3 Januari 2019 @Kolom

Siapa yang tak kenal dengan Srikandi. Tokoh wayang wanita. Salah satu istri Arjuna dalam wayang Jawa. He he kadang berkhayal pengin jadi Arjuna. Eh banyak lelaki yang mesam – mesem. Mungkin punya khayalan yang sama dengan saya. Huhu. Kembali ke Srikandi. Entah sejak kapan nama Srikandi dipakai sebagai simbol wanita hebat. Mewakili bidang dan profesi masing – masing.

Siapa juga yang tak kenal Batang. Salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Kabupaten ini terbilang masih muda. Terus berkembang memoles diri.

Dalam bidang literasi, 18 Agustus 2018 dapat dijadikan sebuah momentum. Salah satu Srikandi Batang diundang ke Jakarta, gedung perpustakaan Kemdendikbud. Narasumber Seminar Komunitas Pecinta Buku terpampang pada Srikandi ini. Dari enam narasumber, empat diantaranya Srikandi.

Sungguh beruntung. Saya terpanggil sebagai salah satu peserta seminar. Aula gedung perpustakaan menjadi saksi. Keakraban selama lima tahun sebagai Instruktur Kurikulum berlanjut. Kesamaan visi ingin berkontribusi bagi perkembangan Batang menjadi pelecut. Berfikir keras, berkaca dengan daerah lain.

Pelatihan. Istilah mediaguru kelas. Ya pelatihan. Untuk bisa menulis buku diawali dengan pelatihan. Acara seminar pun belum dimulai. Tapi pelatihan di Batang mulai terkonsep. Saya takjub. Srikandi ini narasumber, piawai menggawangi literasi Batang. Tapi lowongan ketua diberikan kepada saya. Huhu. Baru pertama kali kenal dengan mediaguru mesti jadi ketua pelatihan.

Cerita tak berhenti di sini. Srikandi ini memoles diri meningkatkan kompetensi diri. Kelas editor Semarang menjadi pilihan. Niat hati ikut berpartisipasi. Apa daya kelas menulis belum sempat saya ikuti.

Beberapa saat setelah kelas editor Semarang usai, cerita semakin menjadi. Srikandi ini terpilih sebagai peserta terbaik. Peringkat satu. Luar biasa. Kegigihan yang sangat menginspirasi. Berbagi waktu mengasuh si buah hati. Berbagai kegiatan bisa dilalui dengan sangat baik. Luar biasa.

Awal tahun 2019 ini Batang boleh berbangga hati. Betapa tidak. Srikandi ini berhasil digandheng mesra jajaran editor mediaguru. Selamat. Selamat sahabatku. Inspiratorku. Motivatorku dalam literasi.

Sungguh. Iya betul sungguh. Srikandi yang lain siap menyusul. Betapa tidak. Sekitar 81 % peserta sagusabu Batang adalah Srikandi. Editor kelas Batang adalah Srikandi. Temu kangen penulis di Pagilaran adalah para Srikandi. Huhu. Menyesal juga tidak bisa berbaur dengan para Srikandi. Bertepatan dengan TOT sasisabu Batu Malang. Tapi tenang, saya sudah pasang beberapa informan di berbagai penjuru Pagilaran. Villa dan kebun teh tempat yang utama.

Beberapa kesimpulan bisa dijadikan benang merah. Pertama, para Srikandri tidak akan berlepas diri dari peran seorang wanita. Memasak, mengasuh anak dan melayani suami ( bagi yang sudah berumah tangga ) tak akan dilewatkan. Kedua, sesibuk apapun para Srikandi, kegiatan menulis akan tetap dan terus dilakukan. Karya demi karya. Buku demi buku akan dilahirkan. Lebih sering dan nikmat dari pada melahirkan buah hati. Ketiga, kekompakan dan kebersamaan yang terjalin diantara para Srikandi akan terus dijaga dan dipelihara. Seragam kaos merupakan salah satu upaya. Huhu. Habis ini seragam apa ya ? Temu kangen merupakan salah satu langkah. Hehe. Habis ini ada agenda apa ya ?

Keempat, maaf informan saya tak mau lagi berbagi data. Hehe. Mungkin karena honornya tak seberapa. Mengobati rasa dingin di Pagilaran bukanlah hal yang mudah bagi yang belum terbiasa. Terus memanah Srikndi Batang. Saya siap menjadi sasaran. Ups. Maksud saya siap membantu amunisi. Sebagaimana Srikandi membutuhkan Jokokandi ( maaf, istilah editor saya lho ). Para Jokokandi, mari bersinergi. Literasi Batang harga mati.