Berburu Aglonema
Pagi itu Poninten berangkat lebih pagi. Setelah pekerjaan paginya beres dan suaminya berangkat bekerja , Poninten menyusul dengan motor bututnya. Ibu mertua yang dipamiti agak terheran kok sepagi itu sudah berangkat. Dengan penjelasan pendek karena ada sesuatu yang harus diselesaikan akhirnya ibu sepuh itu maklum.
Poninten melaju dengan kecepatan lebih dari biasanya. Seolah ada sesuatu yang dikejarnya. Jalanan yang masih agak sepi membuatnya leluasa melajukan kendaraannya. Dengan lincah dia melampaui beberapa kendaraan di depannya. Sebelum perempatan kira-kira 3 kilo dari sekolah tempatnya mengajar , Poninten menghentikan kendaraannya. Diparkirnya kendaraan di dekat warung bubur. Penjual bubur menganggukkan kepalanya memberinya senyuman mengira ada pembeli baru singgah. Rupanya dagangan yang di sebelahnya yang di lirik, tanaman hias. Setelah menanyakan siapa penjualnya ibu pemilik warung bubur itu memanggil suaminya yang masih berselimut sarung. Setelah ada sedikit tawar menawar akhirnya dilepasnya dua jenis Aglonema, tanaman yang sekarang lagi ngetren, dengan selembar warna biru. Poninten merasa lega apa yang sudah diincarnya beberapa hari ketika melewati jalan itu bisa berpindah ke tangannya, dengan harga yang jauh di bawah perkiraannya.
Setiba di sekolah, tanpa menurunkan tanaman yang dibelinya dari motor, Poninten langsung menerapkan protokol normal baru; mencuci tangan dan mendekati petugas pengukur suhu badan. Setelah semuanya beres dia bergegas ke ruang guru. Baru ada beberapa teman guru yang datang. Tak lama berselang, bermunculan teman-teman yang lain. Ada seorang temannya yang menaruh perhatian pada tanaman di motornya. Setelah diceritakan bagaimana tanaman itu bisa jadi miliknya teman itupun ingin mendapatkannya. Alhasil, besoknya sepulang sekolah mereka berdua menuju tempat yang sama. Kali ini yang keluar bukan suaminya tapi ibu penjual bubur itu. Tawar menawar terjadi tapi si istri pedagang tanaman itu tetap mempertahankan harga . Kesepakatan terjadi dan teman Poninten membawa pulang dua tanaman yang mirip dengan yang dibelinya dengan lembaran merah 2 kali lipatnya. Pesan moralnya, besok lagi kalau mau berburu Aglonema lagi harus pagi-pagi sebelum penjualnya pergi berkeliling. Kalau perlu dalam kondisi dia setengah mengantuk. Pasti murah.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
haha...asyik bun salam literasi
Teri.akasih bun. Masih perlu banyak latihan
Ceritanya bagus tp msh kurang kejutannya di akhir bu..saran sy pesan moral diganti tips membeli bunga karna kalau pesan moral harusnya mengandung karakter baik, maaf ya bu bkn mnggurui kita sm2 belajar, slm kenal bu sy sdh follow di tunggu krisannya pd tulisan saya, slm literasi
Terimakasih banyak bu Leni. Salam kenal juga bu.
Sangat bermanfaat, Bu. Keren...
Thanks diajeng
Keren bunda
Terimakasih bun. Salam literasi
Heheheh keren bunda
Terimakasih bu. Salam literasi juga
Boleh bun. Terimakasih
Mantap Bun.Nanti di coba ya!
Boleh bunda. Terimakasih sudah singgah