Tantangan Menulis Hari ke-46

Oleh: Bernardus Ari Kuncoro

Hujan deras melanda. Pukul delapan lebih tiga puluh malam. Istri masih praktik melayani sedikitnya 17 pasien mata. Aku habis makan malam dengan nasi ikan tengiri balado dan oseng bihun telur yang dimasak tadi pagi. Sementara ananda melahap nasi sayur bening wortel sawi hijau dan ayam kampung rebus. Penuh sekali perut ini. Tiga suapan terakhir anakku tidak bisa habis. Aku jualah yang menyelesaikannya.

Ngomong-ngomong pernahkah Anda mengalami masa-masa ini? Sesuatu yang seharusnya bisa dihindari. Tetapi terjadi. Dan, akhirnya cuma bisa menyalahkan diri sendiri.

Ceritanya begini. Sore itu aku baru saja melakukan transaksi transfer bank. Membayar uang kursus musik. Bukan aku yang kursus. Anakku les piano. Istriku kursus biola. Habis beres, token bank berwarna biru mirip kalkulator mini tidak langsung aku simpan lagi ke tempatnya. Tergeletak saja di meja komputer.

Aku lantas melanjutkan pekerjaanku. Jumpa virtual rentetan harus dihadapi. Anakku bermain-main di sekitar meja kerjaku. Token dia ambil dan tekan-tekan. Sampai terkunci. Token tertulis Lock. Tanpa ada kata Down.

Aku hanya bisa menyesal.

Langsung kucari pemecahan masalah ini di Google. "Bagaimana cara mengatasi masalah Key BCA yang ke-lock?" Hasilnya? Tidak ada cara alternatif. Besok aku mesti ke Bank.

Ah, andai bisa memutar waktu, aku akan simpan baik-baik dan tak perlu repot.

Tapi sudahlah, biar jadi cerita dan nasihat bagi para orang tua. Agar menyimpan baik-baik barangnya. Ingat, 'barangnya'. Agar apa? Supaya tidak dikira mainan.

Pengin memutar waktu. Biar tidak pilu.

Masih sedikit keki, kawan!

Sekian.

Kalideres, 15 September 2020