Jeda
Tantangan Menulis Hari ke-86
Oleh: Bernardus Ari Kuncoro
*
Dua puluh lima tahun yang lalu,
Tepatnya pada tahun sembilan puluhan,
Jika dua insan atau lebih saling merindu,
Salah satu dari mereka mengambil secarik kertas kosong.
Ia menuliskan kata-kata di dalamnya dengan pena
Menumpahkan rasa dan asa
Bahkan terkadang perlu memberi kecupan bibir merah merona di pucuk surat
*
Lalu ia memasukkan kertas itu ke dalam amplop
Menempelkan prangko
Membubuhkan alamat
Lalu mengantarnya ke kantor pos.
*
Jika surat sudah sampai tujuan,
Dengan durasi hampir hitungan minggu bahkan bulan
Pihak yang dituju berdebar-debar
Apakah ada hal penting nan genting?
*
Akan sangat sepot jantung, jika suratnya dalam bentuk telegram.
Kabar apakah yang ingin segera disampaikan,
Sehingga butuh uang tambahan untuk dibayarkan.
*
Sekarang, lain zaman lain kenyataan.
Jika dua insan atau lebih kangen,
tinggal sentuh gawai.
Buka aplikasi panggilan video,
Ngobrol ngalor ngidul bebas ngegas,
Ngeremnya tergantung relung-relung keadaan.
*
Seakan semua serba cepat.
Kilat khusus saja tidak dapat melawan.
Serasa tanpa ada waktu untuk istirahat.
Sekadar untuk menikmati manfaat yang telah didapat.
*
Informasi datang membanjiri otak dan lubuk hati
Bahkan sampai tsunami
Sampai gelagepan
Tanpa ada ruang untuk memeriksa diri
*
Jeda oh jeda
Ajarkan aku agar senantiasa memiliki rasa butuh,
Agar badan dan jiwaku tetapi utuh.
*
Kalideres, 25 Oktober 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar