#TagurKe-14

Oleh: Bernardus Ari Kuncoro

Melanjutkan tulisan saya kemarin, tentang seseorang yang galau.

"Pak Budi, seorang penulis, suami dan ayah dua balita berencana pindah ke Provinsi Jawa Barat. Mereka yakin bahwa dekat dengan ibukota menjadi pilihan yang tepat. Dia dan keluarga ingin tinggal di sebuah wilayah di mana kualitas pendidikan dan kesehatannya cukup baik. Pak Budi juga suka ketenangan untuk mendukung karir pekerjaannya. Adakah pilihan agar kabupaten atau kota mana di Jabar yang Anda dapat rekomendasikan?"

Ada tiga variabel yang menjadi pertimbangan Pak Budi yaitu pendidikan, kesehatan, dan populasi wilayah. Usut punya usut, Badan Pusat Statistik Indonesia menyediakan data tersebut. Bagaimana cara mendapatkannya? Anda dapat mengubek-ubek website jabar.bps.go.id. Kata kunci yang Anda cari di mesin pencari adalah: Indeks Pendidikan Jawa Barat, Indeks Kesehatan Jawa Barat, dan populasi penduduk. Anda akan berhadapan pada data yang bergerak dari 2010 hingga 2018. Satu lagi, sebaiknya memang ada satu variabel tambahan agar lebih nampol. Apa itu? Luas wilayah kabupaten/kota. Agar kita tahu berapa jumlah kepadatannya. Namun saya abaikan dulu.

Dengan simsalabim abrakedabra menggunakan perangkat lunak kesayangan saya, spreadsheet legendaris, Microsoft Excel, saya bersihkan dan rapikan datanya. Lalu saya visualisasikan dengan Grafik Hans-Rosling menggunakan Flourish agar lebih menarik. Hasilnya menjadi lumayan ciamik seperti ini.

Cara bacanya bagaimana? Garis mendatar adalah indeks pendidikan. Garis tegak menandakan indeks kesehatan. Warna kuning menandakan Kota. Warna biru menunjukkan Kabupaten. Besarnya lingkaran menampilkan jumlah populasi tahun terakhir (2018).

OK, saya berikan visualisasi ini ketika ngobrol bareng dengan Pak Budi.

"Jadi Pak, berdasarkan data BPS khususnya dilihat dari indeks kesehatan, pendidikan dan populasi penduduk, Pak Budi saya berikan tiga rekomendasi Pak. Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Ciamis." kata saya.

"Wah, terima kasih Mas Bernard. Analisisnya sederhana tapi mantul. Akan saya pertimbangkan"

Selang dua tahun berlalu.

Saya chat di sela-sela Zoominar dengan Pak Budi. Dia ngechat saya. Curhat. Masih terkurung di kotanya terdahulu, urung pindah. Keyakinan yang dia ceritakan ke saya untuk pindah ke Jawa Barat ternyata ada ganjalan. Hmmm... usut punya usut, Isterinya sulit meninggalkan kenangan. Sulit beradaptasi di lingkungan baru. Setelah isterinya mulai menerima, ndilalah ada Korona. Belum usai pula.

TAMAT