Arif R. Saleh

Pekerjaan yang tidak membosankan adalah menulis.......

Selengkapnya
Navigasi Web
Pantang Mengubur Mimpi di
di perjalanan, dokpri

Pantang Mengubur Mimpi di "Braholo"

Braholo. Nama sebuah dusun. Mungkin asal nama dari Berhala. Tersisa hanya sekedar nama. Sebab tak ditemukan satupun berhala. Di tiap sudut dan jantung dusun ini.

Nama dusun yang unik. Letaknya juga unik. Di pegunungan menanjak. Bertabur bebatuan dan bermantel kegersangan. Berpagar pohon-pohon jati meranggas. Saat kemarau panjang duduk berjemur dengan setia di sepanjang jalan.

Siang yang terik. Di punggung “Mitsubishi Strada” milik Polsek Kuripan, kami titipkan nyawa. Butuh nyali “berani” mengingat medan yang berat. Menanjak di “gigi satu”. Meraih satu persatu bebatuan yang bisa dicengkeram. Untuk tidak tergelincir ke tepi jurang yang dalam. Bahkan meluncur mundur menghantam kerasnya tebing berbalut bebatuan.

Jalanan menanjak sejauh 4 km sepi menyayat. Hanya burung tekukur kadang menyapa telinga. Punggung dan tangan terasa pegal. Terpental-pental dihempas bebatuan yang riang berkelakar di sepanjang jalan. Sungguh perjalanan yang sulit dilupakan.

Sesampai di perkampungan, kehidupan menggeliat. Rumah-rumah terpencar. Menyesuaikan dengan tipologi dataran yang bisa dijejak. Menyembul diantara bebukitan dan tumpang tindih pepohonan. Sedikit rumah permanen. Lebih banyak rumah bambu yang nampak berdiri untuk tetap tegar.

Menjelang jam sebelas siang, sampailah di SD Negeri Kedawung III. Sekolah yang kami tuju sebagai TKB (Tempat Kegiatan Belajar) SMP Terbuka Braholo. Di pintu gerbang, siswa-siswi SDN Kedawung III riang menyambut. Wajah polos mereka terlihat suka cita. Bergantian berebut cium tangan. Iba hati kami melihat banyak siswa yang masih bersandal jepit. Bahkan tak sedikit bersekolah tanpa alas kaki.

Sejenak kami berbaur dengan keriangan anak-anak. Sedang di pojok barat, siswa SMP Terbuka Braholo juga antusias menyambut kami. Lebih banyak putri dibanding putra. Hanya sedikit yang berseragam. Bisa dihitung dengan jari.

Kami diberi kesempatan untuk melepas lelah. Kesempatan emas untuk lebih jauh menelisik SMP Terbuka Braholo. Karena baru dibuka, hanya ada satu kelas. Itupun memanfaatkan bekas kantin yang sudah lama tidak terpakai. Berdinding kayu yang mulai lusuh.

Menurut Bapak Abdur Rakhman (Kepala SDN Kedawung III), siswa SMP Terbuka Braholo berasal dari tiga dusun. Yaitu Dusun Braholo, Mlamar, dan Kedawung. Dusun ini tersebar cukup jauh. Diantara bebukitan naik turun sekitar Braholo.

Masih menurut Kepala SDN Kedawung III, banyak siswa lulusan SD tidak melanjutkan ke jenjang SMP. Tidak adanya SMP di Braholo dan akses jalan yang sulit ke pusat kecamatan, penyebab lulusan SD enggan melanjutkan ke jenjang SMP. Apalagi jika musim penghujan. Jalanan sangatlah sepi. Sepanjang badan jalan licin. Menanjak dan menurun cukup curam. Susah bagi kendaraan bermotor bergerak. Bahkan beberapa sepeda motor guru harus berselempang rantai di rodanya.

Sepeda motor menjadi andalan melanjutkan ke jenjang SMP di ibukota kecamatan. Memakai sepeda ontel sangatlah tidak mungkin. Mengingat akses jalan yang berat bagi anak-anak yang ada di sekitar Dusun Braholo. Untuk dapat bersekolah dan mondok di pondok pesantren, terkendala faktor ekonomi. Mayoritas masyarakat kurang mampu. Rata-rata bekerja sebagai buruh batu. Juga memanfaatkan lahan kering untuk berladang. Mustahil bagi mereka membeli sepeda motor. Apalagi membiayai anak untuk mondok dan bersekolah.

Lulusan SDN Kedawung III di Dusun Braholo di atas angka dua puluh. Jumlah lulusan yang tidak sedikit. Perlu diperhatikan kelanjutan pendidikannya. Dibukanya SMP Terbuka Braholo diharapkan dapat mengikis dampak negatif anak putus sekolah. Mengapa? Karena sedikit banyak dan juga faktor ekonomi, telah menyeret anak putus sekolah terkontaminasi “hal negatif”. Pernikahan dini dan terjebak “kupu-kupu malam” sangat perlu digaris bawahi. Itulah impian kami. Kondisi ini mendorong pemerintah dan masyarakat untuk memajukan sosial ekonomi lewat pendidikan.

Diresmikannya SMP Terbuka Braholo diharapkan mampu memberi layanan akses pendidikan. Mengurai dan menanggulangi anak putus sekolah dari jenjang SD ke jenjang yang lebih tinggi. Keberadaan SMP Terbuka jelas memberi manfaat positif. SMP Terbuka selayaknya masih tetap ada.

Keberlanjutan SMP Terbuka di Braholo butuh perhatian pemerintah. Baik menyangkut ketersediaan anggaran dan fasilitas lainnya. Kamipun berharap ada perhatian lebih dari pihak terkait. Setidaknya dukungan sarana dan prasarana. Pengadaan gedung kelas dan perbaikan akses jalan yang paling mendesak. Semoga!

Catatan kecil yang tertinggal. Beberapa bulan yang lampau. Sudah diupgrade ke lebih nggilani meskipun subyektif…. :)

Ujung Akar Bromo, 06.02.2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Di Sumut juga ada tempat bernama pulau Berhala. Kurang lebih keadaannya sama. Semoga catatan kecil ini jadii perhatian. Share Pak Guru ke dumay. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah.

08 Feb
Balas

Siip bagus artikelx boss....

06 Feb
Balas

Tengkiyu Bu Guru.... Salam takzim

06 Feb



search

New Post