Ceramah Ustad Arafat
Namanya Yusuf, usianya satu setengah tahun. Kalau saudara bertemu dengannya, sudah pasti tak akan tahan untuk tidak mencubit dan menciumnya. Keponakan saya yang satu ini memang menggemaskan sekali. Saya sendiri sudah tentu sering menggodanya dan membuat tertawa.
Bocah mungil itu belum bisa bicara kecuali hanya kata-kata acak saja layaknya balita yang lain. Menurut artikel tumbuh kembang bayi yang saya baca, proses belajar bicara kepada orang lain memang membutuhkan waktu lama.
Usia enam bulan hingga satu tahun sudah mulai cerewet meskipun tidak bisa kita pahami. Menuju usia dua tahun belajar merangkai dua kata. Mereka juga berusaha menjelaskan kepada orang lain apa yang dilihat, dirasakan, atau diinginkan.
Semua manusia mengalami fase belajar bicara seperti ini. Anak balita tak pernah bosan membiasakan diri untuk bisa bicara. Hingga akhirnya mereka benar-benar terbiasa. Tahapan ini selesai di usia kecil. Menginjak dewasa, kita tak perlu lagi belajar bicara kepada orang lain. Melainkan kita harus masuk ke tahap berikutnya.
Yaitu belajar bicara kepada Allah. Berapa banyak orang dewasa yang tidak tahu caranya berdoa kepada Allah. Adabnya bermunajat. Sikap hati dalam meminta. Karena mereka tidak belajar, dan tidak pula membiasakan. Orang dewasa memang ingin yang serba instan.
Cobalah kita cari tahu kapan waktu-waktu paling sesuai untuk berdoa. Jika penjual es krim menjajakan dagangannya di tengah hujan salju, bukan produk yang jadi masalahnya, tapi waktu yang tidak sesuai. Berdoa juga demikian. Saya menyebutnya sebagai _winning time._ Waktu-waktu yang paling berpotensi untuk dijawabnya doa.
Misalnya saat hati tiba-tiba tersentuh dengan Kebesaran Allah sampai menitik air mata tanpa disadari. Sebuah pengakuan bahwa kita hanya hamba, mendadak menyelimuti diri kita. Mungkin kita pernah mengalami. Sebenarnya itulah pertanda Allah sedang membuka "winning time" khusus untuk kita. Cepat-cepatlah berdoa di momen tersebut.
Cari tahu pula doa seperti apa yang disukai Allah. Maka awali dengan doa tersebut, sebelum menyelipkan doa yang kita siapkan. Bayangkan kita mengajak bicara tentang bisnis kepada orang yang sedang berduka ditinggalkan salah satu keluarganya. Orang itu tak akan mau dengar, karena kita salah tema bicara.
Mendoakan orang tua adalah salah satu doa yang disukai Allah. Mendoakan kaum muslimin juga demikian. Masih terngiang dengan jelas nasihat almarhum guru saya, "Orang yang menangis saat memohon ampun untuk diri sendiri, itu biasa. Orang yang menangis saat memohon ampun untuk kaum muslimin, itu baru luar biasa!"
Inilah yang saya sebut sebagai _winning word_ yaitu kalimat-kalimat doa yang bisa meraih ijabah Allah. Doa yang bersumber dari Al-Quran, Hadist, dan doa yang dirangkai para ulama saleh tak diragukan lagi merupakan _"winning word."_
Jika _winning time_ dikombinasikan dengan _winning word_ maka jadilah _winning formula._ Yaitu suatu pola kemenangan dalam meraih keridhaan Allah. Tentu semua perlu dibiasakan terlebih dahulu. Ingatlah jika belajar bicara kepada orang lain saja perlu waktu lama, apalagi belajar bicara kepada Allah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar