak makan selama seminggu, dan akan mati apabila tidak minum selama tiga hari.

Berbeda lagi, dengan si Tejo teman di kampungnya, duka sekali dengan yang namanya "rokok", siapa yang tidak tahu benda itu, penghilang kegelisahan, pembuat nyaman, hingga candu dalam kehidupan. 

Ia akan dengan senang hati bahkan menerima dengan wajah yang tak bisa kau bayangkan, saat engkau beli sesuatu di warung bik Suti, selain barang satu itu, ia tak mau menerima walaupun beli satu batang dengan harga eceran.

Aroma tak asing menggugah nurani, Rangga terbangun dari tidur panjangnya, walaupun selama kurang lebih tiga minggu ini, ia hanya tiduran melulu, tak melakukan kerja dalam bentuk apapun.

Terpaksa, ia menuruti penguasa negeri untuk melakukan kegiatan di rumah saja, orang berkata "lockdown" pembatasan akses, tidak kemana-mana. 

Terbayang, ngerinya wajah-wajah tak berdosa orang berduit mencibir manusia kecil yang pontang panting menyelamatkan putera puteri mereka hanya untuk sesuap nasi di jalanan tak berujung itu.

Kembali, ia tersadar bau itu, bau kesukaannya. Ikan asin pedas. Sekarang terbayang sudah masakan penggugah selera, semangat empat lima bagai pejuang muda angkatan kemerdekaan, ia bangkit dari tidurnya. Merapikan rambut, beranjak dari keterpurukan diri yang tak melakukan apa-apa. 

Senangnya diri ini, mendapatkan apa yang kita inginkan. Bagai seorang Puteri yang mendapatkan sang pangeran dengan kuda putihnya. Rangga bangkit dengan bersusah payah. Ia yakin, jika ibu yang sedang memasak di dapur sekarang.

     " Ibu, saya ke sana sekarang, anakmu ini sudah kelaparan, sungguh bau yang enak dan menyenangkan!" Teriak Rangga sembari merrapikan bajunya.

Ia terhempas ke tempat semula, berulang kali berusaha, tetap saja. Tak mengubah apapun. Hanya keadaannya sama, walaupun mencoba hanya rasa lemas yang kian menyerbunya.

     " Nak, sabar, jangan bergerak dahulu, tunggu Dokter Rahman ya, ia masih mengambil obat untukmu" sapa Ibu dengan mata berkaca-kaca, terlihat mata sayunya memandangku.

     " Tapi Bu, aku ingin makan, masakan ibu... Ikan asin pedas itu" ucapku dengan suara merendah. 

    " Jika kamu sehat, ibu akan buatkan masakan kesukaanmu itu" kembali ibuku sudah mulai menangis melihat keadaanku.

Aku tersadar sekarang, tiga minggu kemarin. Bersama si Tejo dan kawan-kawan, kami menuju lapangan dekat jalan ke kecamatan, tiba-tiba sepeda motor entah milik siapa menabrakku. Terakhir kudengar itu milik anak tetangga yang suka balap motor liar.

Jerit tangis teman-teman perempuan yang tak sengaja melihatku, melihatku terlempar beberapa meter. Kabar terakhir yang membuat kedua kakiku diamputasi. 

     " Tak apa Bu, anakmu ini kuat, saya terima keadaannya, semoga ibu dan adik-adik sehat selalu", ucapku lirih.

   " Nak, ..." Suara ibuku terdengar menghiburku, menenggelamkan kesedihanku, angan untuk makan ikan asin pedas kesukaanku. Melayang entah kemana, terhembus angin semilir tak berkesudahan.

...

(Tamat)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap pak.....semoga bisa jadi buku nantinya. Aamiin

29 Apr
Balas

Aamiin, eh bisakah? Tidak kepikiran ke sana saya,

29 Apr



search

New Post