Siang itu Zulham ikut ayah pergi ke jasa pencucian mobil. Saat asyik memerhatikan mobil yang dicuci tiba-tiba ayah memanggil Zulham, “Zul, sini duduk sini, Nak”

“Ada apa, Yah?”

“Ngobrol sama ayah. Coba kamu cerita tentang cita-citamu?”

“Aku belum tahu,Yah.” Jawab Zulham tersipu.

“Hahaha. Kamu tahu apa arti namamu, Nak?” Tanya ayah sambil tertawa.

“Nggak, dan kenapa Ayah tertawa, apa yang lucu?”

“Zulham itu artinya yang punya cita-cita, masak kamu nggak punya cita-cita.”

“Masih bingung, Ayah”

“Coba kamu perhatikan orang-orang disekeliling kita. Ada banyak profesi yang kamu lihat.”

“iya, Yah. Di seberang jalan ada penjual Koran, ada penjual bakso, ada penjual mainan, dan tukang tambal ban.”

“Coba kamu lihat yang di sini, yang sama seperti kita, sedang memakai jasa cuci mobil.”

“Ada polisi, dokter, dan jaksa.” Jawab Zulham mantap.

“Pintar. Kok kamu bisa tahu profesi mereka?

“Dari seragamnya, Yah.”

“Dari semua yang kamu sebut tadi, ada yang kamu pilih jadi cita-citamu?”

“Nggak ada, Yah. Tapi setelah dipikir-pikir, aku mau jadi ustadz saja seperti Ayah.”

“Alhamdulillah. Ayah doakan cita-citamu terkabul.”

“Amiin. Makasih doanya,Yah.”

“Nah, sekarang sudah tidak bingung lagi ya, kalo ditanya cita-citanya.”

“Iya, Yah.”

“Selagi masih kecil, masih banyak waktu untuk meraih cita-citamu. Tugasmu adalah belajar dan terus berusaha untuk meraihnya. Jangan lupa berdoa pada Allah. Ikhtiar terus, Allah yang menentukan hasilnya. Semangat ya, Zul.”

“Insya Allah.”

“Itu baru anak ayah.”

Obrolan berakhir bersamaan dengan petugas yang menyerahkan kunci mobil, tanda mobil sudah selesai dicuci. Meskipun singkat, Zulham mendapat banyak pelajaran.