Nasihat Orang Tua
#Tantangan Menulis Hari Ke-27
Oleh: Bernardus Ari Kuncoro
"Ri, tulung tukokno gado-gado yo, le!" pinta Mbah Adi kepadaku.
"Nggih, Mbah!" jawabku.
Segera setelah itu, aku beranjak mengayuh sepeda BMX-ku berwarna merah dan putih. Sepeda second itu baru beberapa bulan yang lalu dibelikan oleh Ibuku, untuk keperluanku pergi ke sekolah. Sekolah baruku kurang lebih berjarak tiga kilometer dari rumah Mbah. Di sanalah aku melanjutkan pendidikan bangku SMP ketika belum genap 12 tahun. Di mana, jenjang SD telah kutempuh di sebuah sekolah negeri yang terletak di provinsi paling selatan Sumatra, tempat aku lahir, karena orang tuaku bertransmigrasi ke sana pada 1970-an.
Kuarahkan sepedaku ke tujuan warung gado-gado. Tidak jauh dari rumah letak warung itu. Kupesan dua bungkus gado-gado seperti yang diminta Simbah.
"Ngagem tigan mboten, dek?" tanya sang ibu dengan nada ramah khas Jogja. Beberapa saat aku melongo, setelah mendengar tanya ibu penjual itu. Bukankah aku tadi pesan dua bungkus. Bukan tiga. Apa aku salah bicara?
"Tigan niku nopo nggih?" tanyaku balik.
"Tigan niku, ndhog. Telur." jawab ibu itu dengan sabar dan halus.
"Oooooh..., nggih Bu. Ngagem tigan." Jawabku.
Kejadian singkat ini aku ceritakan ke Simbah. Beliau nampaknya malah bungah. Mendengar cucu laki-laki dari anak sulungya tidak paham beberapa kosakata bahasa Jawa, tepatnya krama inggil-nya ndhog. Diajarkan pula kosakata-kosakata aneh yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Apa saja? Gendul, artinya botol. Gemang, maksudnya tidak mau. Dan sebagainya. Maklum, aku Pujakesuma. Putra Jawa Kelahiran Sumatra.
Cerita ini terus beliau ceritakan kepada anak-anak, cucu-cucu dan cicit-cicitnya berulang-ulang. Sampai pada suatu bulan di masa Korona, Mbah Adi berpulang. Belum sempat aku menjenguk tempat peristirahatannya terakhir akibat peraturan di masa pandemi. Tenang di surga, ya Mbah!
Beberapa saat kemudian aku jadi ingat nasihat-nasihat orang tua. Selamat menikmati lagu di bawah ini.
Kalideres, 27 Agustus 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Memang peristiwa dan pengalaman lampau adalah guru terbaik bagi kehidupan, tapi jangan lupa jangkauan ke depan merupakan sebuah tantangan bagi kesuksesan.Mantap, menginspirasi.
apalagi aku mas, darah madura, tapi gak bisa bahasa madura. tiap pulang kampung suka roaming kalau saudara berbicara bahasa madura. hehe