" Kukejar Senja Dengan Onthelku "

Dering jam beker seketika itu terdengar jelas dibalik tembok ruang tengah yang sepi. Saat itu jarum jam yang senantiasa beringan kini menunjuk pada jam 16.00. Usai ku hadapkan diri ke sang Pencipta untuk menengadahkan tangan di dalam sebuah bangunan berkubah yang pienuh dengan " Nur Rahmah ",terbesit kata dalam lubuk untuk menggerakkan tubuhku yang sekian lama terasa manja.

Akhirnya akupun melontarkan serpihan - serpihan kata ke bidadariku yang selama ini menjadi salah satu motivator dalam menjalani lika - liku kehidupanku disamping kedua orang tuaku. " Yank...."....bisikku. "Ada apa...' terlontar sebuah kalimat yang harus dijawab dari sang bidadariku " Yuk kita gowes mengejar senja yang nampak indah" celetukku. " Ayooo..." sahutan kata yang sangat cepat dan penuh semangat dilontarkan oleh sang bidadariku.

Akupun bergegas menyiapkan dua buah onthel yang siap kukayuh bersama sang bidadariku untuk mengejar senja sore itu. Bismillah.....bersama bidadariku kukayuh karet pedah dengan penuh keceriaan. Sepeda onthelkupun meluncur melalui jalan desa yang penuh kedamaian,dan persaudaraan. Kuikuti kayuhan sepeda bidadaroku menuju arah senja nan indah. Namun sang senja tak kunjung kudapatkan. Akhirnya dengan ketingat yang nengucur ditubuh aku dan bidadariku berbalik ke arah 180 derajat dan terus nengayuh onthelku untuk pulang. Aku dan bidadarikupun merasa walau tidak dapat mengejar senja itu namun kita sudah nendapatkan sedikit nikmat kesehatan dari sepeda onthelku.

"Salam Literasi"