Tantangan Menulis Hari ke-107

Oleh: Bernardus Ari Kuncoro

Pagi tadi aku menemani anakku sekolah. Minggu-minggu kok sekolah? Benar. Lingkungan gereja kami ada fasilitas itu. Sekolah Minggu. Dilaksanakan daring. Sangat hidup dan bersemangat aku lihat. Anak-anak maupun pembinanya. Meski awal-awal pandemi kami tertatih. Tetapi lambat laun makin berubah ke arah yang lebih baik. Yang hadir makin rutin. Senang rasanya melihat anak-anak yang riang. Gembira. 

Dalam pembahasan pagi tadi. Diangkat tema yang sering aku dengar. Perumpamaan tentang talenta.

Alkisah ada seorang bos yang mau bepergian keluar negeri. Bos itu memberikan talenta kepada tiga hamba. Talenta yang dimaksud dalam bacaan itu berupa uang atau modal. Mereka masing masing diberi lima, dua, dan satu talenta. Di akhir cerita, yang diberi lima dan dua talenta mampu melipatgandakannya menjadi dua kali lipat. Yang hanya menerima satu talenta, takut kehilangan talenta. Maka ia menyimpannya di dalam peti, lalu menguburkannya. Si Bos akhirnya mengusir hambanya yang takut itu dan memberikan satu talenta dari hamba tersebut kepada hamba yang mendapatkan lima talenta. (Mat 25:14-31).

Cerita Alkitab tadi sangat mengena buatku. Sekaligus jadi bahan permenungan. Ada yang menafsirkan bahwa talenta itu adalah bakat. Well, ada juga yang menganalogikannya sebagai hal yang lebih umum. Apapun itu, kalau Anda punya kesempatan mengembangkan talenta, ada baiknya lakukan dengan sungguh-sungguh. Tanpa perlu malu-malu. Tanpa perlu takut untuk dilemahkan. Karena yang empunya talenta adalah Tuhan. Kalau Anda dilemahkan dan direndahkan, ada Tuhan yang akan mendampingi dan mengangkat Anda. 

Sebentar lagi aku akan persembahkan juga sebuah mini album, 4+1 Christmas Songs. Tunggu rilisnya, ya! Bukan untuk bermegah karena talenta yang dipercayakan, tetapi untuk memuliakan nama-Nya. Sumber dari segala sumber talenta. 

Selamat menghabiskan waktu akhir pekan Anda. 

Kalideres, 15 November 2020