Bernardus Ari Kuncoro

Pendidik Data Science dan Musisi....

Selengkapnya
Navigasi Web

Berjumpa Virtual dengan Tetangga Seiman

Tantangan Menulis Hari ke-42

Oleh: Bernardus Ari Kuncoro

Kamis menjelang malam. Tepatnya bakda maghrib pukul enam. Beberapa concall sudah aku lewati seharian. Penuh! Kalender digitalku tertulis lebih dari tujuh pertemuan. Ada yang durasinya setengah jam, sejam, atau dua jam. Jika dilaksanakan secara tatap muka, pasti tidak terlaksana. Dua meeting dalam sehari saja sudah bersyukur. Terlebih bagi yang berkantor di jantung ibu kota seperti Semanggi, Sudirman, dan Kuningan. Pada jam sibuk, seolah-olah semua kendaraan tumplek di jalan. Ceritaku terakhir itu merupakan kenyataan yang terjadi sebelum Korona.

Well, setiap manusia memiliki batas. Hal itu tidak akan pernah diketahui jika tidak dialami sendiri. Aku pernah memaksakan diri sampai sejauh mana aku bisa. Termasuk berapa lama concall daring yang bisa kuikuti dalam sehari. Setelah uji coba dan analisis yang mendalam, bagiku, lama aku bisa efektif concall dalam sehari itu lima jam. Lebih dari itu, bisa sih. Hanya saja, otak pasti sudah penat. Output tidak maksimal. Butuh istirahat. Butuh disengaged. Belum lagi ada utang laporan atau email-email yang mesti dibalas.

Hari ini sedikit aku paksa. Tujuh jam tertera di jadwal. Tambah ada lagi dua jam concall di luar pekerjaan. Namun, dua jam terakhir tadi sedikit berbeda. Aku merencanakan jumpa secara virtual bukan dengan kolega, tetapi dengan para tetangga. Kok bisa tetangga? Benar, di sekitar tempatku tinggal, kami rutin untuk berdoa bersama. Sejarahnya panjang. Ini adalah cara kami untuk bersekutu mendekatkan diri pada Tuhan. Secara berkala kami lakukan sekali setiap bulan.

Bulan ini agak berbeda. Kami merencanakan pertemuan selama empat kali. Mengapa? Karena bulan ini September Ceria! Ceria karena secara tradisi kami diajak kita untuk membaca, mendengar, dan merasakan Sabda. Dari beragam penulis yang mendapat terang-Nya sejak lebih dari dua ribu tahun silam. Topik minggu ini mengenai Bapa Kami yang maha adil. Duh, jadi ingat melodi lagu Ama Namin. Sebuah lagu Bapa Kami versi Filipina yang sering aku nyanyikan bersama umat setiap minggu pada saat masih bekerja di Manila, Filipina tujuh sampai sembilan tahun silam.

Dalam jumpa virtual itu aku berperan sebagai fasilitator dan host. Dua peran yang bisa dirangkap, namun sepertinya jangan lagi double job. Mengingat ketika aku berbicara dan secara bersamaan ada tamu masuk, notifikasi tidak terlihat. Kasihan, lama di ruang tunggu. Mesti WA. Dan, agaknya butuh yang muda-muda dan melek teknologi untuk dilatih dan diberi kesempatan melayani. Salah satunya sebagai host. Malam itu ada sembilan akun yang bergabung. Total kurang lebih ada belasan orang, mengingat ada yang satu akun berdua.

Aku menyadari bahwa Tuhanlah yang menuntun. Lewat tangan-tangan yang sudah menyiapkan, mulai dari lagu pembuka, slide 53 halaman yang sudah dengan sangat jelas memberikan penerangan terkait topik. Amazed dengan konten yang benar-benar well-prepared. Banyak sharing pengalaman kehidupan yang membuat peserta mbrebes mili. Ada yang sedang khawatir. Takut. Sedih. Gembira. Campur aduk.

Pertemuan ini diakhiri dengan pujian "Bapa yang Kekal" dan foto bersama. Semoga kita makin adil dan bijaksana.

Kalideres, 11 September 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen reportasenya, Pak. Sukses selalu. Salam literasi

11 Sep
Balas

Salam literasi juka Pak Guru Dede. Salam juga untuk Pak Dede Yusuf, jika bersaudara. :-)

11 Sep

Keren Pak Ari. Salam literasi.

11 Sep
Balas

Makasih banyak Pak Edi. Salam literasi!

12 Sep



search

New Post