Sore nan mendung. Beberapa orang merebahkan tubuhnya di poskamling dekat sawah. Sebagian duduk mencari angin.

Mereka adalah para buruh tani. Buruh dengan upah tidak seberapa. Hanya mampu menyambung hidup apa adanya.

Saat melintas depan mereka, Pak Karyo menghentikan laju sepeda motorku.

"Baru pulang kerja, Pak Guru?"

"Ya..." jawabku singkat

"Boleh menanyakan sesuatu?"

"Boleh. Nanya apa ya...?"

Tanpa berpikir panjang, Pak Karyo menanyakan tentang orang kaya yang tadi lewat depan mereka. Orang kaya yang tanpa sungkan membeli 2 tabung gas elpiji 3 kg.

"Kok nggak malu ya Pak Guru. Khan dia rumahnya bagus dan besar. Mobilnya 2 juga masih baru. Apa dia masih merasa miskin seperti kami?"

Aku hanya tersenyum.

"Mereka itu orang kaya. Mungkin lebih tepat kaya raya. Cuma, miskin hati"

"Apa Pak Guru juga masih beli elpiji yang 3 kg?"

"Alhamdulillah tidak. Saya beli yang 12 kg. Cukup untuk 2 bulan kebutuhan"

Pak Karyo dan yang lain tertunduk. Memang elpiji 3 kg diperuntukkan bagi kebutuhan rumah tangga prasejahtera. Rumah tangga yang berpenghasilan maksimal 1,5 juta per bulan. Itu saja.