KARAKTER ANAK BANGSA
Bulan ini lagi viral, berita heboh oleh dua pemuda ganteng kreatif, inovatif, dan brilian, keren lah pokoknya. Dialah anak bangsa, pribumi nusantara yang bernama Indra kenz dan Doni Salmanan. Indra kenz yang dikenal sebagai Crazy Rich (alias orang super kaya) di Medan karena kerap kali memamerkan kehidupan mewahnya lewat akun media sosialnya. Indra mengawali karirnya sebagai influencer dan youtuber lewat akunnya Indra Kesuma yang memiliki 1,32 miliar.subscriber. Beberapa usaha, termasuk kursus trading online yang dikenal dengan nama kursustrading.com, clothing line, klinik kecantikan, dan usaha makanan. Aset si anak bangsa ini cukup banyak bernilai milyaran rupiah, bayangkan di usia yang masih muda asetnya sudah luar biasa. Sangat fantastis. Dan kini Indra Kenz tersandung kasus dugaan penipuan berkedok perdagangan opsi biner melalui aplikasi Binomo. Kini aset yang sudah disita pihak berwajib senilai 57,2 miliar.
Anak bangsa yang satu lagi bernama Doni Salmanan yang dijuluki juga Crazy Rich Bandung. Berbeda denga Indra Kenz yang di Medan, Doni kerap membagi-bagikan uangnya untuk orang lain, mulai dari kalangan para artis dan teman- temannya, serta orang orang yang ditemuinya di jalanan. Mulai dari gojek, pemulung, pengemis, dan sebagainya yang berada di Kota Bandung. Bahkan Doni pernah mendonasikan satu truk sembako yang dibagikan untuk warga di masa pandemi. Aset Doni bernilai milyaran rupiah, yang didapatkan dari bisnis investasinya Binary Option. Semacam bisnis investasi yang memiliki muatan unsur perjudian. Dan kini nasib Doni yang sukses sementara itu telah di tahan oleh Mabes Polri atas kasus bisnisnya.
Ada hikmah yang bisa kita petik dari viralnya Indra dan Doni. Bahwa kesusksesan seseorang pasti tidak lepas dari pendidikan keluarga, pendidikan di sekolahnya dan pergaulan interaksi orang-orang di sekitarnya.
Kreatif itu bagus, inovatif juga bagus, pintar itu keren, dan sukses adalah harapan. Namun terkadang kita lupa menanamkan prioritas karakter religius, karakter teladan yang positif pada anak anak di zaman sekarang. Sebagai orang tua dan pendidik biasanya kita merasa bangga jika ada anak yang bahasa asingnya bagus, IT nya pinter, codingnya hebat, main game nya juga cakep, sampai-sampai lupa makan dan belajar. Dan ketika dipanggil orangtuanya saat sedang main game, pura-pura gak denger, cuek, bahkan kadang ketika disamperin orangtuanya, si anak marah malah lebih galak. Duh miris sekali....
Ada lagi yang hilang di zaman now dalam mendidik anak perihal adab dan kesopanan, atau dalam bahasa jawa familiar dengan sikap UNGGAH UNGGUH. Bagaimana berbicara terhadap orang tua atau orang yang lebih tua, bagaimana etika ketika berpapasan dengan orang lain atau gurunya, bagaimana cara bersalaman yang benar, bagaimana cara bertanya saat pembelajaran, bagaimana cara duduk, cara berjalan, cara makan, dan semua yang terkait aktivitas sosialnya.
Pendidikan tentang keagamaan rupanya sudah mulai rapuh di zaman now. Belajar di musala tentang Iqro satu sampai enam sudah mulai padam. Belajar praktik wudu dan tayamum sudah mulai redup, belajar salat berjamaah sudah punah, mereka sudah sibuk dunianya sendiri, alias sibuk masing-masing, dan yang lebih sedih lagi sebagian anak zaman now sudah berani meninggalkan salatnya, padahal sudah tergolong akil balig, dan parahnya lagi orang tuanya tahu namun tidak tegas dalam mendidiknya. Duh, duh gusti...
Ditambah lagi ketika pembelajaran di sekolahnya. Sebagian anak zaman now sudah tidak lagi menghormati gurunya, lemah etikanya, punah tata kramanya. Saat pembelajaran via aplikasi zoom atau google meet, di mana sang guru membuka cameranya, hanya dua siswa saja yang on camera, padahal yang mengikuti pembelajaran terhitung berjumlah 25 participan. Mereka seolah-olah sudah tidak menganggap lagi gurunya sedang menyampaikan materi, mereka merasa sudah ngerti, dan benih-benih kesombongan sudah mulai tumbuh di hatinya. Dan khawatirnya di saat nanti ada yang dari mereka sudah sukses, ada yang sombong dengan kesuksesannya, seperti halnya Crazi Rich yang di atas. Hehe....
Belum lagi nilai kejujuran yang sudah sangat langka di hari ini. Jika Doni Salmanan di usianya yang baru 23 tahun suka membagi-bagikan uang untuk orang lain, ya itu memang keren, tapi lebih keren lagi jika uang yang dibagikan bukan dari hasil Binary Option-nya.
Seperti halnya, anak sekolah di zaman now, mereka bisa, dan sangat bisa untuk meraih nilai ulangan bagus dengan ketidakjujurannya, karena mereka sudah akrab dengan teknologi. Mereka bisa mendapat nilai yang bagus dengan menggunakan lebih dari satu akun untuk mengerjakan ulangan atau ujian sekolahnya.
Dan sebagai orangtua dan pendidik terkadang kita hanya melihat hasil akhirnya, bukan melihat proses dari awalnya. Maka dari itu, ayuk, untuk lebih cermat dan teliti lagi atas hasil perolehan dari anak-anak kita.
Mari ajari anak-anak dari sekarang kejujuran, tanggung jawab, disiplin, dan ketawaduan.
Apalah artinya kesuksesan jika akan mengantarkan pada kesombongan, minus ketawaduan. Dan apalah artinya harta banyak jika didapatkan dari ketidakjujuran.
#Salam Literasi#
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi
Salam literat Pak Dede
Keren pak ulasannya. Adab dan akhlak yang utama
Salam literat Bunda