Arif R. Saleh

Pekerjaan yang tidak membosankan adalah menulis.......

Selengkapnya
Navigasi Web
Bumi Menjerit
Sumber : pixabay.com

Bumi Menjerit

Tahun lalu

Ratusan dan entah mungkin berapa

Pohon-pohon kehidupan hilang di ujung penamu

Digergaji tanpa ampun

Menyisakan akar terkubur tanpa taburan bunga

Bumi semakin gundul terpanggang matahari

Atas nama “program pembangunan berkelanjutan”

Bukit-bukit kau jelma menjadi istana konglomerat

Bumi menjerit, pedih-perih

Sedang kau, tetap buta dan tuli

Selarik pohon-pohon kerdil

Tertata rapi di pot-pot kecil

Depan rumah bersubsidi nan mungil

Sedikit mengobati penyakit kulit bumi nan kian akut

Dari sedikit “orang-orang” peduli

Hari ini di pesisir pantai kumuh

Seorang nelayan dekil, dan hanya seorang

Tegar menancapkan kasih sayangnya di atas bumi

Menanam ratusan anak-anak mangrove

Dan hanya puisi yang peduli padanya

Kulihat “Bibirmu” bergetar

Mau protes dan ber-alibi?

Ah, yang benar saja!

Ujung Akar Bromo, 10.02.2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Seandainya suara itu terdengar .... Siiiiip pak Arif

10 Feb
Balas

Sementara belum. Salam takzim Pak Syeikh.

10 Feb

Mantul Pak Arif, Barokallah

10 Feb
Balas

Salam takzim Pak Syaihu, barakallah....

10 Feb

Dahsyaaat. Semoga manusia ingat akan tugasnya di muka bumi. Sehat selalu Pak Arif.. Barakallah

10 Feb
Balas

Salam takzim Bu Guru, barakallah....

10 Feb

Bumi menjerit dan tidak ada seorang pun yang mendengar ..hanya segelintir orang saja ...Barakallah Pak Guru...

10 Feb
Balas

Salam takzim Bu Guru, barakallah....

10 Feb

Saatnya kita peduli pada bumi yang merintih pedih, saudaraku. Barakallah.

10 Feb
Balas

Salam takzim Pak Haji, barakallah....

10 Feb

wow, mari bersahabat dengan alam.

10 Feb
Balas

Mari Pak Guru.... :) Salam takzim

10 Feb

Bumi menjerit, tiada yg mau mendengar jeritan itu, walaupun jeritan itu disana sini, bumi sdh lelah menjerit, lalu menumpahkan semua jeritan itu dgn mengeluarkan isi perutnya, salah siapa ini ? Apakah salah manusia yg menjadi kholifah di bumi ini, yg tdk memakai aturan2 Ilahi Robbi, atau salah orang2 yg cendekia tapi melacurkan ilmunya, atau salah kita yang tdk mendengar jeritan bumi, atau pura2 tdk mendengar bumi menjerit, yg menyebabkan bumi tdk lagi bersahabat dengan kita, sebagaimana lagu Ebit G Ade, hanya Alloh SWT yg tahu

10 Feb
Balas

Dan puisi yg peduli.... Salam takzim Pak Guru. Semoga selalu sehat.

10 Feb

Bumi menjerit, tiada yg mau mendengar jeritan itu, walaupun jeritan itu disana sini, bumi sdh lelah menjerit, lalu menumpahkan semua jeritan itu dgn mengeluarkan isi perutnya, salah siapa ini ? Apakah salah manusia yg menjadi kholifah di bumi ini, yg tdk memakai aturan2 Ilahi Robbi, atau salah orang2 yg cendekia tapi melacurkan ilmunya, atau salah kita yang tdk mendengar jeritan bumi, atau pura2 tdk mendengar bumi menjerit, yg menyebabkan bumi tdk lagi bersahabat dengan kita, sebagaimana lagu Ebit G Ade, hanya Alloh SWT yg tahu

10 Feb
Balas

Kepedulian yang luar biasa melalui pena. Secercah harapan bagi bumi yang sedang merana. Barakallah

10 Feb
Balas

Salam takzim Pak Guru, barakallah....

10 Feb

Semakin banyak administrasi berkas arsip guru di sekolah , semakin banyak kertas yang terbuang, bumi semakin merana tampa pohon. Barakallah pak

10 Feb
Balas

Salam takzim Bu Guru, barakallah....

10 Feb



search

New Post