Tantangan Menulis Hari ke-90

Oleh: Bernardus Ari Kuncoro

Sore menjelang malam. Pukul 18:30. Tepat pada hari Sumpah Pemuda. Setelah pertemuan daring farewell kepada salah seorang timku selesai, aku masih duduk di atas kursi kerja. Kedua mataku masih tertuju pada layar iMac. Kusunting tulisan untuk sebuah iklan lowongan pekerjaan. Menggantikan yang pergi dan menyelaraskan tugas yang datang bertubi-tubi.

Istriku turun dari lantai dua setelah menidurkan Kirana. Lantas mempersiapkan hidangan dan duduk sambil makan.

Selama ini ia sangat berjasa membantuku membungkus dan menyelesaikan pesanan buku perdanaku. Lantas ia bertanya, "Berikutnya, kamu mau bikin buku tentang apa lagi?"

"Aku mau bikin buku kumpulan puisi dan syair lagu." Jawabku pede.

"Apa temanya nggak terlalu jauh itu, Beb?" Tanyanya. "Buku pertama tentang data science, kok sekarang langsung bertema Sastra?"

"Hmmm... bener juga ya. Will see." Jawabku.

*

Dini hari aku tidak bisa terlelap lagi. Jam menunjukkan pukul tiga pagi. Entah kenapa angan-angan ini begitu besar. Akhirnya aku membuat sebuah sinopsis buku kumpulan puisi. Aku yakin suatu saat akan terbit karya ini. Entah itu buku kedua, ketiga, atau kesekian. Biarlah semesta yang memanggil. Naskah akan tetap dipersiapkan.

Well, aku sangat bersyukur buku perdanaku dapat habis terjual pada kloter cetakan pertama, hanya dalam kurun waktu seminggu. Terima kasih SAPESABU online 1 dan segenap jajarannya. Tokopedia. Instagram. Tak terkecuali istriku. Kalian semua sudah membantuku. Keren!

Kalideres, 29 Oktober 2020