Pedasnya cabai masih saja tetap dirindukan. Meski super...super.. pedas dan membuat jera namun itu hanya sementara. Suatu saat masih dirindukan untuk mengulang menikmatinya. Berbeda dengan pedasnya kata-kata, sungguh akan menimbulkan luka. Luka yang menganga bagi yang tersinggung kata-kata.

Mari jaga lisan kita. Jangan suka menilai orang sekenanya. Kadang niat hanya bercanda tapi justru menggores luka dihatinya. Jangan terlalu mengungkit keburukan orang lain. Mengorek-ngorek cacat orang. Suka menggunjingkan perilaku orang. Apa lagi jika hati kita tak suka dengan orang itu, semua yang benarpun jadi keliru. Tata hati dan dan kata-katamu. Sudahlah... mending diam dari pada bicara tak bermutu. Belum tentu kita tak pernah berbuat salah dan tak punya cacat.

Menapakkan kaki dan teruslah melangkah. Karena hidup tak hanya sekedar mengoreksi orang lain, mengumbar kata- kata supaya diri bermakna dimata orang. Selami dan intropeksi diri. Jangan hanya bicara tanpa usaha. Menata kata untuk mendapatkan pengakuan yang belum tentu benar adanya. Wujudkan cita-citamu itu, jangan cuma pencitraan melulu.Tak usah jelaskan sakit dan perihnya usahamu. Nikmati iramanya dan teruslah berusaha. Hidup bukan sekedar menguntai kata bermakna, namun tentang bagaimana menjaga lisan dan tingkahlaku kita agar tak menoreh luka.

#ANURA#